Bibi Ketiga
Bibi Ketiga
Namun, Bei Gong Tang yakin bahwa walaupun You Yue agak berniat memanfaatkan orang lain, selama orang itu akhirnya bergabung dengannya, ia akan memperlakukan mereka dengan baik.
"Ayo ke sini." Sima You Yue tiba-tiba menarik Bei Gong Tang ke dalam toko kecil di samping. Mereka bersembunyi di balik kusen pintu dan memandang ke samping ke arah orang-orang yang sedang berjalan di jalan.
"Keberuntungan Nalan Lan memang bagus. Dia berencana untuk menyakitimu. Ketika kau kembali, dia justru dibawa ke Negeri Purba dan memiliki fisik semacam itu. Kecepatan kultivasinya juga tidak lebih lambat dari kita," komentar Bei Gong Tang.
"Fisik Nalan Lan merupakan salah satu alasannya. Kekuatan Paviliun Bijaksana juga menjadi faktor lain. Kau lihat saja saudara seniorku, jika Paviliun Bijaksana memang berniat memelihara seseorang, mereka bersedia melakukan segala upaya," bisik Sima You Yue sambil melihat ke luar.
"Nalan Lan bersekongkol menyerangmu terakhir kali. Apa kau akan membalas dendam?"
"Tentu saja," jawab Sima You Yue. "Firasatku mengatakan bahwa dialah musuh hidupku. Jika aku tidak menyingkirkan Nalan Lan sekarang, takutnya nanti aku jadi harus mengalami lebih banyak masalah."
"Nalan Lan tidak tahu kita ada di sini. Kali ini, dia yang terekspos, sementara kita tidak. Kita harus merencanakan dengan baik dan membalaskan dendam kita."
"Benar!"
Nalan Lan, yang sedang berbicara dengan pelayannya, merasa ada dua pasang mata yang sedang tertuju padanya. Pandangan itu tidak terasa memuja atau mencintainya. Sebaliknya, pandangan itu jauh menembus ke dalam jiwanya. Ia mengerutkan kening dan melihat ke belakang, tetapi tidak melihat siapa pun.
"Putri Suci, apa yang kau lihat?" Pelayan itu menatap Nalan Lan dan ikut melihat ke belakang.
"Tidak ada apa-apa. Ayo pergi. Saudara Senior sedang menunggu kepulangan kita." Nalan Lan berbalik dan lanjut berjalan, tetapi kecurigaan di hatinya tidak lenyap.
Sima You Yue dan Bei Gong Tang menempel ke dinding. Mereka lega setelah Nalan Lan akhirnya pergi.
"Kesadaran roh Nalan Lan telah sangat meningkat," komentar Bei Gong Tang.
Sima You Yue mengangguk. Tampaknya Nalan Lan telah membuat kemajuan besar dalam beberapa tahun terakhir!
"Kalian berdua masuk ke sini untuk membeli sesuatu atau tidak?" Pelayan toko menghampiri mereka dan menatap keduanya dengan kesal.
Kedua orang itu langsung masuk, tetapi sama sekali tidak melihat barang-barang yang dijual. Sebaliknya, mereka justru mengintip orang-orang yang ada di luar pintu. Pelayan toko itu yakin bahwa kedua orang tersebut pasti bukan orang baik-baik.
Sima You Yue pun melihat-lihat toko itu. Toko kecil tersebut ternyata menjual Kain Roh. Ia tidak menyadarinya ketika ia berjalan melewati toko itu beberapa hari yang lalu, tetapi sekarang, mereka justru tak sengaja menerobos masuk.
"Karena kami masuk ke sini, tentu kami ingin melihat-lihat apa yang kau jual di sini." Sima You Yue tidak malu karena telah tertangkap basah sedang mengintip. Ia dengan hati-hati memeriksa Kain Roh yang ada di situ.
Yang disebut Kain Roh adalah kain yang ditenun dari sutra yang dihasilkan oleh Ulat Sutra Roh. Pakaian yang dibuat dari Kain Roh memiliki kemampuan pertahanan bawaan. Namun, kemampuan pertahanan ini tidak sebanding dengan kemampuan pertahanan yang dimiliki Artefak Roh.
Tidak ada Ulat Sutra Roh di benua bawah. Sejak kenangan dari kehidupan masa lalunya pulih, Sima You Yue belum pernah mengingat tentang Kain Roh. Namun, setelah melihat toko yang menjual Kain Roh, tiba-tiba ia jadi teringat.
"Bei Gong, ayo. Coba kita lihat bagaimana Kain Roh itu." Sima You Yue meraih tangan Bei Gong dan mengajaknya berkeliling.
Bei Gong Tang telah melihat Gu Yun Er dan yang lainnya mengenakan pakaian yang terbuat dari Kain Roh, jadi ia tahu apa itu. Namun, ia tidak menduga akan menemukan toko yang menjual Kain Roh di Kota Hijau. Dahulu, Gu Yun Er sengaja memamerkan pakaiannya yang terbuat dari Kain Roh di pelataran, menunjukkan bahwa Kain Roh termasuk barang mahal.
"Tak kusangka ada begitu banyak jenis Kain Roh di sini. Mari beli beberapa untuk kita semua. Bagaimana?" Bei Gong Tang menyukai segala macam barang-barang yang menarik dan ia sangat senang saat ia melihat pilihan kain yang terhampar di hadapannya.
