Kebenaran tentang Peta Harta Karun
Kebenaran tentang Peta Harta Karun
"Hidangan sempurna kita sudah mereka rusak," ratap Di Wu.
"Apa kau belum kenyang waktu orang-orang itu datang?" tanya Sima You Yue.
Di Wu sudah selesai melahap semua yang Sima You Yue hidangkan. Tinggal buah-buahan saja yang belum ia habiskan.
"Apakah caramu itu aman?" tanya Mu Si. "Kudengar seni rahasia Klan Pang itu kuat sekali. Bagaimanapun, itu Binatang Roh kontrakmu. Kalau Klan Pang bisa menemukanmu, kau akan kena masalah."
"Tenang saja, semua akan baik-baik saja," kata Sima You Yue dengan yakin.
Kalau Flowey hanya disimpan di dalam ruang kontrak Sima You Yue, jejak jiwa Pang Yuan mungkin masih bisa mengarah padanya. Namun, Flowey ada di dalam Pagoda Roh, ruang yang jelas berbeda. Bahkan kalau seni rahasia mereka bisa mengarahkan mereka ke Pagoda Roh, mereka tetap tidak akan bisa menemukannya.
Melihat betapa yakinnya Sima You Yue, Di Wu dan Mu Si pun jadi tenang.
Setelah itu, mereka menggunakan kemampuan roh mereka untuk menghapus semua jejak aura Meng Tian Shan dan yang lainnya.
"Akhirnya selesai juga," kata Sima You Yue sambil tersenyum dan menepuk tangannya.
Mu Si menatap Sima You Yue dan tiba-tiba pergi ke hadapan Sima You Yue, langsung berlutut. Itu membuat Sima You Yue dan Di Wu terkejut.
"Mu Si, kau mau apa?"
Mu Si bersujud beberapa kali di hadapan Sima You Yue, lalu berkata, "Tolong, selamatkan ayahku! Dengan adanya kau di sini, kau pasti bisa menemukan ayahku!"
Sima You Yue menatap Mu Si. Ia tidak menyangka Mu Si akan meminta tolong mengenai hal tersebut. Ia tidak mengabaikan Mu Si, ia mengambil sebuah kursi dan duduk, lalu berkata, "Ada urusan yang harus kubereskan. Kau tahu itu."
"Aku tahu, maka dari itu aku tidak memintamu untuk membantuku saat ini juga. Begitu urusanmu selesai, apakah kau bisa membantuku mencari ayahku?" tanya Mu Si.
"Ayahmu sudah hilang selama bertahun-tahun. Dan kau tidak punya petunjuk. Bagaimana mungkin aku bisa semudah itu menemukannya?" tanya Sima You Yue. "Terlebih, kita baru bertemu. Kenapa aku harus membantumu? Terus terang, apa manfaat yang kudapatkan dengan membantumu?"
"Selama kau bersedia membantuku, aku akan melakukan apa pun yang kau minta," jawab Mu Si.
"Apa pun yang kuminta?" tany Sima You Yue. "Setelah aku menyelamatkan ayahku, aku akan meninggalkan tempat ini. Aku mungkin tidak akan pernah kembali lagi ke sini. Apa yang bisa kuminta darimu?"
Wajah Mu Si memerah. Sima You Yue benar. Ia sama sekali tidak berguna bagi Sima You Yue. Realistis saja. Siapa yang mau membantunya tanpa mendapatkan keuntungan? Bahkan Yang Zi memperlakukannya dengan baik hanya karena dia punya maksud tersendiri, apa lagi dengan orang yang bahkan tidak ia kenal.
Namun, naluri Mu Si mengatakan kalau ia melewatkan kesempatan tersebut, ia tidak akan pernah tahu kapan ia bisa menemukan ayahnya.
"Kalau kau bisa menemukan ayahku, aku akan mengikutimu. Meskipun aku tidak sekuat itu, aku masih muda. Suatu hari nanti aku pasti bisa menjadi orang yang berguna untukmu."
Sima You Yue menatap Mu Si, bertanya-tanya dalam hati apakah ia sebaiknya menyetujuinya atau tidak. Meskipun mereka belum lama mengenal satu sama lain, ia cukup menyukai Mu Si dan kasihan kepadanya. Mereka berdua sama-sama kesepian, tetapi seiring perjalanannya, ia punya banyak teman dan guru yang saling menyayangi. Namun, Mu Si tidak punya siapa-siapa.
Kalau dipikir-pikir, jelas kalau Mu Si jauh lebih tidak beruntung daripada dirinya.
Namun, kalau ia setuju, ia tidak tahu ia akan terlibat dalam masalah apa.
Melihat Sima You Yue masih ragu-ragu, Mu Si pun mengambil sebuah keputusan yang tegas. Ia mengeluarkan sepucuk surat batu giok hitam, lalu berkata, "Ayah pergi mencari harta karun. Kalau kau menemukannya, kau jadi bisa menemukan harta karun itu, dan harta karun itu akan jadi milikmu."
Sima You Yue agak tertegun melihat surat batu giok tersebut. Ternyata Mu Si sudah menemukan benda itu sejak lama, tetapi ia tidak pernah memberi tahu orang lain.
