Jadi, Ternyata Ia Nakhoda Palsu
Jadi, Ternyata Ia Nakhoda Palsu
"Kita sudah sampai, serahkan selebaran itu." Nakhoda Tuo mengulurkan tangannya ke depan Sima You Yue.
Melihat Nakhoda Tuo sudah meminta petanya, Sima You Yue, yang sudah menghafal seluruh isi peta tersebut, mengembalikan selebaran itu pada Nakhoda Tuo. Ia juga memberikan beberapa kendi anggur pada Nakhoda Tuo.
"Kudengar Nakhoda Tuo suka minum. Aku sendiri yang menyeduhnya, anggaplah sebagai hadiah terima kasih."
Nakhoda Tuo mengambil salah satu kendi dan meminumnya setelah membuka tutupnya. Serbuan aroma anggur pun menyebar. Ia menyesap agak banyak. Sensasi anggur yang menyegarkan mengaliri seluruh tubuhnya.
"Anggur ini lumayan juga, cukup kuat!" Nakhoda Tuo menyimpan semua kendi anggur tersebut ke dalam cincin interspasialnya, lalu berkata pada Sima You Yue, "Gadis kecil, aku juga tidak mau memanfaatkanmu. Ada monster tua di Gunung Telinga Kelinci. Kau harus hati-hati kalau kau pergi ke sana. Kau bisa menyebut namaku, Nakhoda Tuo, kalau kau tidak bisa menghadapinya."
Sebelumnya, mereka sudah menyinggung perihal Gunung Telinga Kelinci ketika masih di perahu, jadi wajar kalau Nakhoda Tuo tahu tujuan mereka.
Sima You Yue menyeringai. "Paman Tuo, kau benar-benar jujur, aku akan menyebut namamu kalau aku berada dalam bahaya nanti!"
"Kau harus menyiapkan lebih banyak anggur macam ini kalau kita bertemu lagi," pinta Nakhoda Tuo.
"Tidak masalah!" Ada banyak anggur roh di dalam Pagoda Roh, tetapi tidak akan menarik kalau Sima You Yue langsung mengeluarkan berkendi-kendi sekaligus. Ia akan memberikannya pada Nakhoda Tuo pada pertemuan mereka berikutnya.
Dengan peta yang ada di pikiran Sima You Yue, mereka tidak langsung menuju ke Gunung Telinga Kelinci. Mereka malah menuju ke formasi teleportasi terdekat dan pergi ke kota terdekat untuk mencari penginapan dan beristirahat.
Sima You Yue tidak tahu kalau setelah rombongannya pergi, sekelompok orang datang ke pantai dengan mata berkedut ketika melihat Nakhoda Tuo berpakaian seperti seorang nakhoda. Mereka berjalan mendekat dan berlutut di hadapannya.
"Yang Mulia, kau sudah pulang."
"Kenapa? Kalian sudah merindukanku setelah sekali perjalanan saja?" Nakhoda Tuo mengubah auranya dari seorang nakhoda yang licik menjadi seorang tuan muda yang kaya.
"Tuan, beberapa tetua sudah datang mencarimu beberapa kali. Mungkin mereka akan memulai keributan kalau kau tidak kunjung muncul," jelas si kepala pengawal.
"Dasar orang-orang tua tidak punya kerjaan. Akan kujadikan mereka tukang perahuku suatu hari nanti!" kata Nakhoda Tuo.
Orang-orang yang berlutut di tanah pun mendongak, berharap tuan mereka tidak akan mengubah mereka jadi tukang perahunya. Itu terlalu … merendahkan! "Ayo pulang, aku mau lihat seberapa besar keributan yang sudah mereka buat." Nakhoda Tuo turun dari perahu dan melangkah pergi, lalu berkata pada orang terakhir yang masih berlutut, "Kirim orang untuk mengawasi tamu yang kujemput tadi."
"Tuan, apakah mereka mencurigakan?"
"Dengan adanya mereka, kurasa Tempat yang Hilang pasti akan jadi ramai. Untuk apa aku melewatkan pertunjukan bagus?" jawab Nakhoda Tuo sambil tersenyum.
Biasanya instingnya tepat. Gadis tersebut pasti akan mengejutkannya.
"Tuan, siapa yang harus kita utus untuk menjemput orang-orang itu kalau nakhoda perahu ini pergi? Kami dengar Klan Du Utara, Klan Lai Timur, dan Klan Ouyang sudah bergegas ke sini."
"Untuk apa buru-buru? Orang tua itu meminum Mabuk Seribu Tahun-ku dan mungkin ia sedang tertidur lelap sekarang. Ia akan datang kemari dan mengambil alih perahunya waktu ia sudah bangun."
"Para klan yang tersembunyi itu …."
"Tunggu saja."
"…."
Tuan, bisakah kau tidak sekeras kepala ini!
Namun, tidak ada yang berani bilang begitu. Siapa yang tahu cara macam apa yang akan Tuan gunakan untuk menghukum mereka?
