Istri yang Sangat Dimanjakan: Nona Muda Kelima Dokter Ilahi

Mengambil Nomor Dua Ratus Lima



Mengambil Nomor Dua Ratus Lima

1Semua orang menunggu selama beberapa saat, sampai akhirnya Pangeran Yu Agung membawa Permaisuri ke lokasi pertandingan.     

Raut wajah Pangeran Yu Agung sangat buruk. Hanya dengan sekilas lihat saja Sima You Yue bisa tahu kalau Pangeran Yu Agung terluka parah dan bahwa Pangeran Yu Agung telah terlalu lama menahan sakitnya.     

Sementara itu, Permaisuri Yu Agung tampak bermartabat dan berbudi luhur. Senyum tipis di sudut bibirnya membuat Permaisuri Yu Agung tampak ramah di depan semua orang.     

Namun, ia tahu betapa kejamnya hati Permaisuri Yu Agung di balik penampilan Permaisuri yang munafik tersebut.     

Permaisuri Yu Agung meliriknya. Senyum di sudut mulutnya tidak berubah, tetapi matanya berubah jadi dingin.     

Ia tersenyum manis pada Permaisuri Yu Agung, sangat sombong.     

Permaisuri menggertakkan gigi dalam hati, lalu kembali ke penampilannya yang semula. Kemudian, ia membalas senyum Sima You Yue. Senyumnya juga sangat percaya diri.     

Tidak peduli seberapa banyak orang yang ia kirim untuk menyelidiki Sima You Yue, semua informasi yang ia dapatkan adalah tentang Murong Xi. Selain naga hitam, tidak ada yang istimewa. Jadi, seharusnya Sima You Yue tidak punya kekuatan yang istimewa.     

Orang-orang yang ia kirim tewas, mustahil Sima You Yue bisa membunuh mereka semua. Karena Yu Xi dan yang lainnya ada di dekat Sima You Yue, kemungkinan besar itu perbuatan mereka.     

Sebelumnya Sima You Yue dilindungi. Namun, karena sekarang Sima You Yue mau ikut dalam pertandingan, maka tidak akan ada yang bisa melindungi Sima You Yue lagi!     

Permaisuri Yu Agung sama sekali tidak menyangka kalau Sima You Yue ternyata ikut dalam pertandingan. Jadi, sekarang ia punya peluang bagus!     

Pangeran Yu Agung menyampaikan sambutan, kemudian wasit menjelaskan beberapa aturan. Setelah itu, pertandingan pun secara resmi dimulai.     

Sebenarnya aturan pertandingannya sangat sederhana. Ada kartu hitam dan merah dengan angka yang tertulis di atasnya, dua warna dengan jumlah kata yang sama, untuk menyisihkan setengah peserta. Kemudian, diundi lagi, dan seterusnya.     

"Silakan naik untuk mengambil undian!" kata pembawa acara dengan lantang.     

Sima You Yue dan Fang Ying Han naik ke atas panggung untuk mengambil undian. Di antara begitu banyak orang, hanya sedikit orang dari wilayah mereka sendiri yang akan diambil.     

Sima You Yue sendiri mengambil kartu merah, sementara Fang Ying Han dan Zhang Ming Da sama-sama mengambil kartu hitam. Ketiganya kaget.     

"100 peserta pertama, silakan masuk ke Alam Kekosongan!" Pembawa acara mengumumkan.     

"Alam Kekosongan! Alam Kekosongan dibuka tahun ini!" Beberapa adipati terkejut mendengarnya.     

Sima You Yue tidak termasuk dalam 100 peserta pertama. Ia sangat terkejut melihat orang-orang itu, lalu bertanya, "Alam Kekosongan itu apa?"     

"Itu alam ruang yang bisa diperluas dan dikontrak sesuka hati. Itu agak mirip dengan alam kecil. Peserta bisa bertarung lebih baik di alam ruang. Selain itu, Alam Kekosongan tembus pandang, jadi penonton bisa melihat bagaimana situasi di dalam," jelas Murong Hui.     

"Tidak ada arena di dalam, bagaimana peserta bisa bertanding? Apa wasitnya akan ikut masuk?" tanya Sima You Yue lagi.     

Murong Hui menggeleng. "Ini belum pernah terjadi sebelumnya."     

Jadi, Murong Hui juga tidak tahu.     

Yang lain juga mempertanyakan hal tersebut dalam hati.     

Kemudian, pembawa acara lanjut berkata, "Sebelum kalian masuk, kalian akan diberi jimat. Begitu langit ditutup, Alam Kekosongan tidak akan dibuka lagi. Jimat itulah kunci kalian untuk keluar dari situ. Dalam pertandingan ini, hidup atau mati tidak ada hubungannya, jadi kalau salah satu peserta meninggal, kedua belah pihak dengan sendirinya akan dikeluarkan dari Alam Kekosongan. Kalau salah satu pihak mengaku kalah, pertandingan langsung berakhir, dan kedua belah pihak bisa menghancurkan jimat mereka untuk keluar. Kalau salah satu pihak menghancurkan jimat untuk keluar, peserta itu dengan sendirinya akan dianggap mengaku kalah. Nah, 100 peserta pertama silakan masuk."     

Para pemain dengan nomor 100 teratas berjalan mendatangi pembawa acara untuk menerima jimat mereka, lalu satu per satu masuk ke dalam Alam Kekosongan. Masing-masing memilih ruang untuk mulai bertanding.     

