Hina
Hina
"Hitam Kecil, apa ada orang di sini?" Ia berjalan mendekat dan menyentuh kepala Hitam Kecil.
Hitam Kecil jadi tenang setelah Sima You Yue sentuh. Ia menggonggong beberapa kali pada Sima You Yue, dengan momentum yang berbeda dari sebelumnya.
"Menurutmu ada orang di sini?" Sima You Yue berjongkok dan mengusap bulu di leher Hitam Kecil. "Mungkin ada tamu barusan, tetapi sekarang sudah tidak ada lagi orang di sini. Pergi dan bermainlah sana."
Hitam Kecil menggonggong beberapa kali pada Sima You Yue, lalu berlari keluar seorang diri.
Ia melihat ke tempat yang Hitam Kecil lihat barusan, agak menyipitkan mata, tetapi tidak berbuat apa-apa. Kemudian, ia menutup pintu, menyusun formasi dan mulai berkultivasi.
Di ruang tak kasat mata tempat Huan berada, ia melihat Sima You Yue mulai berkultivasi.Ia memadatkan sebuah kursi, duduk, mengangkat kakinya, dan bergumam, "Kau masih tajam sekali. Namun, anjing hitam kecilmu itu jenis apa? Anjingmu itu sama sekali tidak punya energi roh, tetapi aku bisa merasakan kekuatan yang agung dari anjing itu. Kekuatannya pasti disegel, kan?"
Setelah bicara, ia berhenti, mencoba menjangkau untuk menyodok penghalang roh yang melindungi Sima You Yue, tetapi berhenti ketika ia nyaris menyentuh penghalang tersebut.
"Kalau kusentuh, aku pasti ketahuan. Sayangnya, You Yue, kapan kau akan ingat kami? Aku menantikan janji taruhanmu dengan rajaku …."
Dalam beberapa bulan berikutnya, Sima You Yue tinggal di pelatarannya dan berkultivasi dengan sungguh-sungguh. Kecuali sesekali keluar untuk bertemu dengan Murong Hui, ia menghabiskan seluruh waktunya di pelatarannya. Ia menghabiskan sebagian besar waktunya mengembangkan kultivasi jiwanya. Sisa waktunya yang lain ia habiskan untuk membaca buku demi memperluas wawasannya, baik pengetahuan Alam Hantu tentang praktik alkimia maupun penyempurnaan persenjataan roh untuk mencegahnya kehilangan kemampuannya.
Satu-satunya tujuan ia keluar selama periode waktu itu adalah untuk mencari tempat yang aman menjalani kilat kesengsaraan. Sekarang, penduduk Kota Luas jadi terbiasa dengan kilat kesengsaraan yang terjadi dari waktu ke waktu. Meskipun masih ada orang yang datang mendekat setiap kali kilat kesengsaraan terjadi, mereka tidak pernah bisa melihat siapa yang mengalaminya.
Seiring berjalannya waktu, berbagai versi legenda tersebar luas, tetapi hanya Sima You Yue yang tidak terseret.
Kehidupan seperti itu berlanjut hingga tahun berikutnya sampai pertandingan kota dimulai. Kemudian, ia muncul di depan semua orang. Namun, itu terjadi hanya pada saat pertandingan kota diadakan. Begitu berakhir, ia mulai berkultivasi tertutup lagi, sampai pertandingan wilayah dimulai.
Dalam satu tahun terakhir, kekuatannya sudah meningkat pesat, dan kekuatan Wilayah Luas juga sudah sangat berkembang karena penemuan lapisan bijih. Namun, dibandingkan dengan kadipaten lain, Wilayah Luas masih tertinggal jauh.
Masalah Klan Dong dan Klan Xiao masih jadi topik hangat yang dibicarakan orang-orang setelah makan malam. Reputasi Murong Hui dan Sima You Yue menyebar ke Wilayah Luas dan ke Kota Mahkota.
Namun, situasinya tidak lebih dari kehancuran dua kekuatan, dan kejadian tersebut tidak menimbulkan terlalu banyak perubahan. Hanya beberapa orang yang memberi perhatian dan memikirkan masalah itu dari waktu ke waktu.
"Menurutmu, apa Murong Hui akan datang bersama Murong Xi?" Sambil memegang mawar hitam, seorang perempuan memotong tangkainya dengan gunting, lalu meletakkan bunga tersebut ke dalam vas.
Gerakannya sangat elegan, dan ia tampak sangat mulia. Bunga di tangannya seakan-akan bukan mempercantik dirinya, tetapi ia-lah yang mempercantik bunga tersebut.
Namun, nada bicaranya tidak selembut tindakannya yang memancarkan semburat niat membunuh.
"Ya, Permaisuri. Mereka sudah pergi." Orang yang berlutut di atas lantai menunduk, takut melihat Permaisuri.
"Klan Mo memintaku tidak pergi ke Kota Luas untuk cari masalah dengannya selama sepuluh tahun. Tak kusangka setelah hanya dua tahun, dia sendiri yang justru jatuh ke dalam perangkap! Kalau begitu, bagaimana mungkin aku bisa melewatkan momen bagus macam ini!" Tampaknya yang ia potong bukanlah tangkai bunga, melainkan musuhnya!
