Istri yang Sangat Dimanjakan: Nona Muda Kelima Dokter Ilahi

Hubungan



Hubungan

0Xiao Ruo Bai berhenti sejenak. Sambil melingkarkan rambut di sekitar telinganya dengan tenang, ia berkata, "Aku belum banyak bergaul dengannya sebelumnya, tetapi setelah mengenalnya, dia memang agak berbeda dari rumor yang beredar. Namun, siapa yang tahu? Memangnya rumor itu benar? Mungkin ini jebakan sengaja diatur Murong Hui untuk membuat putrinya berpura-pura jadi sampah, lalu mengungkap kemampuannya yang sebenarnya di waktu yang tepat."     

Yu Qi melengkungkan bibirnya. "Itu memang cara yang baik untuk melindungi Murong Xi. Namun, menurutku masih ada kemungkinan lain."     

"Apa kemungkinan yang lain?"     

"Dia bukan Murong Xi."     

"Kalau menurutmu begitu, berpikirlah sesukamu."     

"Menurutmu tidak?"     

Xiao Ruo Bai mengangkat bahu. "Aku tidak pernah berpikir begitu. Menurutku, Murong Hui tidak bisa menemukan orang yang persis sama untuk menyamar sebagai putrinya."     

"Menurutku juga begitu." Yu Qi tidak lagi menatapnya, ia mengambil Buah Roh di atas meja, lalu ia main-mainkan. "Kau tahu? Sudah beberapa hari berlalu sejak orang-orang kami terbunuh. Kami sama sekali tidak tahu berita tentang rombongan Murong Hui. Kurasa seharusnya mereka sudah hampir sampai di Kota Agung Yu. Kau mau bertemu dengan Murong Xi?"     

"Aku tidak mau." Xiao Ruo Bai langsung menolak tanpa pikir panjang. "Hari aku bertemu dengannya, akan jadi hari bagiku untuk balas dendam padanya!"     

"Hari itu sebentar lagi tiba." Setelah selesai bicara, Yu Qi berbalik dan pergi.     

Xiao Ruo Bai menunggu Yu Qi pergi, lalu mengangkat tangannya di bawah meja. Tampak empat bekas tusukan kuku yang dalam di telapak tangannya.     

"Aku janji untuk tidak mengungkapkan identitasmu. Inilah hal terakhir yang kulakukan untukmu," gumamnya. "Lain kali kita bertemu, kita ini musuh!"     

Ia tidak tahu kalau ada seekor lebah kecil yang sedang bertengger di atas balok ruangan.     

Ketika Sima You Yue melangkah masuk ke Kota Agung Yu, raut wajahnya tiba-tiba berubah jadi agak sedih.     

"Musuh?"     

Ia menyipitkan matanya. Ketika ia membuka matanya lagi, matanya kembali jernih seperti semula.     

Musuh tetap musuh. Di dunia ini, beberapa orang memang ditakdirkan untuk tidak berteman.     

"Xi'er, jangan berdiri di situ dengan linglung lagi, kita mau ke penginapan," desak Murong Hui yang berdiri di depan.     

"Maaf, iya aku datang." Sima You Yue langsung cepat-cepat berjalan menyusul.     

"Kenapa kau berdiri di sana dengan linglung?" tanya Murong Hui dengan prihatin.     

"Hanya melihat jalan-jalan di Kota Agung Yu," jawab Sima You Yue. "Ayah, ayo pergi."     

"Kalau kau mau, kau bisa bepergian dengan Gu Zi Ping dan yang lainnya. Pertandingan wilayah sudah dekat, dan Kota Agung Yu masih dikelola dengan sangat ketat. Bahkan Permaisuri pun tidak berani mengganggu kita lagi," kata Murong Hui.     

Mendengar namanya disebut, Gu Zi Ping berkata pada Sima You Yue, "Nona Muda, kudengar ada banyak tempat bagus di Kota Agung Yu. Kami mau pergi keluar! Kau mau ikut dengan kami?"     

Gu Zi Ping dan yang lainnya sudah beberapa kali berhubungan dengan Sima You Yue karena Formasi Pengumpul Roh. Mereka lebih mengenalnya daripada orang-orang yang dipilih untuk ikut serta dalam pertandingan.     

"Ya, Nona Muda. Ini juga kali pertama kau datang ke Kota Agung Yu, ayo kita pergi bersama-sama."     

"Coba kita lihat bagaimana besok." Sima You Yue tidak menyetujui atau menolak, semua tergantung bagaimana perasaannya besok.     

Rombongan mereka sampai di penginapan yang sudah mereka pesan. Ia dan Murong Hui mendapatkan dua kamar yang terbaik, dan yang lainnya masing-masing menempati kamar mereka masing-masing.     

Sima You Yue masuk ke kamarnya, mengganti selimut dan seprai dengan miliknya sendiri, lalu menyusun formasi dan melangkah masuk ke dalam Pagoda Roh.     

"Yue Yue!"     

"Yue Yue!"     

