Seorang Perempuan Cantik
Seorang Perempuan Cantik
Namun, Jun Lan hanya terkejut. Ia tetap pergi untuk menemui Sima You Yue.
"You Yue, kenapa kau datang untuk mencariku?" tanya Jun Lan ketika ia melihat betapa gelisahnya Sima You Yue.
Sima You Yue melihat Jun Lan sudah masuk, dan tidak mau bertele-tele. Ia bertanya, "Apakah kau tahu siapa pemilik Serbuk Ilahi itu?"
"Kau tertarik dengan barang itu?" Jun Lan menatap Sima You Yue dengan bingung.
Sima You Yue mengangguk, kemudian menatap Jun Lan, lalu berkata dengan sungguh-sungguh, "Tolong katakan padaku, barang itu sangat penting bagiku."
"Pemiliknya adalah teman kakek buyutku," kata Jun Lan. "Namun, aku belum pernah bertemu dengannya."
"Kau juga belum pernah bertemu dengannya?" Sima You Yue sangat terkejut. Bukankah ia menyaksikan sendiri kalau Jun Lan dan Jun Tian adalah penanggung jawab seluruh pelelangan tadi? Jun Lan ternyata belum pernah bertemu dengan tamu sebergengsi itu?
Jun Lan tahu apa yang dipikirkan Sima You Yue, lalu berkata tanpa daya, "Meskipun Serbuk Ilahi sudah diputuskan sebelum pelelangan dimulai, aku belum pernah melihat barang itu secara langsung. Alasan barang itu masuk ke dalam daftar adalah karena atas permintaan kakek buyutku. Barang itu juga salah satu yang dibawa oleh kakek buyutku sebelum pelelangan dimulai."
Kakek buyut Jun Lan adalah Jun Cang.
Sima You Yue merenung sejenak, lalu mengangkat kepala dan bertanya, "Jun Lan, bisakah kau membantuku dengan memberi rujukan? Aku ingin bertemu dengan pemilik Serbuk Ilahi itu."
"Barang itu sebegitu pentingnya untukmu?" Jun Lan agak ragu untuk menerima permintaan Sima You Yue ketika ia melihat betapa gelisahnya Sima You Yue.
"Ini menyangkut nyawa seorang anggota keluargaku," jawab Sima You Yue.
"Kalau begitu aku akan mencobanya. Namun, aku tidak bisa menjamin bahwa aku akan berhasil," kata Jun Lan. "Sebelumnya kudengar kakek buyutku mengatakan bahwa kondisi orang itu kurang baik, jadi orang itu mungkin tidak mau bertemu denganmu. Namun, aku akan mengusahakannya untukmu."
Sima You Yue membungkuk pada Jun Lan, lalu berkata, "Aku berhutang budi padamu. Jika kau membutuhkanku, aku tidak akan pernah menolak permintaanmu."
"Kenapa kau bilang begitu." Jun Lan memelototi Sima You Yue, lalu berkata, "Aku belum mengungkapkan rasa terima kasihku karena telah menyelamatkan nyawa kami! Tunggulah di sini, aku akan bicara dengan kakek buyutku."
"Maaf aku merepotkanmu," ucap Sima You Yue.
Jun Lan meninggalkan aula dan Sima You Yue pun menunggunya dengan cemas.
Sima You Yue tahu orang-orang akan langsung pergi meninggalkan Paviliun Xuan Yuan segera setelah lelang berakhir untuk menghindari menjadi sasaran yang lainnya. Jadi, ia tidak berani berasumsi kalau pemilik Serbuk Ilahi itu juga belum pergi. Jika pemilik itu sudah pergi, maka mungkin sangat sulit bagi Sima You Yue untuk menemuinya.
Setelah menunggu selama setengah hari, Jun Lan akhirnya kembali. Ia menatap Sima You Yue, lalu berkata, "Pemiliknya telah setuju untuk bertemu denganmu. Namun, ia hanya mau bertemu denganmu seorang. Tidak yang lain."
Sima You Yue sekilas menatap Wu Lingyu dan yang lainnya, lalu berkata, "Aku akan menemuinya sendiri. Senior, Qin Mo, Tak Tahu Malu Ketiga, kalian bisa pulang dahulu."
Wu Lingyu menatap Sima You Yue dengan agak khawatir. Tidak ada yang tahu siapa pemilik Serbuk Ilahi tersebut. Siapa yang tahu apa yang akan terjadi pada Sima You Yue jika ia membiarkannya pergi sendirian.
Namun, Wu Lingyu tahu kepribadian Sima You Yue. Begitu Sima You Yue telah memutuskan untuk menemui pemilik tersebut, sembilan ekor lembu jantan pun tidak akan bisa menyeretnya pergi dari situ.
"Kami akan menunggumu di sini." Mo Ketiga juga khawatir.
"Kakek buyutku mengatakan kalau orang itu sudah tidak berada di Paviliun Xuan Yuan. Jadi, You Yue juga tidak akan kembali ke sini lagi. Sebaiknya kalian menunggu di rumah," saran Jun Lan. "You Yue, ayo pergi."
Sima You Yue mengangguk pada mereka, lalu mengikuti Jun Lan dan pergi dari situ.
Jun Lan dan Sima You Yue tidak berjalan keluar, dan malah menuju ke pelataran belakang Paviliun Xuan Yuan. Mereka menggunakan formasi teleportasi untuk pergi ke luar kota.
