Halo Suamiku!

Entah Hidup atau Mati (2)



Entah Hidup atau Mati (2)

2Rasa sakit semacam itu tampaknya lebih dari sekadar khawatir, melainkan jelmaan dari rasa takut.     

Selain itu.     

Lebih dari yang bisa dikatakan, ia merasa rasa sakit ini benar-benar berhasil menembus hatinya.     

Membuat Leng Yunchen sangat takut sekaligus bingung.     

Sampai akhirnya, ia turun di gerbang sebuah hotel.     

Tampak di sana, seorang pria dan wanita berdiri di luar pintu.     

Seperti sedang menunggu kedatangan Leng Yunchen.     

Siapa lagi jika bukan Rong Zhan dan Sang Xia.     

Mereka memang berada di Kota G, sementara Leng Xiaomo sendiri adalah anggota di markas. Jadi meskipun ia bukan anggota inti, tetap saja ia bagian dari mereka. Gadis kecil itu telah menjadi keluarga mereka juga. Dengan begitu, mereka tentu tidak akan membiarkan keluarga mereka mengalami kecelakaan dan diganggu oleh orang lain.     

Alhasil, setelah Leng Yunchen turun dari mobil, Sang Xia menatapnya dari jauh dengan ekspresi yang tampak rumit.     

Bahkan bibirnya terlihat terkatup rapat.     

Ya, Sang Xia benar-benar tidak menyangka jika Leng Yunchen akan sekhawatir ini. Seorang pria yang sangat dingin dan galak di hari-hari biasa, berani dan kejam, saat ini, pakaiannya terlihat berantakan, matanya merah dan tampilannya benar-benar kacau..     

Tentu saja Leng Xiaomo sangat penting baginya. Semua orang pun bisa melihatnya meskipun hanya sekilas.     

Tapi mungkin.     

Ada alasan lain, tidak ada yang tahu?     

Leng Yunchen sendiri tidak pernah tahu.     

Jadi saat itu juga, Rong Zhan berkata dengan suara yang dalam ketika mengajak Leng Yunchen masuk ke dalam hotel, "Berita mengabarkan jika kemungkinan alasannya adalah kegagalan fungsi pesawat dan hilangnya kontak. Tapi kami menganalisa jika itu mungkin pembajakan dan tujuannya hanya satu orang."     

Punggung Leng Yunchen seketika terasa dingin. Jelas, apa yang paling ia khawatirkan benar-benar terjadi.     

Sementara itu, Sang Xia yang turut naik ke dalam lift memandang Leng Yunchen sejenak, sebelum akhirnya berkata perlahan, "Karena arloji pelacakan posisi satelit milik Xiaomo telah dihapus dan dihancurkan secara sengaja dan kami telah mengunci posisi terakhirnya berada di Samudra Atlantik, di mana itu berada seratus mil di tengah laut tanpa pulau."     

Jantung Leng Yunchen sontak berhenti tiba-tiba, bahkan wajahnya begitu muram setelah mendengar penuturan ini.     

"Dia, akankah dia…"     

"Tidak, jika hanya ingin membunuhnya, mereka tidak akan dengan sengaja merusak jam tangannya. Yang jelas, mereka tidak ingin kita menemukan jejak dan keberadaannya," ucao Sang Xia seraya menarik napas dalam-dalam. "Jadi ada kemungkinan besar Xiaomo masih hidup, tapi dia dibawa pergi oleh mereka."      

Ya, mereka hanya mengambilnya.     

Hanya saja, ketika Leng Yunchen mendengar ini, pikirannya seketika melayang pada eksperimen virus manusia hidup yang ia lihat dari rekaman Professor Han. Kepalanya sontak berdengung dan wajahnya benar-benar memucat.     

Tidak, tidak bisa.     

Kini, Leng Yunchen menyadari bahwa ia tidak hanya takut Leng Xiaomo akan mati, tetapi juga takut jika mereka akan menyiksanya hidup-hidup dengan virus itu, atau melecehkannya, dan melakukan banyak hal kejam padanya.     

Apalagi Leng Xiaomo sangat kurus.     

Ia baru berusia awal dua puluhan. Meskipun memiliki temperamen yang keras kepala, tapi ia masih seorang gadis kecil. Jadi bagaimana bisa ia menahan itu semua?     

Entah kenapa, hati Leng Yunchen berkedut kesakitan ketika memikirkan bayangan-bayangan kejam yang dilihatnya dalam video ponsel milik Profesor Han.     

"Ah Chen, meskipun kemungkinan Xiaomo terbunuh sangat kecil, tapi bukan berarti tidak mungkin. Di jam satu malam nanti, ruang hidupnya akan lebih kecil lagi. Aku akan memberitahu orang-orang di markas. Dan satu lagi, aku tahu kamu sedang dalam suasana hati yang buruk sekarang, tetapi kamu harus membawa anak buahmu untuk membantu pencarian kapan saja."     

Terang Rong Zhan dengan suara dalam dan wajah serius.     

Berbeda dengan Leng Yunchen yang justru menunjukkan warna merah di matanya begitu mendengar ucapan Rong Zhan——     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.