Halo Suamiku!

Entah Hidup atau Mati (3)



Entah Hidup atau Mati (3)

0Kebisuan Leng Yunchen diartikan sebagai sebuah persetujuan.     

Jadi hari itu, ia dan Rong Zhan segera merundingkan solusi yang masuk akal dan kemudian bersiap untuk mengirim personel.     

Hanya saja, tepat sebelum rencana dilaksanakan, muncul masalah penting——     

"Yang paling penting bagi kita sekarang adalah mengetahui keberadaan Xiaomo. Siapa yang tahu di mana dia? Bagaimana kita bisa menemukannya?" hati Sang Xia serasa seperti sedang digantung dengan tali yang ditarik kuat. Menurutnya, tidak peduli bagaimana cara menghadapi orang-orang itu, yang jelas, tugas paling mendesak untuk sekarang adalah menemukan keberadaan Xiaomo terlebih dulu.     

Kemudian tampak Rong Zhan melihat arlojinya, lalu matanya jatuh ke arah pintu sambil berkata dengan suara yang dalam, "Kesalahan mereka adalah meninggalkan arloji satelit penentu posisi lebih dari pukul 3:00 pagi ini. Jadi itu akan secara otomatis mengirim pesan ke markas, tepat di satu detik sebelum signal arloji memunculkan tanda bahaya. Dan setelah menerima informasi itu. Aku telah memberitahu seseorang yang kebetulan berada di kota terdekat untuk membantu kami menemukan Xiaomo. "     

"Siapa?!"     

"Siapa?!"     

Tanya Leng Yunchen dan Sang Xia secara bersamaan.     

Kembali Rong Zhan melirik ke arah pintu lagi. Dan tepat di saat itu, bel pintu tiba-tiba berbunyi, yang berhasil memecah suasana beku di dalam ruangan.     

Sontak Sang Xia memandang Rong Zhan, lalu bangkit perlahan untuk membuka pintu.     

Siapa yang Rong Zhan maksud sebenarnya?     

Bagaimana bisa ia menemukan keberadaan Xiaomo?     

Sejujurnya, baik Leng Yunchen maupun Sang Xia sama sekali tidak menduga akan adanya kecelakaan itu. Bahkan tak satu pun dari mereka bisa memikirkannya. Hanya saja, sudah terlambat untuk menyesal.     

Pintu terbuka tepat di saat seseorang di luar hendak memencet bel sekali lagi.     

Alhasil, dua orang yang saling berhadapan kini hanya mampu tercengang di saat yang bersamaan.     

"Xu, Xumo!" pekik Sang Xia dengan bingung.     

Orang yang dimaksud Rong Zhan adalah Xu Mo.     

Xu Mo, pemuda yang hampir meninggal ketika ia bertemu Sang Xia yang juga berada di gurun untuk menemukan Rong Zhan sekitar dua atau tiga tahun yang lalu. Namanya Xu Mo dan ia menyelamatkan hidup Sang Xia saat itu.     

Kemudian, setelah berhasil menemukan Rong Zhan, mereka bertiga mengalami banyak kesulitan di padang pasir.     

Lalu, keluarga Xu Mo hancur, ayahnya bunuh diri dengan hutang yang sangat besar, sedangkan ia dibebani dengan semua hutang itu. Akhirnya, di bawah asuhan Rong Zhan, ia bekerja di kelompok senjata.     

Tentu saja, Sang Xia tahu betul bahwa Rong Zhan tidak akan membantu jika saja Xu Mo tidak menjadi mahasiswa MIT, universitas teknik top dunia.     

"Kak Sang, kamu juga di sini?! Ini aku. Aku baru pulang dari rumah dan baru saja turun dari pesawat."     

Tampak Xu Mo mengenakan celana casual cokelat, kemeja kotak-kotak panjang, kacamata bingkai hitam dan memegang laptop di lengan, seolah terlihat sedang terburu-buru.     

Tentu Sang Xia sudah begitu lama tidak melihatnya setelah tinggal di Kota, meskipun Xu Mo sendiri juga telah bekerja di markas.     

Hanya saja, satu hal yang paling mencolok bagi Sang Xia adalah sosok Xu Mo yang tampaknya telah kehilangan sebagian auranya sebagai mahasiswa asli. Justri kini, ia terlihat memiliki lebih banyak persona seorang pria yang telah mapan bekerja.     

Dewasa dan dapat diandalkan.     

Benar-benar berbeda dari anak muda naif yang tidak tahu kesulitan dunia pada awalnya.     

"Ternyata Rong Zhan mencarimu. Mari kita bicara di dalam. Bagaimana kamu bisa menemukan seseorang yang menghilang begitu saja?"     

Sang Xia lekas menariknya sembari bertanya dengan cemas.     

Xu Mo pun segera menurunkan kacamatanya setelah mendapat pertanyaan itu, "Aku baru menemukan mesin transmisi memori berteknologi tinggi seminggu yang lalu. Meski kita tidak dapat menemukannya secara langsung saat ini, tetapi kita bisa menemukannya melalui orang-orang yang telah menghubunginya. Hanya saja, sebelum menggunakan barangku, kita harus membunuh orang hingga dia mati."     

"Di mana barangmu dan bagaimana cara menggunakannya?"     

Tanya Sang Xia bingung.     

Detik berikutnya, Xu Mo melepas ranselnya dan mengeluarkan mesin hitam kecil seukuran kepalan tangan——     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.