Mereka pun meninggalkan pantai bersama Nakhoda Tuo. Sementara itu, orang-orang yang sudah dipilih meninggalkan rombongan Nakhoda Tuo dan mengejar ke arah Sima You Yue pergi.
Sima You Yue pergi ke penginapan untuk menyusun ulang rencana. Setelah itu, ia berbaring di tempat tidur dan mulai mengingat-ingat informasi yang ia dapatkan.
Ada ribuan desa di Tempat yang Hilang dengan ratusan kota yang mengelilingi empat kota utama yang besar: Kota Phoenix, Kota Harimau Putih, Kota Naga Nilakandi, dan Kota Kura-Kura Hitam. Keempat kota utama tersebut mengelilingi sebuah kota di tengah … Kota Kosong.
Kabarnya, Kota Kosong memang layaknya seperti namanya. Bahkan tidak ada tembok kota atau bentuk perlindungan lain, misalnya penghalang roh, tetapi tidak ada yang berani membuat keributan di sana karena Penguasa Pulau Tempat yang Hilang tinggal di sana.
Hanya ada satu konsekuensi kalau ada yang berani membuat keributan di sana … mereka akan menghilang.
Mungkin mereka akan diusir atau dibunuh. Tidak peduli siapa pun orangnya, mereka, yang telah membuat keributan, tidak pernah muncul lagi di pulau tersebut.
Kabarnya, Penguasa Pulau berasal dari Klan Ilahi dan punya kedudukan yang paling tinggi serta hak yang paling banyak di pulau itu.
Sima You Yue tidak yakin apakah ada Klan Ilahi selain Klan Feng, tetapi memang benar kalau Penguasa Pulau punya hak dan kekuatan.
Orang-orang yang menyatakan kalau mereka punya hubungan dengan Klan Ilahi tinggal di empat kota besar. Sementara orang yang tidak punya bakat atau klan tinggal di kota-kota dan desa-desa kecil.
Ia berniat untuk bertanya pada Feng Xiang nanti.
Ia memperbesar peta di pikirannya dan mulai mencari lokasi Gunung Telinga Kelinci. Untungnya, pikirannya cukup kuat untuk mencari Gunung Telinga Kelinci di semua medan yang padat itu. Namun, ia terdiam setelah melihat jaraknya.
Ia pikir gunung tersebut tidak jauh dari mereka karena Yin Lin meminta mereka untuk pergi ke Gunung Telinga Kelinci setelah tiba di pulau itu. Siapa sangka ternyata jaraknya puluhan ribu kilometer.
Ia mengembuskan napas dan beristirahat sambil memejamkan mata. Ia hanya bisa pergi ke Gunung Telinga Kelinci untuk mencari kesempatan setelah ia beristirahat dengan cukup.
Ia tidak bisa menebak apa kesempatan tersebut. Sekarang, rasanya ia mau mengejek orang-orang yang memegang tongkat ilahi dan yang bilang kalau rahasia Langit tidak boleh terungkap. Ia merasa tidak nyaman terus berada dalam kegelisahan.
Setelah beristirahat di kota kecil itu selama dua hari, mereka memulai perjalanan menuju Gunung Telinga Kelinci. Mereka berganti formasi teleportasi beberapa kali, terbang menggunakan Binatang Roh terbang selama beberapa hari dan berganti formasi teleportasi beberapa kali lagi, sebelum akhirnya mereka mendekati Gunung Telinga Kelinci.
"Kakek, Nenek, kudengar Gunung Telinga Kelinci sangat berbahaya. Karena sudah larut, ayo kita cari tempat untuk beristirahat. Kita akan pergi ke gunung itu besok."
"Baiklah."
Semua orang merasa lelah karena mereka sudah bepergian dengan terburu-buru selama berhari-hari. Kekuatan mental Sima You Yue-lah yang paling kuat, jadi ia tampak sebagai yang paling bersemangat di antara mereka.
Saat mereka semua sedang beristirahat, ia mengambil kesempatan untuk berjalan-jalan di luar. Ia baru tahu kalau penduduk pulau tersebut cukup sombong. Mereka memandang rendah orang asing, tetapi ia tidak ambil pusing karena bukan hanya ia saja orang asing di situ.
Meskipun demikian, ia dengar banyak orang asing yang datang karena telah terjadi sesuatu di Tempat yang Hilang.
Ia tidak yakin apa yang terjadi. Banyak orang asing datang ke pulau yang terputus dari dunia luar tersebut.
Ia berjalan berkeliling dan mendengar sesuatu tentang Gunung Telinga Kelinci. Namun, tidak ada yang memedulikannya karena ia hanyalah orang asing. Mereka memberinya beberapa informasi yang tidak penting demi uang. Mereka memberikan informasi tentang tempat mana yang lebih berbahaya, di mana tempat untuk mendapatkan obat-obatan tertentu dan sebagainya.