Halo Suamiku!

Kembalinya Jun Hang (2)



Kembalinya Jun Hang (2)

0Saat ini, ia berjalan sendirian di sepanjang jalan Roma, diam-diam memandangi langit biru, gedung-gedung megah di sekitarnya, dan juga beberapa patung-patung kuno yang berbentuk manusia hidup di gereja yang ada di kejauhan.     

Semua pemandangan ini sangat indah dan memabukkan. Di saat sendirian sembari melihat semua ini, ia hanya merasa benar-benar sangat merindukan seseorang.     

Sekali waktu, ia mendorong kursi rodanya, sementara pria itu mengenakan selimut tipis di kakinya. Lalu dua orang itu berjalan bersama seperti ini.     

Sebenarnya, apa yang salah dengan berada di kursi roda?     

Bahkan terkadang Youyou justru lebih suka saat Jun Hang berada di kursi roda.     

Karena jika kamu mencintai seseorang, kamu akan selalu merasa rendah diri tanpa sadar.     

Meski kamu sendiri sudah luar biasa, tetapi ketika jatuh cinta pada seseorang, kamu pasti akan selalu tertarik dengan apa pun yang ada padanya.     

Terlebih lagi Jun Hang memiliki IQ tinggi, penampilan dingin, dan aura yang luar biasa. Jika seorang pria yang begitu sempurna seperti dirinya dapat berdiri suatu hari nanti, bukankah ia akan dicintai oleh lebih banyak wanita?     

Mungkin itulah sifat posesif yang ada di diri Youyou. Sungguh, ia benar-benar tidak ingin melihat gambaran seperti itu.     

Seorang mantan seperti Claire saja sudah cukup.     

Ketika berjalan melintasi jembatan, ia berdiri cukup lama di sana untuk melihat pemandangan di kejauhan.     

Tapi entah apa yang ia lihat saat itu, yang pasti matanya menangkap pemandangan yang unik dan indah.     

Mobil-mobil di jalan silih berganti menyapu jalanan, lalu sebuah Lincoln hitam yang memanjang melaju perlahan pada jarak puluhan meter darinya.     

Di belakangnya, tiga atau empat mobil hitam mengikuti, seolah-olah mereka sedang melindungi.     

Tak hanya itu, sepasang mata tampan dan acuh tak acuh yang ada di dalam Lincoln hitam itu menatap lurus melalui jendela dan ketika ia melihat sosok kecil di jembatan yang ada di kejauhan, ia sedikit terhenyak.     

Sosok itu tampak sedang melihat pemandangan dari atas jembatan.     

Sementara dirinya yang berada di dalam mobil memandang sosok itu dengan tatapan dalam.     

"Yang Mulia, apa Anda benar-benar akan melakukan ini? Jika mereka mengetahuinya, mereka tidak akan menyerah."     

Suara seorang pria terdengar dari mobil.     

Begitu kata-kata itu terlontar, suara dingin dan acuh tak acuh terdengar perlahan setelahnya, "Jika tidak ada yang memberi tahu mereka, mereka tidak akan tahu."     

Diiringi dengan angin sepoi-sepoi dan awan tipis, dengan pasti dan tegas, ia langsung membungkam pria yang berkata sebelumnya.     

Apa yang dikatakan Yang Mulia barusan sangat berarti, bukan?     

Hanya saja, Yang Mulia berencana untuk pulang.     

Dan mereka semua hanya berharap ia tidak akan ditemukan oleh keluarga kerajaan.     

 ...     

Sampai akhirnya, Youyou berjalan di sepanjang jalan menuju ke Venice Square, memilih salah satu bangku yang ada di pinggir jalan, duduk di sana, lalu memakan sandwich yang telah ia beli sebelumnya.     

Hanya dengan melihatnya duduk sendirian di bangku sembari makan dari kejauhan, sosok kecil itu mampu membuat orang-orang merasa sangat prihatin, tetapi ketika mendekat, seseorang bisa menemukan bahwa ia makan dengan manis dan ekspresinya sama sekali tidak menunjukkan kesedihan.     

"Nona, boleh aku duduk?"     

Suara seseorang yang begitu memikat terdengar setelahnya.     

Suara itu tentu mengejutkan Youyou yang sedang memakan makanannya dengan serius.     

Sontak, ia mendongak, tetapi ketika melihat wajah orang itu, warna cerah di matanya hampir menghilang dengan kecepatan yang terlihat dengan mata telanjang.     

Ti, tidak.     

Tapi, kenapa suaranya sangat mirip?     

Youyou hanya memandang pria tampan yang tampak sederhana dan sopan itu, tetapi entah kenapa, tampilannya terlihat asing. Butuh beberapa saat baginya untuk bereaksi. Hingga akhirnya, ia kembali menguasai diri dan mengangguk sopan, "Tidak masalah. Kamu bisa duduk di sini."     

Setelah mengatakannya, ia tanpa sadar memberi beberapa jarak untuk orang itu duduk di sisinya.     

Tanpa ragu, pria berjaket itu segera duduk setelah dipersilakan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.