Pada saat ia membuka matanya, Sima You Yue sudah berada di sebuah pelataran kecil yang terpencil dan unik. Pelangi kecil itu benar-benar sunyi senyap, tampak dingin dan suram.
Bahkan sebelum rasa pusing Sima You Yue hilang, Jun Cang sudah tampak dari dalam pelataran.
"Ini orang yang menyelamatkan nyawamu?" tanya Jun Cang sambil menilai Sima You Yue.
"Ya, Kakek Buyut." Jun Lan mengangguk.
"Junior ini mengucapkan salam kepada Master Paviliun Jun." Sima You Yue membungkuk di hadapan Jun Cang.
"Aku sudah bicara dengan pemilik Serbuk Ilahi itu. Ia akan meluangkan beberapa menit untuk bertemu denganmu," kata Jun Cang. "Ikuti aku."
Setelah berbicara, Jun Cang berbalik dan Sima You Yue bergegas menyusulnya. Jun Lan tetap di tempatnya dan menunggu mereka.
Tidak ada yang bisa masuk ke pelataran itu tanpa izin. Jun Lan mengingat aturan itu!
Sima You Yue mengikuti di belakang Jun Cang. Ia bisa merasakan aura yang berat mengalir dari tubuh Jun Cang, seolah-olah ada sesuatu yang membebani pikirannya.
"Orang ini tidak suka kalau ada terlalu banyak orang. Aku tidak akan masuk bersamamu, silakan kau masuk ke dalam," kata Jun Cang.
Sima You Yue agak penasaran tentang identitas orang itu. Mengapa kesannya seolah-olah Jun Cang adalah bawahan pemilik itu?
Namun, melihat bagaimana perilaku Jun Lan, pemilik itu tampaknya bukan berasal dari Paviliun Xuan Yuan.
"Paman Cang mengatakan ada orang yang ingin bertemu denganku. Kau orangnya, kan? Uhuk uhuk … uhuk uhuk …."
Sima You Yue mendengar suara yang terdengar merdu ketika ia masuk ke pelataran. Namun, orang itu belum menyelesaikan kalimatnya dan mulai batuk-batuk.
Pemilik itu sakit?
Sima You Yue lupa sudah berapa lama sejak ia terakhir kali bertemu orang sakit. Sepertinya para pendekar tidak pernah jatuh sakit. Mereka hanya terluka.
Sima You Yue berjalan melewati bunga-bunga di pelataran dan melihat sebuah kursi milik seorang selir senior di paviliun tersebut. Di atasnya duduk seorang perempuan cantik. Ada rona kemerahan yang tidak biasa di wajah perempuan tersebut. Sepertinya batuknya tadi menyebabkan aliran darah mengalir deras ke wajahnya, memunculkan rona merah tersebut.
Setelah batuk cukup lama, perempuan itu akhirnya mengangkat kepala. Ia agak penasaran ketika melihat tatapan Sima You Yue ke arahnya. Kemudian, ia tersenyum lembut, lalu bertanya, "Mengapa seorang gadis sepertimu ingin menemuiku?"
Sima You Yue terkejut. Tatapannya berubah agak waspada saat perempuan itu memandangnya.
Sima You Yue jelas-jelas sedang memakai cincin ilusi, bagaimana mungkin perempuan itu tahu kalau ia sebenarnya seorang perempuan hanya dalam sekali pandang?
Perempuan itu tidak mengatakan apa-apa tentang cincin Sima You Yue. Ia berkata dengan ramah, "Jangan takut. Aku tidak akan melukaimu. Toh, kau yang ingin bertemu denganku. Apakah kau datang untuk Serbuk Ilahi itu?"
Sima You Yue menatap perempuan itu dan tetap merasa bahwa aura di tubuh perempuan itu tidak biasa. Paling tidak, ia belum pernah bertemu perempuan semacam itu sebelumnya, bahkan dalam kehidupan masa lalunya pun tidak.
"Kau sakit," celetuk Sima You Yue dengan agak misterius, tidak mengungkapkan tujuannya.
Perempuan itu merapikan pakaiannya yang putih bersih. Bahkan ada beberapa gumpalan darah di pakaiannya yang tampaknya berasal dari batuknya tadi. Ketika ia mendengar apa yang dikatakan Sima You Yue, ia tertegun sejenak sebelum berkata sambil tersenyum, "Ya, aku sakit. Tidak bisa disembuhkan."
"Aku belum pernah mendengar ada seorang pendekar yang jatuh sakit sebelumnya," kata Sima You Yue, kebingungan.
"Sekarang kau sudah melihatnya," jawab perempuan itu. "Jika kau datang ke sini untuk mendapatkan Serbuk Ilahi, sebaiknya kau pulang saja. Selain Birat Ilahi, aku tidak akan menukarnya dengan apa pun."
"Kau menginginkan Birat Ilahi itu untuk mengobati penyakitmu, kan?" tanya Sima You Yue.
"Ya."
"Namun, kau pasti tahu kalau Birat Ilahi itu hanyalah sebuah rumor yang dicatat dalam naskah kuno. Tidak ada yang pernah melihatnya. Barang itu tidak ada."
Ada kilasan kekecewaan di mata perempuan itu. Meskipun langsung menghilang, Sima You Yue sempat melihatnya.