Permaisuri tercengang setelah mendengar kata-kata pembawa acara, kemudian berkata pada Pangeran Yu Agung, "Kenapa Pangeran mengubah peraturan tanpa memberitahuku dahulu? Kita tetap harus merundingkan masalah sebesar ini."     

Pangeran Yu Agung terbatuk beberapa kali, lalu menjawab, "Penambahan jimat bukanlah masalah besar. Toh, mereka semua itu sumber daya dinasti, dan kematian satu orang saja merupakan kerugian bagi dinasti."     

"Kalau mereka meninggal, berarti mereka tidak terampil seperti yang lainnya. Orang-orang macam itu tidak akan banyak berpengaruh pada dinasti kita. Apa gunanya orang-orang macam itu bagi kita!" Permaisuri Yu Agung mendengus dengan dingin.     

"Sepertinya kau ambil pusing sekali soal masalah ini, apa kau mau memanfaatkan pertandingan ini untuk menyingkirkan musuhmu? Uhuk uhuk uhuk …." Pangeran Yu Agung terbatuk setelah mengucapkan beberapa patah kata. "Aku tidak peduli dengan apa yang biasanya kau lakukan, tetapi hal-hal yang berkaitan dengan masa depan dinasti tidak bisa begitu saja kuserahkan padamu. Yang benar saja!"     

Dibandingkan dengan kelembutan dan kesabarannya dahulu, semua kata-kata Pangeran Yu Agung sangat berat, sehingga membuat Permaisuri yang kuat pun tertegun sejenak. Namun, melihat tekad Pangeran Yu Agung yang sangat teguh dan di saat-saat seperti itu, Permaisuri hanya bisa menelan sisa kata-katanya.     

Jadi, memangnya kenapa kalau aturannya begitu? Yah, jangan beri Sima You Yue kesempatan untuk keluar sama sekali!     

Setelah dua ratus orang pertama masuk, pembawa acara meminta para pengawal untuk menutup Alam Kekosongan. Semua peserta di dalam Alam Kekosongan pun mulai bertarung.     

"Sudah mulai? Sepertinya kita agak terlambat!" Terdengar suara Lang Yu di udara. Ketika semua orang menengadah, tampak dua orang sudah muncul di sana.     

Melihat mereka berdua, semua Klan Kerajaan Yu Agung bangkit untuk menyambut mereka. Melihat hal tersebut, semua yang lain juga ikut bangkit berdiri.     

Pangeran Yu Agung berkata dengan rasa bersalah, "Aku tidak tahu kalau kedua Tuan yang terhormat akan datang, jadi aku belum menyiapkan sambutan yang layak, mohon maafkan aku!"     

"Tidak perlu, kami bisa selesaikan semua urusan kami sendiri!" Lang Yu melambaikan tangan.     

"Kalau begitu, Tuan-tuan, silakan duduk!" Pangeran Yu Agung memindahkan Permaisuri dari sampingnya. Kedudukan kedua tuan itulah yang paling tinggi di situ.     

"Tidak, kami bisa cari tempat sendiri," kata Yu Xi. Dalam sekejap, ia mendekat ke Sima You Yue.     

"Ya, Pangeran, silakan lanjutkan. Kami di sini untuk mendukung keponakan kami, jadi kau tidak perlu pedulikan kami." Lang Yu pergi menuju tempat Sima You Yue, masing-masing berdiri di satu sisi, sambil menatap Fang Ying Han dan Zhang Ming Da.     

Ditatap sedemikian rupa, semua rambut Fang Ying Han dan Zhang Ming Da pun meremang. Mereka langsung buru-buru menjauh. Lang Yu mengeluarkan saputangannya dan menyekanya, lalu duduk.     

Setelah menunggu mereka duduk, barulah Pangeran Yu Agung memimpin semua orang untuk kembali duduk dan lanjut menyaksikan pertandingan.     

Sima You Yue memutar matanya, lalu bertanya, "Paman, Paman Yu, memangnya kalian harus datang dengan semencolok ini?"     

"Memangnya kapan Paman Yu-mu ini tidak mencolok?" balas Lang Yu dengan angkuh sambil mengangkat dagu. "Bagaimana? Kau dapat nomor berapa?"     

Sima You Yue menunjukkan nomor undiannya. Melihat nomornya, Lang Yu tertawa terbahak-bahak.     

"Dua ratus lima, ternyata kau nomor dua ratus lima! Hahaha… kenapa kau ambil angka yang macam itu!"     

"Memangnya kau harus tertawa segembira itu?" Sima You Yue memelototi Lang Yu, mengambil nomornya kembali, lalu mengancam, "Tertawalah lagi, percaya atau tidak, akan kubuat kau tertawa keras-keras sampai kau tidak bisa berhenti lagi! Huh!"     

"Uh… kau tidak perlu sekejam itu, kan?" Mengingat racun-racun Sima You Yue, Lang Yu langsung berhenti tertawa, dan menatapnya dengan waspada.     

Bukannya ia takut pada Sima You Yue, tetapi ia memang tidak bisa mempelajari racun Sima You Yue. Kalau ia benar-benar diracun, ia pasti tidak akan berhenti tertawa selama dua hari dua malam!     

"Huh!" Sima You Yue menatap Lang Yu dengan menantang, seolah-olah berkata 'ayo coba, kita lihat saja'. Kemudian, ia lanjut menyaksikan pertandingan di Alam Kekosongan, tanpa menyadari kalau Permaisuri Yu Agung mengedipkan mata pada seseorang di sisi samping. Orang tersebut mengangguk, lalu diam-diam pergi….     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.