Halo Suamiku!

Rong Zhan Membereskan Semuanya (1)



Rong Zhan Membereskan Semuanya (1)

3"Tidak, tidak. Mereka memang sudah menginjak di tahun ketiga, jadi memang seharusnya seperti ini."     

Langkah yang diambil Rong Zhan tentu membuat orang lebih menyukainya. Kalau sudah waktunya marah, ya marah, namun jika sudah waktunya rasional, maka tunjukkan seperti apa adanya. Maka, kualitasnya tentu sangat berbeda dengan orang tua siswi yang wajahnya rusak itu.     

Dan setelah Rong Zhan selesai mengatakannya, ia melambai ke arah Sang No, meletakkan tangannya di bahunya, lalu berkata dengan santai, "Sang No, bicaralah dengan kepala sekolahmu dan orang tua ini agar mereka bisa membedakan mana yang benar dan yang salah. Ceritakan seperti apa masalah sebenarnya?"     

Saat itu, keputusasaan dan kemarahan Sang No berangsur-angsur menghilang, dan ia akhirnya membuka mulut dengan tenang, "Memang benar jika aku telah mengambil puntung rokok untuk membuat wajah gadis itu menjadi rusak, tetapi dia-lah yang lebih dulu ingin menggunakan puntung rokoknya untuk membakar teman sekelasku, dan aku hanya memperlakukannya seperti apa yang telah dia perbuat!"     

"Oh? Teman sekelas?"     

"Ya." Sang No dengan lembut mengerutkan bibir tipisnya, melirik ke arah An Xiaoyang, mengulurkan tangannya, kemudian memberi isyarat padanya untuk menampakkan dirinya.     

Pandangan Rong Zhan juga secara tidak sadar melihat ke arah gadis itu, lalu ia mengangguk dan menarik kembali pandangannya.     

"Omong kosong! Kamu berbicara omong kosong! Bagaimana mungkin putriku merokok! Kamulah yang telah merokok! Dasar anak laki-laki mesum yang bergegas ke toilet—"     

"Ya! Aku memang masuk ke toilet wanita!" Sang No menatapnya sembari menjawab dengan dingin. "Aku bergegas masuk karena teman sekelasku dipukuli dan diganggu oleh gadis-gadis ini."     

Saat mengatakannya, Sang No menjulurkan pergelangan tangan An Xiaoyang, menyingsingkan kedua lengan bajunya, dan menunjukkannya kepada publik. Dengan yakin, ia memperlihatkan bahwa lengannya yang putih dan sangat lemah itu penuh dengan bekas cubitan dan pukulan.     

Bahkan ketika Sang No melihat pemandangan itu, sepertinya ia tampak membeku selama satu detik, dan tidak lagi bisa berkata-kata di detik berikutnya.     

Lengan putih dan lemah itu dilapisi dengan tanda biru dan ungu, yang mengejutkan semua orang. Kini, suara Sang No serasa tercekat di tenggorokan dan wajahnya tampak begitu muram.     

Mengetahui bahwa An Xiaoyang telah menderita begitu banyak luka, tentu ia tidak bisa menahan rasa sakit di hatinya ketika semua itu terpapar di depan matanya.     

Rasa sakit itu bahkan membuatnya sulit untuk bernapas.     

Tiba-tiba ia melepaskannya dan berkata dengan dingin kepada semua yang ada di sana, "Mereka sering memukulinya, bahkan tidak hanya sekali atau dua kali. Mengapa mereka harus menggertak seorang siswi perempuan seperti ini? Jika aku tidak buru-buru menyelamatkannya saat itu, mungkin saja dia sudah dibunuh oleh mereka secara hidup-hidup."     

Saat tiba di kalimat akhir, entah apa yang Sang No pikirkan, tapi tiba-tiba ia tertawa dingin, "Sedangkan untuk permasalahan siapa yang sebenarnya merokok, lebih baik kita memeriksa di paru-paru siapa yang mengendap tar nikotin."     

Kini, semua orang dapat melihat cedera yang ada di tubuh An Xiaoyang.     

Dan sebagian besar orang tua yang datang ke sini tahu bagaimana anak mereka dan orang seperti apa mereka, sehingga mereka tidak berani membuat keributan karena telah memukuli anak orang lain. Mereka tentu tidak memenuhi syarat untuk memberikan komentar.     

Namun, hanya ibu dari gadis yang wajahnya hancur itulah yang terus bersikeras.     

Ia tampak sangat malu, namun tidak mau tahu. Untuk membuktikan pernyataannya, ia langsung menyeret putrinya sembari berkata dengan tergesa-gesa, "Memeriksa nikotin apa? Tidak ada apa-apa di dalam tubuhnya! Putriku tidak merokok sama sekali! Kamu, kamulah yang menanamnya dengan sengaja—"     

Tanpa diduga, di bawah perjuangan dan perlawanan gadis itu, sesuatu tiba-tiba terlepas dari lengan bajunya.     

Namun, begitu benda itu melayang ke bawah, gadis itu tiba-tiba menjadi gila dan bergegas mengambilnya, sementara mereka tidak bisa melihatnya dengan jelas.     

Tapi, sayangnya, seseorang satu langkah lebih cepat darinya…!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.