Halo Suamiku!

Cuaca yang Tidak Stabil di Kota G (2)



Cuaca yang Tidak Stabil di Kota G (2)

0Tanpa ragu, Xiao Ba Wanghua langsung didudukkan ke atas lantai.     

Kemudian, Rong Zhan berjongkok dan menatapnya dengan seksama, "Bukakah Ayah sudah memberitahumu untuk jangan mengompol? Tapi kamu justru buang air kecil di tempat tidur sambil berputar-putar. Bagaimana kamu bisa begitu cakap? Di mana kamu akan tidur malam ini? Ibumu pasti tidak akan membiarkanmu pergi ."     

Meski Xiao Ba Wanghua tahu jika dirinya salah, tapi ia tidak bisa menahan wajahnya yang cemberut dan mencoba yang terbaik untuk menyelamatkan dirinya sendiri. Kini, tangan kecilnya menunjuk ke suatu tempat dan berkata dengan lemah, "Celana kecil, Ayah tidak memakaikan celana kecil itu untukku."     

"Kamu!"     

Untuk beberapa saat, Rong Zhan tidak bisa berkata-kata.     

Semua kosakata di benaknya seolah lenyap seketika.     

Oke, semua itu memang salahnya sendiri.     

Tiba-tiba ia berdiri, berbalik pergi, meninggalkan Xiao Ba Wanghua yang terduduk di lantai, dan mengabaikannya begitu saja.     

Namun, Rong Zhan turut serta membawa Xiao Meibao. Bagaimanapun, ini bukan rumah. Jadi tidak ada sprei lain untuk menggantinya. Untungnya, ini adalah presidential suite, sehingga masih ada kamar lain.     

Tapi, hanya ada dua tempat tidur single.     

Kini, Xiao Ba Wanghua menatap ayahnya yang berjalan pergi bersama adiknya. Ia hanya duduk di lantai dengan menyedihkan. Kemudian, ia segera bangkit dengan perasaan bersalah.     

Namun, mengetahui bahwa ia melakukan kesalahan terlebih dahulu, mau tak mau, ia menahan beberapa tetes air matanya dan perlahan bangkit. Tanpa ragu, ia langsung menyusul ayahnya dengan pantat kecilnya yang telanjang.     

Sementara itu, Rong Zhan pergi ke kamar mandi lain dengan Xiao Meibao untuk kembali memandikannya lagi dan Xiao Ba Wanghua mengikuti perlahan di belakang pantat ayahnya.     

"Apa yang kamu lakukan di sini? Pergi ke tempat tidurmu dan tetap di sana."     

Lalu, Rong Zhan menempatkan gadis kecilnya di bak mandi hangat dan memandikannya dengan satu tangan. Sementara ekor kecil di belakangnya hanya menatap dengan wajah yang begitu memilukan. Namun, Rong Zhan hanya melirik dan tidak mengatakan apa pun.     

Xiao Ba Wanghua terlihat termenung, "..."     

Tak lama berselang, Xiao Ba Wanghua memegang tangan daging kecilnya dan bertanya kepada Rong Zhan, "Ayah, apa kamu masih mencintaku?"     

Sontak, Rong Zhan menarik keras sudut matanya, "..."     

Bajingan kecil ini.     

Benar-benar sangat menghibur.     

Alhasil, Rong Zhan berdehem dua kali dengan mata berbinar, "Kamu mengompol di tempat tidur, jadi tidak ada cinta untukmu.."     

Begitu Xiao Ba Wanghua mendengarnya, ia berkedip putus asa seolah kehilangan separuh jiwanya. Kini, air mata yang begitu menyedihkan tak lagi bisa dibendung, "Ayah tidak mencintaiku, aku juga tidak mencintai ayah."     

Sialan!     

Hati Rong Zhan seketika serasa seperti tersengat listrik.     

Dari siapa mulut kecil ini belajar mengatakan hal seperti itu? Istrinya tentu tidak seperti ini. Jadi, apakah bocah itu belajar darinya???     

Dan tentu saja, hal itu melemahkan hati Rong Zhan.     

Bukankah itu hanya mengompol? Bukankah itu wajar? Ketika masih kecil pun, ia tidak percaya jika dirinya juga tidak mengompol.     

Namun–     

Setelah berpikir sebentar, Rong Zhan memutuskan untuk menanggungnya lagi dan memberi anak itu kenangan.     

Saat ini, Xiao Meibao yang tubuhnya penuh dengan gelembung tampak tidak bisa menahan senyum, "Malu, Ba Wanghua malu."     

Seketika, Rong Zhan melirik putrinya ketika ia mendengar pernyataan itu. Tak pelak lagi, kini sorot matanya tampak begitu rumit…     

Rupoanya, gadis kecil ini juga tahu bagaimana menertawakan kakaknya. Apakah ia lupa siapa yang juga mengompol di lantai rumah sebelumnya? Ketika Rong Zhan bertanya, ia tampak tidak merasa bersalah dan terlihat seperti sedang berpikir serius selama sesaat, lalu mengatakan kepadanya bahwa Ibu yang mengompol tanpa perasaan berdosa sama sekali.     

Kini, dengan wajah yang masih sangat memilukan, Xiao Ba Wanghua memegang jubah mandi ayahnya dengan tangan kecilnya, kemudian dengan malang berkata, "Jika Ayah tidak mencintaiku, kalau begitu, dari mana aku berasal?"     

Padahal Ibu dengan jelas mengatakan padanya bahwa ia adalah hasil dari buah cinta Ayah dan Ibu. Ibu juga mengatakan jika cinta Ayah lebih besar untuknya.     

Tak bisa disangkal, kini kepala Rong Zhan benar-benar telah terjerat oleh omong kosongnya. Ia sudah tidak lagi sanggup membendung umpatan dalam hatinya. Alhasil ia melontarkan satu kata dengan kepala hendak meledak, "Tong sampah."     

Anak-anaknya sudah tumbuh dewasa dan ia belum siap.     

Sekarang, tinggal menunggu istrinya keluar.     

Setelahnya, Rong Zhan berjalan keluar dengan gadis kecil yang terbungkus handuk dalam pelukannya. Ia sama sekali tidak memandang Xiao Ba Wanghua. Kali ini, bocah itu benar-benar hanya bisa pasrah. Ia terlihat tidak berdaya dan menyedihkan. Bahkan ia hanya berdiri di tempat dengan pantat kecilnya yang telanjang dan mata berkedip penuh air mata.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.