Halo Suamiku!

Xiao Meibao Menemukan Rahasia Ayahnya (1)



Xiao Meibao Menemukan Rahasia Ayahnya (1)

3"Apa? Kekanak-kanakan? Sayang, dia baru berusia dua tahun! Bahkan masih mau menginjak dua tahun!"     

Apa yang diketahui anak berusia dua tahun? Kini, Rong Zhan merasa jika anaknya tidak sesederhana itu.     

Bukankah usia dua tahun adalah usia yang tepat untuk menjadi kekanak-kanakan?     

Tidak seperti dirinya yang terkadang masih sengaja bersikap kekanak-kanakan saat di depan Sang Xia.     

Sontak, Sang Xia mencibir, "Cepat bawa dia keluar agar aku bisa menjaga telingaku tetap bersih."     

Meskipun Rong Zhan sedikit enggan, tapi ia masih menyetujui untuk membawa gadis kecilnya pergi berbelanja. Bahkan pakaiannya terlihat sangat lucu saat keluar.     

Kali ini, ia mengenakan pakaian berlapis layaknya beruang kutub, syal putih, dan topi bola, sembari digendong ayahnya. Tentu kepergiannya kali ini karena ingin membeli baju baru yang indah untuk suami kecilnya. Dan saat ini, hatinya benar-benar sedang berbunga.     

Begitu naik ke mobil, gadis kecil itu duduk di kursi pengaman. Sepanjang jalan, ia melihat ayahnya menelepon beberapa kali, entah itu pria dan wanita. Yang pasti, ia mendengar apa yang Rong Zhan katakan dengan samar dan bisa mengingatnya.     

Bahkan tidak satu pun kata terlewat dari ingatannya..     

Bagaimanapun juga, kepekaannya terhadap bahasa sangat tinggi.     

Jadi, setelah Rong Zhan menutup telepon, ia menatap anaknya melalui kaca spion dan mendapati gadis kecil itu menendang-nendangkan kaki kecilnya dengan santai. Kemudian, suara kekanak-kanakannya yang lembut terdengar, "Ayah, untuk apa pernikahan itu?"     

Ketika Rong Zhan mendengar ini, tentu ia sangat terkejut. Bahkan ia hampir menginjak rem dengan tiba-tiba.     

Sialan!     

Bagaimana ia bisa melupakan kehadiran bocah kecil ini.     

Alih-alih memperhatikan, ia justru benar-benar mengabaikan kecerdasan putrinya yang bisa memahami bahasa orang dewasa sejak lama.     

Mau tak mau, Rong Zhan menatap mata anaknya yang cerah dan tanpa sadar memarkir mobil di pinggir jalan. Kemudian, ia menoleh ke arahnya dengan gugup dan tatapan serius, "Nak, berjanjilah pada Ayah untuk tidak memberitahu ibu apa yang kamu dengar, oke?"     

Begitu Xiao Meibao mendengar ini, sentuhan keraguan melintas di matanya.     

Tanpa sadar, ia menatap ayahnya dan bertanya penuh keingintahuan,"Ibu, apa Ibu akan sedih?"     

Sesaat setelah Rong Zhan mendengar pertanyaan ini, lubuk hatinya tiba-tiba melunak tanpa bisa dijelaskan, dan ia langsung mengulurkan tangan untuk menyentuh kepala kecilnya, "Tentu saja tidak. Ayah sayang pada ibumu. Dia pasti akan senang ketika tahu, tapi ini bukan waktu yang tepat. Tunggu sebentar lagi, dan kamu akan tahu apa arti kata itu."     

Tentu Xiao Meibao tidak mengerti pada saat itu, tetapi ia masih berkata, "Ayah, Ayah, aku tidak akan memberitahu Ibu..."     

Seketika Rong Zhan merasa lega.     

Dan di detik berikutnya.     

Gadis kecil itu menoleh ke belakang, "Jadi Ayah bisa membelikanku lebih banyak pakaian bagus, kan? Bukankah apa yang aku katakan benar?"     

Kali ini, Rong Zhan benar-benar telah kehabisan kata-kata.     

Kerutan di dahinya juga semakin dalam.     

"Ya, ya, Sayang, semua yang kamu katakan benar."     

Dengan begitu, ia langsung membawa gadis kecil itu untuk membeli banyak pakaian. Sebenarnya, satu hal yang Rong Zhan persiapkan lebih awal sebelum pulang sudah dalam tahap selanjutnya, dan semuanya tidak jauh dari hari itu.     

Awalnya, itu adalah penyesalannya, penyesalan seumur hidup. Dan baru kali ini ia bisa menyelamatkannya.     

Ditambah lagi kali ini, dengan dua anak yang lucu dan pintar, itu akan membuat semuanya jauh lebih sempurna daripada yang rencana awal.     

Tak bisa disangkal, Rong Zhan pasti ingin memberi Sang Xia yang terbaik di dunia.     

Keesokan harinya.     

Su Li bergerak cepat. Tanpa menunggu waktu lagi, ia segera datang bersama dengan anaknya.     

Sementara itu, Xiao Meibao yang sudah lama menunggu di rumah telah bersiap dengan mengenakan gaun yang indah. Melihat itu, Xiao Ba Wanghua terus menangis dan mengatakan bahwa ia ingin mengenakan pakaian yang sama dengan adiknya.     

Saat itu, Sang Xia hampir menertawakannya. Namun, melihat Xiao Ba Wanghua yang sangat rewel dan tidak mau diam, mau tidak mau, ia juga mendandaninya.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.