Halo Suamiku!

Ibu, Aku Orang yang Kotor (1) 



Ibu, Aku Orang yang Kotor (1) 

3"Kamu seperti teroris. Memakai topi hitam besar dan masker putih. Kamu pikir kamu bisa melakukan sesuatu?!"     

Setelah mengatakannya, dia langsung bergegas untuk menanggalkan pakaian Su Xun.      

"Ada apa? Ini di rumah. Tidak ada yang peduli meskipun kamu telanjang."     

Tapi Su Xun langsung meraih kembali pakaiannya. Alhasil, mata ibunya terbelalak lebar, "Sialan? Di rumah tidak dingin. Tidak perlu memakai mantel setebal ini. Leaskan!" .     

"Bu, tidak bisa. Kata dokter aku lemah, daya tahan tubuhku menurun, jadi aku tidak bisa menerima hal-hal yang kotor atau aku akan mudah terinfeksi."     

Apa yang dia katakan serius dan masuk akal.     

Alhasil, detik berikutnya ibunya bergidik, "Oh, maksudmu ibumu tidak bersih, ya? Persetan apa kata dokter, aku tidak ingin mengganggu ranahnya!"     

Setelahnya, kepala Su Xun dipukul ringan.     

Sudut mulut di balik maskernya terisi dengan lapisan rasa pahit yang tak terkatakan.     

Karena terinfeksi virus itu, dia tidak bisa bersikap leluasa di depan keluarganya dan itu menyakitkan.     

Rasa sakit yang tidak bisa dijelaskan oleh kata-kata.      

"Tidak, Bu, bagaimana bisa kamu yang kotor? Akulah orang yang kotor."     

Dia mengatakannya dengan bercanda.     

Tetapi ketika kalimat itu terlontar dari mulutnya, hatinya bergetar, seolah-olah dia akan menangis.     

Bu.      

Akulah yang tidak bersih.      

Aku.      

 ...     

Akhirnya, saatnya keluarga untuk makan malam. Mejanya sangat besar. Ada enam orang, termasuk kakaknya, saudara iparnya dan bayi di dalam perut kakaknya.     

Ini benar-benar keluarga besar.     

Su Xun mencari tempat yang terlihat paling jauh dari mereka tapi tidak terlalu mencolok.     

Bahkan dia tidak melepas pakaiannya dan tetap mengenakan sarung tangan.     

Melihat itu, Su Li memutar matanya.     

"Ayo cepat makan. Ngomong-ngomong, Nak, Jun Hang berkata bahwa kamu benar-benar bisa meninggalkan rumah sakit dan bisa dirawat di rumah."     

Sesaat setelah Fu Jiu mengatakannya, dia berbalik untuk mengambil sesuatu.     

Bulu mata Su Xun bergetar, tapi dia tidak mengatakan apa-apa.     

Ketika Fu Jiu kembali lagi, ternyata dia mengambil tongkat selfie dan langsung mengambil foto untuk mereka semua.     

Su Xun tidak menyadarinya. Dia hanya menundukkan kepalanya dan melepas masker secara diam-diam.     

Begitu Fu Jiu hendak meminta semua orang untuk melihat ke kamera, dia mendapati putranya meringkuk ke samping, menunduk, dan hendak melepas maskernya. Jadi dia ingin menunggu Su Xun melepasnya.     

Namun, dia melihat dengan matanya sendiri bahwa setelah Su Xun melepasnya, ternyata dia masih mengenakan satu lapisan lagi…...     

Matanya terbuka lebar.     

Namun, itu masih belum berakhir.      

Setelah dia melepas satu lapisan itu, masih ada lapisan yang lain.      

Ternyata, dia memakai tiga lapis masker.      

Kemudian dia bisa melihat wajah anaknya yang tampan, lembut dan pucat.     

Fu Jiu terdiam, "..."      

Saat itu, dia jelas ingin memarahinya, tetapi semua kata-kata yang ada di pikirannya seolah menguap begitu saja. Saat melihat wajah anaknya yang pucat, hatinya seperti ditusuk ribuan jarum.     

Dia tidak mengatakan apa-apa lagi, tetapi tiba-tiba memanggil namanya.     

Kemudian ketika tanpa sadar Su Xun mendongak ke atas, ketika semua orang menatapnya, Fu Jiu tertawa ke arah kamera dan langsung mengambil gambar ini.     

Setelah Fu Jiu memotretnya, Su Xun sedikit menarik bibirnya. Kemudian dia dengan cepat kembali menundukkan kepalanya, memegang mangkuk di depannya, dan hendak mengambil sumpit untuk menyantap makanan besar di atas meja.     

Tetapi dengan begitu banyak hidangan lezat, dia tidak berani menggunakan sumpit.     

Sementara itu ayahnya, Su Chen, menatapnya dan memberinya kepala ikan yang direbus, "Makanlah lebih banyak dan isi ulang otakmu."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.