Bocah nakal tersebut sungguh bersandiwara dengan baik sejak awal.
"Apa kau tidak takut kalau dengan mengungkapkan rahasia ini, aku jadi bisa merebut itu darimu dan tidak mau mencari ayahmu?"
"Kau tidak akan melakukan itu," jawab Mu Si dengan yakin. "Aku percaya padamu."
Sima You Yue memperhatikan Mu Si, mengambil surat giok dari tangan Mu Si, lalu berkata, "Apa kau tidak tahu kalau ada saat-saat di mana kau tidak boleh begitu saja memercayai orang lain? Lagi pula, kita baru berkenalan kurang dari sehari."
Mu Si tidak menjawab. Ia tidak mungkin bisa bilang kalau ia sepenuhnya memercayai Sima You Yue Namun, ia mau mempertaruhkannya. Kalau ia menang, ia jadi bisa menemukan ayahnya.
Terlebih, meskipun mereka belum lama mengenal satu sama lain, firasat Mu Si mengatakan kalau Sima You Yue akan membantunya.
Melihat sikap Mu Si yang sudah kembali dingin, Sima You Yue mengembuskan napas. "Aku akan mempertimbangkannya. Sebaiknya kau bangkit berdiri dahulu."
Mu Si berpikir sejenak, lalu akhirnya bangkit berdiri.
"Apakah kau pernah melihat barang di dalamnya?" Sima You Yue memain-mainkan surat giok tersebut. Benarkah ada peta harta karun di dalamnya?
Sima You Yue masih curiga.
Mu Si menggeleng, lalu menjawab, "Surat itu disegel. Aku masih belum bisa membukanya."
"Oh?" Sima You Yue menggunakan kesadaran rohnya untuk menyelidiki surat tersebut. Surat itu memang memberi sedikit perlawanan.
Segel tersebut sulit bagi Mu Si, tetapi mudah baginya.
Ia menggunakan sedikit kekuatan dan kesadaran rohnya berhasil membuka segel itu.
Tidak ada peta harta karun seperti yang dikatakan Mu Si di dalam surat batu giok tersebut, hanya ada sebuah siluet. Itu pasti kesadaran yang ditinggalkan oleh ayah Mu Si.
Merasakan ada orang yang masuk, kesadaran itu membuka matanya. Melihat kalau yang masuk bukanlah anaknya, tetapi malah seorang perempuan yang tidak dikenalnya, raut wajahnya langsung berubah. Ia bertanya, "Di mana anakku?!"
"Tenang, Mu Si baik-baik saja," jawab Sima You Yue. "Dialah yang mengizinkanku masuk. Dia ada di luar sekarang, kau bisa merasakan kehadirannya."
Ayah Mu Si, Lian Jie, merasakan sesaat untuk memastikan kalau anaknya baik-baik saja. Baru setelah itu ia menoleh pada Sima You Yue dan bertanya, "Kenapa Mu Si memberikan surat ini kepadamu?"
"Dia pikir ini peta harta karun dan menyerahkan ini kepadaku sebagai bayaran agar aku mau mencarimu. Namun, setelah aku membukanya, ini sama sekali bukan peta harta karun!" jawab Sima You Yue.
"Harta karunnya memang ada, tetapi aku tidak meninggalkan petanya," kata Mu Lian Jie. "Kalau kau bisa menemukanku, kau mungkin bisa menemukan harta karunnya."
"Kau tidak pergi mencari harta karun," kata Sima You Yue dengan yakin. "Kalau kau tidak mengatakan yang sebenarnya, aku tidak akan menjanjikan apa pun pada Mu Si."
"Memang ada harta karun di tempatku berada sekarang. Hanya saja aku tidak mencari harta karun. Aku pergi untuk menyelamatkan seseorang."
"Menyelamatkan seseorang?"
"Ya, aku punya seorang teman. Meskipun kami belum lama saling kenal, aku bersumpah kalau terjadi sesuatu padanya, aku akan datang untuk menyelamatkannya."
"Siapa dia?"
"Aku tidak bisa memberitahumu siapa dia, tetapi kupikir kau mungkin bisa menebaknya. Karena kau punya aura yang mirip dengannya."
Sima You Yue tertegun, lalu bertanya, "Kau pergi untuk menyelamatkan ayahku?"
"Jadi, Sima Liu Xuan itu ayahmu." Mu Lian Jie tersenyum simpul.
"Benar. Di mana dia sekarang?"
"Aku juga tidak tahu dia di mana. Aku hanya tahu kalau dia juga menghilang di Gunung Senja. Aku harus pergi ke sana dan mencarinya," jawab Mu Lian Jie. "Nak, aku ingin memercayakan sesuatu padamu."
"Apa?"
"Kalau aku sudah mati waktu kau menemukanku, aku ingin kau membawa Mu Si pergi dan meninggalkan tempat ini."
Sima You Yue memikirkannya sejenak, lalu berkata, "Baiklah."
Mu Lian Jie kembali tertidur lelap setelah menerima janji Sima You Yue. Sepertinya hanya itu yang ingin ia katakan pada Sima You Yue. Ia harus menyimpan energinya untuk memberi instruksi pada Mu Si saat Mu Si masuk ke dalam surat batu giok tersebut.