"Baiklah." Sima You Yue langsung setuju. Wajar saja, semua orang pasti menginginkan barang-barang yang berkualitas bagus.
Sima You Yue mengambil selembar Kain Roh, ingin melihat polanya. Ia terkejut ketika ternyata melihat jahitan yang dikenalnya.
Dalam kilas balik, Sima You Yue sekali lagi melihat seorang perempuan yang lembut dan sopan di bawah sinar matahari sambil memegang sulaman dan jarum.
Seorang gadis dengan terburu-buru masuk ke pelataran dan melihat perempuan yang menyulam itu. Gadis tersebut tanpa sadar memperlambat langkahnya.
"You Yue, kau tadi pergi ke mana?" tanya perempuan itu tanpa mengalihkan perhatian dari sulamannya.
Ximen You Yue berjalan di belakang perempuan tersebut, melilitkan lengannya di leher perempuan itu dan memeluknya. Ia menyeringai. "Bibi Ketiga, sulamanmu benar-benar luar biasa."
"Aku mau mengajarimu, tetapi kau justru tidak mau." Perempuan tersebut meletakkan sulaman dan Kain Rohnya. Ia mengelus tangan Ximen You Yue, mencoba membujuknya lagi.
"Maafkan aku, Bibi Ketiga." Ximen You Yue memeluk perempuan itu dengan penuh kasih sayang. "Kau kan tahu, aku tak berbakat."
"Apa maksudmu kau tak berbakat? Kau cuma malas. Kau sudah tenggelam dalam masakan dan ramuanmu."
"Aku tidak perlu bakat untuk melakukan itu semua!" Ximen You Yue melepaskan pelukannya dari Bibi Ketiga. Ia berjongkok di depannya. "Bibi Ketiga, kau sudah melihat sulamanku. Jahitan sulamanmu dapat dilihat dari kedua sisi. Namun, ketika aku menyulam, jahitanku justru berada di sisi yang berlawanan!"
Perempuan tersebut tidak bisa menahan tawa mengingat kegagalan Ximen You Yue pada waktu itu.
"Bibi Ketiga, jahitanmu sangat bagus. Bunga-bunga dan tanaman-tanaman tampak seolah hidup dalam sulamanmu." Ximen You Yue senang melihat bunga yang disulam Bibi Ketiga.
"Jahitan ini merupakan ciri khas Keluarga Du-ku. Cara menyulam kami berbeda dari yang lain. Lihat ini, kebanyakan orang menggunakan cara menjahit seperti ini, sementara cara menjahit Keluarga Du kami seperti ini …."
Bei Gong Tang telah memilih beberapa potong kain dan ingin merundingkan warna bunganya dengan Sima You Yue, tetapi ia melihat Sima You Yue termenung sambil memegang sepotong Kain Roh.
"You Yue, ada apa?" Bei Gong Tang menyentuh tangan Sima You Yue dengan lembut, menggugah Sima You Yue dari lamunannya.
Sima You Yue mengedipkan matanya yang agak basah. Ia tersenyum dengan enggan, lalu bertanya, "Ada apa?"
"Kau tadi kenapa? Kau tampak pucat," tanya Bei Gong Tang dengan khawatir.
"Tidak ada apa-apa, aku hanya teringat akan masa lalu," jawab Sima You Yue. "Apakah kau menanyakan sesuatu?"
Bei Gong Tang tahu Sima You Yue akan bersikap seperti itu setiap kali ia teringat masa lalu. Ia menunjukkan Kain Roh di tangannya. "Menurutmu ini bagaimana?"
"Bagus juga." Sima You Yue melihat Kain Roh di tangan Bei Gong Tang. "Itu sangat cocok untukmu."
Bei Gong Tang sebenarnya ingin mengatakan kalau ia memilih kain itu untuk Sima You Yue. Namun, mengingat bahwa Sima You Yue masih berpakaian seperti laki-laki, ia menerima komentar Sima You Yue.
"Kain Roh ini sederhana dan elegan. Kita bisa membuat desain yang bermacam-macam untuk masing-masing orang. Kita beli beberapa, lalu kita buatkan satu set pakaian untuk Ibu dan Bibi Yu, jadi kita bisa mengenakan pakaian keluarga seperti yang kau bicarakan."
"Baiklah." Meskipun Sima You Yue tersenyum, ia tidak bersemangat.
Bei Gong Tang pergi untuk memilih Kain Roh lain. Sima You Yue berjalan melihat-lihat di dalam toko. Ia bertanya kepada seorang pelayan yang dengan tenang menatap mereka. "Kain Roh ini sangat bagus dan jahitannya unik. Bisakah aku bertemu dengan penyulamnya?"
Pelayan toko tersebut menatap Sima You Yue sekilas dan menjawab, "Tidak bisa, atasan kami tidak mau menemui pelanggan. Kalau kau ingin membeli kain itu, belilah. Kalau tidak, jangan berlama-lama di sini."
"Wu'er, bukankah sudah kubilang jangan kasar begitu pada pelanggan kita?" Terdengar suara lembut datang dari ruang dalam. Ketika Sima You Yue mendengar suara itu, matanya menjadi basah.