Nasi Sudah Menjadi Bubur
Nasi Sudah Menjadi Bubur
Setelah mengatakannya, Su Xun langsung menggendong Ye Zi begitu saja.
Namun, posisi menggendongnya seperti menggendong anak kecil. Secara spontan, Ye Zi melingkarkan dua kaki halusnya di pinggang Su Xun.
Lalu melingkarkan lengannya ke leher Su Xun.
"Kalau begitu karena apa?"
Sembari melontarkan pertanyaannya, Ye Zi menggosokkan kepalanya dengan manja.
Namun, Su Xun tidak mengatakan apa-apa lagi.
Sambil terus menggendongnya, ia semakin menempelkan tubuh Ye Zi padanya. Ia sengaja melakukan itu agar pikiran Ye Zi teralihkan. Benar saja, dengan malu-malu Ye Zi menggigit bahunya dan memukul punggungnya dengan lemah.
"Ye Zi, besok aku akan mengajakmu makan malam dan di saat itulah kamu akan tahu," Su Xun melontarkannya dengan suara serak.
Tidak ada cara lain. Bagaimanapun, nasi sudah menjadi bubur.
**
Sebenarnya, Su Xun telah memiliki semua yang ia butuhkan untuk dipersiapkan, tetapi ia kehilangan satu benda yang paling penting, cincinnya yang diambil oleh kakaknya.
Tampaknya, ibu Su Xun sedang memanggil kakaknya saat ini. Dengan mengambil kesempatan dari ketidakhadiran Su Li, Su Xun dengan cepat menyelinap ke kamar kakaknya.
"Sialan! Di mana iblis itu menyembunyikannya?"
Su Xun menjambak rambutnya dengan frustasi dan kebingungan. Sekarang, inilah satu-satunya kesempatan untuk mengambil kembali cincinnya tanpa harus berhadapan langsung dengan kakaknya.
Bagaimanapun, ia sudah dianiaya oleh kakaknya sejak kecil.
Sampai akhirnya, Su Xun memutuskan untuk membuka lemari lagi. Ia terus meraba-raba dengan lebih teliti. Namun tiba-tiba terdengar suara seseorang berbicara, "Suamiku, apa kamu sudah memesan tiketnya? Tunggu aku..."
Mendengar suara yang familiar itu, Su Xun langsung merasa punggungnya mati rasa. Tanpa pikir panjang, ia buru-buru memasukkan dirinya ke dalam lemari, menutup pintunya rapat-rapat, dan menyembunyikan diri dengan hati-hati dengan diselimuti perasaan gugup.
Sialan! Kenapa kakaknya harus kembali ke kamar pada saat seperti ini?
Sial!
Ia yakin Su Li pasti akan memukulnya jika menemukan dirinya bersembunyi di sini. Tapi dapatkah ia memiliki kesempatan untuk keluar?
Detik setelah ia memikirkannya, pintu kamar tiba-tiba terbuka.
Begitu lampu menyala, suara gemerisik terdengar. Tampaknya Su Li sedang berganti pakaian.
Jantung Su Xun yang gugup hampir melompat keluar kali ini. Mau tak mau, ia memegang erat ke sudut mantel yang ada di dalam lemari seperti sedang meredakan perasaan gugupnya.
Hanya saja, tiba-tiba salah satu bagian tubuh Su Xun seperti menyentuh… sesuatu?
Kenapa ini seperti tidak asing?
Bukankah ia merasa sedikit familiar dengan ini?
Setelah berpikir sejenak, Su Xun yang masih gugup tidak lagi begitu peduli dan segera membuka matanya untuk melihat mantel punk di depannya.
Tempat yang ia sentuh tepat berada di saku mantel itu.
Sontak, tangannya menggembung seperti memegang kotak kecil.
Saat itu juga Su Xun menyadari sesuatu dan buru-buru membuka saku mantel itu. Alhasil, ia mendapati jika benda itu benar-benar kotak beludru miliknya!
Sebuah kotak kecil dengan cincin di dalamnya!
Seketika itu juga Su Xun menjadi sangat bersemangat.
Tapi ia tidak berani berbuat banyak. Setelah membuka kotak itu dengan hati-hati, berlian merah muda yang indah pada cincin platinum itu tampak berkilau bahkan di dalam lemari pakaian yang begitu pengap ini.
Tanpa membuang waktu lagi, ia segera menyimpannya dengan gugup, dan suara kakaknya tiba-tiba terdengar dari luar. "Hei, suami, bukankah menurutmu itu aneh? Sepertinya Su Xun akan melakukan itu besok malam. Tapi mengapa dia tidak datang kepadaku untuk mengambil cincin itu sekarang? Ada apa dengan anak itu? Sungguh mengkhawatirkan!"
Kemudian Su Xun mendengar suara kakak iparnya berkata, "Dia tidak akan lupa. Mungkin pestanya akan segera digelar"
"Oh, begitu bocah itu memiliki kekasih, dia langsung melupakan kakaknya. Aku akan mengingat sepanjang hidupku kata-kata yang dia ucapkan kepadaku tadi. Saat dia datang kepadaku, lihat saja bagaimana aku akan menghukumnya."
Su Li mengatakannya dengan lemah. Setelah beberapa saat berselang, Su Li kembali membuka suara, "Aku akan mengambil benda itu sekarang. Jika dia masih memiliki hati nurani, dia pasti akan segera datang."