Halo Suamiku!

Tinggal Bersama (6)



Tinggal Bersama (6)

1Tanpa sepatah kata pun, ia langsung berlari masuk ke dalam kamarnya sendiri sembari membanting pintu.     

Tentu saja, Sang No yang melihatnya berpikiran jika gadis itu seolah takut bertemu hantu hingga bersikap demikian. Alhasil, ia hanya mampu berdiri di sana dengan tampilan bodoh, dengan satu piyama yang masih tergenggam di tangannya, "..."     

Bibirnya sedikit terbuka, namun ia tidak memiliki waktu untuk mengatakan sepatah kata pun sebelumnya.     

Padahal ia hanya ingin memberikan piyama itu. Hanya saja, kenapa rasanya begitu sulit?     

Setelah dua rintangan yang tidak mampu ia lewati itu, akhirnya, Sang No menarik napas dalam-dalam. Kali ini, ia memantapkan hati untuk berjalan ke depan dan mengetuk pintu.     

"Tok tok tok."     

"..." Tidak ada jawaban dari dalam.     

Mau tak mau, Sang No mengetuk pintu lagi sembari berkata dengan tenang, "Xiaoyang, buka pintunya."     

Setelah beberapa detik berlalu, ia baru mendengar suara kecil seperti nyamuk, "Apa yang ingin kamu lakukan?"     

Sontak, Sang No terbatuk tak terkendali. Melihat bahwa An Xiaoyang sangat waspada, pasti ada sesuatu sebelumnya yang berdampak besar padanya. Bahkan membuatnya tidak berani membukakan pintu untuknya.     

Tapi ia tetap menjawab dengan tenang saat ini, "Aku hanya ingin memberimu piyama."     

Setelah beberapa saat, baru terdengar ada gerakan di dalam. Kemudian pintu perlahan dibuka, tetapi hanya ada celah sempit dan sebuah tangan kecil yang keluar…     

Bahkan ia tidak berani sedikit pun menampilkan wajahnya.     

Hal itu seketika membuat Sang No benar-benar kehabisan kata-kata, "..."     

Akhirnya, ia menyerahkan piyama yang sedari tadi ia genggam dan berkata dengan serius, "Ingatlah untuk memperbesar suhu AC saat kamu tidur, jangan sampai masuk angin. Aku juga sudah meletakkan selimut di bawah tempat tidurmu. Um… dan itu bajuku. Terpaksa kamu harus memakainya dulu sebelum membeli yang baru ketika kamu punya waktu besok."     

Sampai pada kalimat ini, Sang No berhenti sejenak, lalu berkedip selama sesaat, dan kemudian menghela napas, "Aku sudah selesai."     

"... Uh huh, aku tutup."     

Setelah mengatakannya, tanpa menunggu tanggapan lain dari Sang No, An Xiaoyang langsung menutup pintu dan menguncinya dari dalam..     

Kini, di luar hanya menyisakan Sang No yang masih berdiri di sana tanpa tahu harus berkata apa, "..."     

Tampaknya ia benar-benar dianggap sebagai binatang buas.     

Awalnya, ia masih ingin mengatakan sesuatu untuk membela diri, namun setelah menimbang-bimbang, akhirnya ia menyerah, menjatuhkan tangannya, dan menghela napas pelan.     

Alhasil, dengan lembut ia hanya berbisik di balik pintu An Xiaoyang, "Selamat malam."     

Tanpa membuang waktu lagi, ia segera berbalik, kembali masuk ke dalam kamarnya sendiri, dan menutup pintunya.     

Malam itu.     

Keduanya tinggal dengan aman di kamar masing-masing. Setelah An Xiaoyang akhirnya tidak harus bekerja, ia memutuskan untuk belajar hingga larut karena ingin membuat lompatan dalam nilainya sebanyak mungkin. Bahkan ia belum juga tidur hingga jam dua pagi.     

Kini, ia benar-benar mengenakan piyama milik Sang No. Tubuh kecilnya terbungkus kemeja longgar, yang menunjukkan dua kakinya yang kecil dan kurus, dan bahkan memberikan sentuhan seksi.     

Dan saat ini, ia sudah merasa sangat lelah. Ia tertidur segera setelah naik ke ranjang dan tidak bermimpi sepanjang malam saking nyenyaknya ia tertidur.     

Namun sangat berbeda dengan Sang No.     

Jantung dan hatinya yang bekerja tidak normal malam ini membuat kualitas tidurnya terganggu..     

Ia seperti mendapat mimpi.     

Sebuah mimpi yang di dalamnya ada dirinya dan An Xiaoyang. Dalam mimpi itu, tampaknya An Xioayang muncul lagi. Melihat tubuhnya yang ramping dan lemah serta dua gundukan yang indah... mimpi ini tampak begitu berbeda, seperti kabut yang menggiurkan, entah nyata atau tidak, samar-samar namun terlihat anggun, tapi tetap saja membuat Sang No berdebar-debar.     

Dan keesokan harinya.     

Sang No dibangunkan oleh suara alarm. Tanpa sadar, ia langsung terduduk dari tempat tidur.     

Tapi tiba-tiba, sepertinya ia merasa ada yang tidak beres dengan dirinya.     

Di sana, ia merasakan ada sesuatu yang basah.     

Dengan ragu, ia memusatkan pandangan pada piyama longgar yang ia kenakan saat ini…     

Sang No terdiam untuk sesaat, "..."     

"Oh, sial! Sialan!" Seketika, Sang No menjambak rambutnya sembari menyumpah serapah dan bergegas bangkit.     

Dalam tujuh atau enam menit berikutnya, Sang No selesai mandi, mengenakan pakaian bersih dan keluar, tapi tepat sebelum keluar——     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.