Halo Suamiku!

Lamaran Romantis (3)



Lamaran Romantis (3)

3Karena itu, Ye Zi akan menyetujui permintaannya kali ini.     

Sore itu, keduanya berangkat bersama. Su Xun mengenakan mantel dengan kemeja putih bersih di dalamnya dan celana kasual warna hitam. Tak hanya itu, ia juga membawa satu tas ransel di depan, sementara tas ransel milik Ye Zi ia bawa di belakang. Lalu, ia mengulurkan tangannya untuk meraih tangan kecil Ye Zi.     

"Su Xun, aku sangat lelah. Aku sudah tidak ingin mendaki lagi. Apa yang sebenarnya ingin kamu lakukan hari ini? Kenapa kita harus mendaki gunung seperti ini?" Ye Zi tidak tahu apakah semua ini akibat ia kurang berolahraga atau tidak, tetapi yang jelas, ia merasa punggungnya sangat sakit.     

 "Tunggu, sayang, sebentar lagi kita akan sampai. Ini adalah tempat yang kami temukan saat naik helikopter. Setelah mendaki, kita dapat melihat matahari terbenam yang paling indah dan juga pemandangan seluruh Roma. Bintang-bintang berkelap-kelip dari saat matahari terbenam hingga malam. Semua itu sangatlah indah." Kali ini, Su Xun mencoba mendesaknya.     

Tapi saat melihat penampilan Ye Zi yang begitu kelelahan, akhirnya ia memindahkan tas ransel yang ada di belakang ke sisi lain punggungnya, "Ayo, aku akan menggendongmu, babi kecil yang malas."     

Alhasil, karena Ye Zi mendapati bahwa Su Xun tidak bisa berjongkok, jadi ia harus memanjat punggungnya, "Kamu yang babi. Keluargamu semuanya babi."     

"Kalau begitu, kamu juga keluargaku?" tanya Su Xun setelah Ye Zi berhasil memanjat ke punggungnya.     

Wajah Ye Zi sontak memerah, "..."     

Kemudian dengan ragu-ragu ia membuka suara, "Lihat saja di hatimu."     

Setelah mengatakannya, ia memeluk erat leher Su Xun dan mengikat pinggang kekasihnya dengan kakinya.     

Tak pelak lagi, ia sangat menyukai Su Xun.     

Su Xun tersenyum lembut. Ada tas ransel tergantung di depannya dan juga satu lagi di punggungnya. Ia telah pulih dengan baik sekarang. Selain itu, setelah berlatih dengan kuat, ia mampu membawa Ye Zi kemari tanpa susah payah. Dan saat ini, ia terus memanjat dengan langkah tegas dan yakin.     

Di atas, ia telah menyiapkan malam yang tak terlupakan untuk Ye Zi.     

Sementara itu, Ye Zi yang melihat kegigihan dan keyakinan dari Su Xun hanya bisa mengambil napas panjang yang menenangkan dan merasa bahwa mendaki gunung seperti ini adalah hal yang baik. Suasananya jauh dari kebisingan kota dan ia bisa menikmati ruang di mana hanya ada dua orang yang saling mendukung dan hidup berdua saja.      

Mungkin mereka berdua bisa melakukan sesuatu yang memalukan tanpa takut kepergok orang lain.     

Ketika Ye Zi memikirkannya, dengan malu-malu ia menundukkan kepalanya sembari menempel pada punggung Su Xun semakin erat. Bahkan jantungnya terus berdesir tak terkendali.     

"Jangan bergerak-gerak. Jika kamu bergerak lagi, aku akan menjatuhkanmu." Su Xun melontarkan ancamannya.     

Namun, Ye Zi sama sekali tidak peduli. Justru tiba-tiba ia berkata di telinga Su Xun sembari memeluknya erat, "Su Xun, aku merasa berat badanku bertambah banyak akhir-akhir ini. Apa menurutmu aku berat?"     

Su Xun yang awalnya berfokus pada jalan di depan tiba-tiba berbalik untuk mengecup mulut Ye Zi begitu mendengar penuturannya. Tak bisa disangkal, sepasang mata persik yang indah itu memancarkan sorot membahagiakan saat ini. Lalu, ia berkata dengan lembut dan serius, "Seluruh duniaku ada di punggungku. Menurutmu, ini berat atau tidak?"     

Begitu kalimat ini terlontar, jantung Ye Zi seolah ditabuh dengan genderang perang.     

Bahkan hatinya dipenuhi dengan kelopak bunga yang bertebaran. Sungguh, rasanya benar-benar manis.     

Alhasil, ia hanya menggigit bibirnya dan tertawa. Kali ini, rasa manis yang sebelumnya selalu terpendam menyeruak begitu saja.     

Ketika Su Xun akhirnya tiba di puncak dengan Ye Zi di punggungnya, tebing-tebing di depan terbentang jelas, Kota Roma yang berdiri di kejauhan juga terlihat seluruhnya, potongan emas dan cerah di antara surga dan bumi saat matahari terbenam dan lingkaran cahaya oranye yang menutupi seluruh kota Roma membuat semuanya seperti mimpi. Seketika, Ye Zi langsung turun dari gendongan Su Xun.     

"Wah, benar-benar indah."     

Ye Zi hanya bisa mendesahkan kekaguman dan tidak mampu mengalihkan pandangannya dari ini semua.     

Sampai akhirnya, Su Xun menunduk dan tersenyum. Dengan mengambil keuntungan dari ketidaksadaran Ye Zi, ia menunduk ke bawah dan dengan cepat mengirimkan beberapa pesan menggunakan ponselnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.