Tujuh Kecil dan yang lainnya, semua bergegas ke arahnya dan bergelantungan di tubuhnya.     

"Turun sana, ini tempatku!"     

"Kau yang turun, ini tempatku!"     

Memang, Emas Kecil dan Onyx benar-benar memperebutkan pergelangan tangannya seperti sebelum-sebelumnya. Itu tempat mereka!     

"Yue Yue, kapan kami bisa keluar!" tanya Tujuh Kecil dengan genit sambil memeluknya.     

"Ya, Yue Yue, kami sudah lama tidak keluar." Burung Roc Kecil juga mau melihat seperti apa Alam Hantu itu.     

"Jangan khawatir." Sima You Yue memisahkan dua lelaki kecil yang terus-menerus berkelahi di pergelangan tangannya, lalu berkata, "Identitasku belum terungkap. Kalau kalian keluar, hanya dalam beberapa menit saja aku pasti langsung ketahuan."     

"Oh." Tujuh Kecil mengembuskan napas. "Lagi-lagi begini. Kapan kau mau memberi tahu orang lain siapa kau sebenarnya!"     

"Setidaknya aku harus menunggu sampai kekuatanku sedikit meningkat," jawab Sima You Yue. "Atau, saat aku bisa berdiri di hadapan Raja Hantu tanpa rasa takut."     

"Rasanya lama sekali." Tujuh Kecil menggoyang-goyangkan tangan Sima You Yue. "Aku iri sekali pada Mimpi Kecil dan Flowey, juga pada Hitam Kecil dan Onyx. Mereka Binatang Roh neraka, jadi mereka bisa ikut kau keluar."     

"Aku masih butuh identitas Murong Xi, jadi …." Sima You Yue menatap para Binatang Roh-nya dengan meminta maaf.     

Karena mereka bangun satu demi satu, mereka sama sekali belum meninggalkan Pagoda Roh. Wajar kalau mereka penasaran sekali dengan dunia luar. Namun, ia tidak bisa membiarkan mereka keluar. Kalau mereka keluar, identitasnya pasti terungkap, dan semua orang pasti tahu kalau dialah putri Yu Ke Luo.     

"Yue Yue, jalan salahkan dirimu sendiri. Kami hanya membicarakannya dengan santai." Tujuh Kecil meraih tangannya. "Asal kita semua baik-baik saja dan bisa tetap bersama-sama, itu saja sudah luar biasa!"     

"Sayang sekali Raung Kecil dan Seribu Gaung tidak di sini, kalau tidak, kita semua pasti sudah berkumpul bersama-sama lagi," kata Mimpi Kecil dengan sedih.     

"Ya, kita semua ada di sini, kecuali mereka. Aku kangen mereka." Ya Guang, Seribu Gaung, dan Raung Kecil sudah bersama-sama untuk waktu yang lama. Mereka saling mengasihi dengan sangat mendalam.     

"Saat aku kembali ke dunia manusia, kita bisa bertemu lagi." Sima You Yue menenangkan mereka. "Aku akan bekerja keras."     

Meskipun ia bilang begitu, masih lama sampai itu bisa terjadi. Mereka semua pun sudah tahu.     

Kemudian, Roh Kecil muncul. Melihat sekumpulan wajah yang sedih, ia mendongak dan berkata, "Kalian jangan terlalu sedih. Bukannya tidak ada jalan untuk mendatangkan mereka ke sini."     

"Roh Kecil, maksudmu kau tahu caranya?" Mereka menatap Roh Kecil dengan penuh harap.     

"Mungkin bisa dibilang begitu."     

"Benarkah? Apa jalan keluarnya? Kau bicara cepat sekali."     

Roh Kecil merangkak ke dalam pelukan Sima You Yue, memeluknya dan berkata, "Aku baru saja menemukannya akhir-akhir ini."     

"Apa yang kau temukan?"     

"Hubungan. Hubungan dengan tubuhmu," jawab Roh Kecil.     

"Maksudmu, kau masih bisa merasakan tubuhku walaupun kau ada di sini?" tanya Sima You Yue dengan heran.     

Roh Kecil mengangguk, lalu berkata, "Selama ini kukira aku dikontrak dengan jiwamu, jadi aku mengikuti jiwamu ke Alam Hantu. Namun, waktu kekuatanmu tumbuh, aku semakin pulih. Yah, perlahan-lahan aku bisa merasakan hubungan dengan tubuhmu."     

"Kalau begitu, sekarang kau jadi jembatan antara tubuh dan jiwaku?" tanya Sima You Yue dengan gembira.     

"Iya," jawab Roh Kecil. "Kalau aku sudah benar-benar pulih, aku bisa melewati titik ini dan membawa Raung Kecil dan Seribu Gaung ke sini."     

"Benarkah? Mantap!" Mereka semua langsung terhibur.     

Roh Kecil tidak seoptimis mereka. "Jangan buru-buru senang dahulu. Melihat situasi sekarang, itu tidak akan bisa dilakukan dalam waktu dekat."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.