Sementara itu, di bagian lain Kota Yu Agung, seorang lelaki tampan berjalan masuk ke sebuah taman kecil. Begitu ia masuk, ia melihat Xiao Ruo Bai sedang duduk linglung di tepi kolam.
"Kau linglung lagi." Si lelaki berjalan mendekat, lalu berdiri di samping Xiao Ruo Bai, melihat pantulan bayangan mereka di atas air.
"Pangeran Ketujuh, kau di sini. Ada apa?" Xiao Ruo Bai mengangguk ringan, menyapa si lelaki.
Karena Xiao Ruo Bai diselamatkan ke kediaman Pangeran Ketujuh, Pangeran Ketujuh selalu datang menemuinya dari waktu ke waktu. Awalnya, ia mengabaikan Pangeran Ketujuh dan memperlakukan Pangeran Ketujuh dengan acuh tak acuh. Kalau bukan karena Pangeran Ketujuh yang melibatkan Klan Xiao, bagaimana mungkin Klan Xiao bisa berakhir seperti itu?
Namun, Yu Qi tidak menyerah menghadapi sikap Xiao Ruo Bai. Ia malah menunjukkan segala macam perhatian pada Xiao Ruo Bai. Setelah waktu yang lama, akhirnya keduanya bisa bertukar beberapa patah kata.
"Sebentar lagi pertandingan wilayah dimulai," jawab Yu Qi. "Orang-orang dari Wilayah Luas sudah berangkat ke Kota Yu Agung, dan Murong Xi ada di antara mereka."
Mendengar nama Murong Xi, Xiao Ruo Bai menggigit bibir. Tangan di lututnya langsung mengepal.
"Belum lama ini dia juga membunuh Utusan, dan Permaisuri mau cari kesempatan untuk membunuhnya. Kenapa di saat-saat seperti ini dia justru datang ke sini?"
Yu Qi menatap Xiao Ruo Bai. "Kau masih peduli padanya? Dia menyusun formasi ilusi di Lembah Sungai Bulan, dan juga menggunakan racun di dalam formasi. Tanpa formasi ilusi itu, Klan Xiao tidak akan bisa semudah itu dimusnahkan. Bukankah seharusnya kau membencinya?"
"Benci." Xiao Ruo Bai tidak merahasiakan kebenciannya. "Namun, aku juga tahu kalau dia membuat formasi ilusi bukan untuk Klan Xiao. Dia masih mau cari tahu siapa yang berniat membunuh Murong Hui. Kalau Kakek tidak menyerang Murong Hui, itu tidak akan terjadi. Omong-omong …."
Ia menengadah untuk menatap Yu Qi. "Omong-omong, seharusnya aku lebih membencimu! Kalau bukan karena kau, Klan Xiao akan tetap seperti dahulu, dan semua anggota klanku pasti masih hidup."
Yu Qi tidak menyangkal perkataan Xiao Ruo Bai, tetapi juga tidak membela diri, karena memang begitu adanya.
"Kau membenciku, aku hanya bisa menanggungnya. Namun, menurutmu kenapa Murong Xi datang ke Kota Yu Agung?" Yu Qi menatap wajah Xiao Ruo Bai, tidak melepaskan tatapannya dari raut wajah Xiao Ruo Bai. "Kau mau menemuinya untuk balas dendam?"
"Aku tidak tahu." Xiao Ruo Bai menunduk. "Aku hanya seorang yatim piatu yang tak punya dukungan dan kekuatan. Apa yang harus kulakukan untuk menghadapinya dan Murong Hui?"
"Kau masih punya aku," kata Yu Qi. "Selama kau bersedia, aku bisa melakukan apa pun untukmu."
"Kalau kuminta kau bunuh diri, kau mau melakukannya?" Xiao Ruo Bai menatap Yu Qi dengan serius.
"Kau mau memintaku melakukan itu?" tanya Yu Qi dengan serius pula.
Xiao Ruo Bai menunduk. "Apa gunanya?! Bukankah hasilnya sama saja? Aku punya pilihan apa?"
Sekarang Xiao Ruo Bai kesepian dan tidak berdaya. Apa haknya untuk bisa balas dendam?
"Ruo Bai, maksudku, kalau kau mengangguk, kaulah permaisuriku." Yu Qi menatap Xiao Ruo Bai dengan tak berdaya. "Apa kau tidak mengerti isi hatiku?"
"Aku lelah, aku mau kembali untuk istirahat." Xiao Ruo Bai tidak mau membicarakan hal-hal macam itu lagi. Ia langsung bangkit berdiri, lalu pergi.
Yu Qi mengulurkan tangannya, mau memeluk Xiao Ruo Bai, tetapi langsung berhenti saat ia melihat punggung Xiao Ruo Bai yang tegas. Ia mengembuskan napas dalam-dalam.
"Jangan khawatir, akan kubalaskan dendammu," kata Yu Qi dengan lantang ke arah punggung Xiao Ruo Bai. "Pasti."
Xiao Ruo Bai berhenti, tetapi tidak berbalik.
"Sebenarnya, kau cuma mau cari alasan untuk menghadapi Murong Hui dengan terhormat, hanya karena dia tidak mau memihakmu. Aku sampai kau jadikan alasan, kau pikir tindakanmu tidak terlalu hina?"