Halo Suamiku!

Pria Tampan 



Pria Tampan 

0Apa yang sebenarnya terjadi?      

Entah kenapa, Su Li merasakan firasat buruk.      

Sebenarnya, dia selalu berpikir jika adik laki-lakinya juga menyukai Ye Zi, hanya saja tidak ada kesempatan bagi keduanya untuk menjalin cinta.     

Jika Ye Zi benar-benar terjerat dengan orang lain, lalu bagaimana dengan adiknya?      

Apakah pasti ia akan menjadi sangat khawatir?      

Dan jika adiknya tahu bahwa ada perbedaan besar antara dirinya dan pria lain itu, bukankah itu akan membuat adik Su Li semakin cemas?      

Dan sekarang.     

Ini sudah terlambat untuk dipikirkan, karena semakin memikirkannya, semakin Su Li menjadi khawatir. Akhirnya, dia segera mengucapkan selamat tinggal kepada Jamo, mengambil tasnya, lalu mengejar dua orang itu.     

Tidak, bagaimanapun, dia harus mengawasi mereka dengan baik.     

Markas mereka yang ada di Roma terletak di pusat kota, ramai dan sibuk.     

Bangunan dasarnya setinggi 99 lantai, dan itu adalah sebuah gedung perkantoran yang tinggi. Faktanya, memang ada orang di setiap departemen yang menempati gedung itu.     

Tapi tidak ada yang bisa membayangkan bahwa kelompok senjata misterius itu ada di sini.     

Di jalan tepat di seberang markas, ada sebuah kafe.     

Kafe ini sangat populer.     

Tidak hanya lingkungan dan fasilitas kelas satu yang tersedia di sana, tetapi juga pemilik baru yang bukan orang lokal.     

Dia adalah orang dari Ukraina.      

Seperti yang kalian tahu seperti apa negara Ukraina itu. Itu adalah negara yang kaya akan wanita cantik.     

Dan bos cantik ini, penampilannya terlihat manis, perawakannya tinggi, lingkar dadanya tipis, juga kulit kaki yang panjang dan putih.     

Banyak orang datang untuk minum kopi di sana.      

Dan di kafe saat ini.     

Seorang pria kurus dengan celana panjang hitam dan kemeja V-neck duduk di depan bar.     

Dia sedang berbicara dengan seorang wanita.     

Dia tidak hanya memiliki fitur wajah yang halus, tetapi juga memiliki sepasang mata layaknya bunga persik yang menarik. Saat berkedip, dia seolah-olah bisa mengucapkan kata-kata cinta pada siapapun yang melihatnya.     

Dia adalah Su Xun. Sejak kecil, dia suka mengajak gadis-gadis untuk makan, dan kebiasaan itu terbawa sampai dia tumbuh sebesar sekarang.      

"Su Xun, sebentar lagi siang. Enaknya kita pergi dan makan bersama. Aku tahu makanan Jepang yang enak."     

Anna menyentuh tangannya, tanpa ada arti yang dalam.     

Gaun V-neck merah yang dikenakan gadis itu membuat dadanya terlihat penuh dan seksi.      

Itu terlihat sangat menarik.      

Tapi Su Xun sedikit terkejut, dan kemudian dia seperti tersadar akan sesuatu, "... Hm, Anna, sepertinya aku tidak punya waktu siang ini..."      

Anna menurunkan senyum di bibirnya sembari menggoyangkan dua buah dadanya yang sedikit mencuat, yang membuatnya bergetar, lalu dengan suara manja dia berkata, "Baiklah, baiklah, kamu akan menemani yang lain…..."     

Ini goyangan yang bagus. Su Xun hampir tidak bisa menggerakkan matanya. Sebenarnya, dia juga tidak menginginkannya, tetapi tampaknya itu hanyalah naluri tubuh manusia.     

Sampai akhirnya, dia kembali membuka suaranya, "Itu, kalau begitu, baiklah. Tapi aku harus menelpon seseorang terlebih dulu."      

Anna memang sangat seksi. Pria manapun yang tidak memiliki pendirian teguh, pasti tidak akan tahan saat melihatnya seperti itu.      

Setelah mendengar itu, Anna tertawa dan segera membersihkan diri. Sementara Su Xun yang baru saja menyetujuinya segera menyesali keputusannya.      

Baru saja, kepalanya terasa panas dan tidak tahan saat melihat dua buah dada Anna yang bergetar tepat di depannya. Dan kenyataannya, dia memang tidak ingin pergi. Biasanya, saat siang hari, dia akan kembali dan mengajak Ye Zi makan bersama, tapi karena saat ini dia bersama Anna, dia memutuskan untuk menelpon Ye Zi.      

Pagi tadi, dia tidak kembali. Jadi, gadis konyol itu pasti kelaparan, bukan?      

Dia menyingkir ke sisi lemari kafe yang ada di sebelah kaca, dan dia melihat mobil berlalu lalang di luar sembari menelpon Ye Zi. Setelah berdering beberapa kali, panggilan itu tidak tersambung. Dalam hati dia berkata, "Ada apa? Apa yang terjadi? Bagaimana mungkin dia tidak menjawab telepon?"     

Tak lama, tiba-tiba sebuah Maybach mewah datang dari arah berlawanan dan berhenti di depan kafe itu.      

Seorang pria tinggi tegap turun. Dia mengenakan setelan jas dan memiliki wajah yang tampan——     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.