Istri yang Sangat Dimanjakan: Nona Muda Kelima Dokter Ilahi

Menjebakmu (3)



Menjebakmu (3)

1Tepat ketika Istana Yin Yang dan Klan Zong Zheng mengira kalau mereka tidak bisa lagi menghindari pertempuran, Mu Wen yang ada di samping Qin Mo mengingatkan, "Tuan, si kera tua …."     

Mendengar itu, Qin Mo mengalihkan pandangannya dan melambaikan tangannya. "Ayo pergi!"     

Klan Qin pergi begitu saja, meninggalkan anggota Istana Yin Yang di sana.     

"Tuan Muda Istana, barusan Mu Wen menyebutkan si kera tua, sepertinya mereka sudah tahu kalau si kera tua terluka," kata Zong Zheng Song Mao.     

"Aku mendengarnya." Cao Le menatap punggung Qin Mo dengan niat membunuh. "Setelah kita selesai mengurus masalah Binatang Roh Keberuntungan, aku pasti juga akan menghabisi Qin Mo!"     

Barusan Qin Mo menatap Cao Le dengan jijik.     

Qin Mo sama sekali tidak pernah menganggap Cao Le!     

Bukankah Qin Mo hanya agak berbakat? Lihat, sombong sekali dia!     

"Tuan Muda Istana, karena mereka pergi menuju si kera tua, untuk apa kita buang-buang waktu, bisa-bisa mereka mendahului kita," kata Zong Zheng Song Mao. "Kalau Klan Qin berhasil menangkap Binatang Roh Keberuntungan, pasti jadi lebih sulit bagi kita untuk bisa mendapatkan secuil saja."     

"Mm, ayo kita cepat pergi dan temukan Binatang Roh keberuntungan itu!" perintah Cao Le dengan wajah berang. Seluruh tubuh Cao Le memancarkan tekanan yang rendah, membuat semua anggota Istana Yin Yang dan Klan Zeng Zhong tak berkutik. Mereka langsung menaiki Binatang Roh terbang dan pergi menuju ke dalam pegunungan.     

Klan Qin menyadari kalau Istana Yin Yang dan Klan Zong Zheng mengikuti mereka. Mereka terbang semakin cepat, berusaha melepaskan diri dari kedua kelompok tersebut, tetapi Binatang Roh terbang Istana Yin Yang lebih kuat, sehingga mereka terus mengikuti di belakang Klan Qin.     

"Tuan, mereka mengikuti kita." Mu Wen melihat ke belakang dan memberi tahu Qin Mo.     

"Bagus kalau mereka mengikuti kita," kata Qin Mo. "Biarkan mereka mengikuti mereka, bawa mereka ke si kera tua. Hubungi Qin Men, beri tahu mereka untuk mempersiapkan si kera tua, sebentar lagi kita sampai."     

"Ya," sahut Mu Wen.     

Qin Men, si kera tua dan yang lainnya sedang bersama-sama. Setelah mendengar informasi dari Mu Wen, Qin Men langsung memberi tahu si kera tua, "Sebentar lagi mereka datang. Pancing mereka ke dalam formasi sebentar. Begitu kau keluar dari jangkauan formasi, aku akan mengaktifkannya. Kau harus cepat."     

"Aku tahu," jawab si kera tua. Lalu ia memberi tahu Sepuluh Kecil dan Huang Kecil. "Kalian tetaplah di sini dan jangan keluar, mengerti?"     

Sepuluh Kecil dan Huang Kecil mengangguk. Mereka tahu ada banyak manusia di luar sana yang mencoba menangkap mereka. Mereka tidak akan keluar saat ini karena mereka tahu kalau itu justru akan lebih merepotkan leluhur tua mereka.     

Tubuh si kera tua sudah luka-luka, jadi ia hanya perlu mengusapkan sedikit darah ke bulunya dan berpura-pura kesakitan. Dengan begitu, ia bisa berhasil berubah menjadi Binatang Roh yang terluka.     

Si kera tua terbang keluar dan duduk di atas sebuah batu besar. Ia berpura-pura seolah sedang mengobati dirinya sendiri sambil menunggu kedatangan anggota Istana Yin Yang.     

Qin Mo menggiring anggota Istana Yin Yang dan terus terbang ke depan. Ketika ia hampir mencapai tujuannya, ia berhenti dan berbalik untuk menatap Cao Le, lalu bertanya dengan air muka kesal, "Cao Le, kenapa kau mengikutiku?!"     

"Jalan dan langit ini luas, siapa yang mengikutimu?" balas Cao Le. "Senang rasanya aku pergi ke arah ini."     

"Kau menuju ke arah ini?" tanya Qin Mo sambil menahan amarah di matanya.     

"Ya!" Cao Le mengusap dagunya.     

"Huh, baiklah kalau begitu, kau lewat sini, kami mau pergi lewat arah lain!" kata Qin Mo.     

"Tuan, tetapi kita menerima informasi kalau si kera tua ada di arah itu …." Setelah Qin Hong berkata demikian, Qin Hong merasa seluruh anggota Klan Qin menatapnya. Ia terkejut karena ia baru sadar kalau ia telah tidak sengaja mengatakan sesuatu yang tidak seharusnya ia katakan.     

Mu Wen dengan kejam melirik Qin Hong, lalu bertanya pada Qin Mo, "Tuan, Qin Hong benar, kalau si kera tua benar-benar ada di sana, bukankah kita justru rugi kalau kita pergi ke arah lain?"     

"Si kera tua tidak mati, dia bisa bergerak sendiri!" jawab Qin Mo. "Kalau kita terus menunjukkan jalan bagi mereka, aku khawatir aku tidak akan bisa mengendalikan diri lagi."     

"Tuan …." Mu Wen menatap Qin Mo dengan tak berdaya. "Kita ini sedang membicarakan si kera tua, susah sekali mendapatkan petunjuk tentangnya, kita tidak bisa menyerah begitu saja."     

"Biarkan saja mereka mengambil rute ini, kita cari rute yang lain," jawab Qin Mo. "Aku tidak yakin mereka bisa menemukan si kera tua lebih dahulu daripada kita."     

Melihat betapa tegasnya Qin Mo, Mu Wen hanya bisa mengikuti Qin Mo ke arah yang dia inginkan.     

Cao Le tercengang saat melihat Qin Mo benar-benar membawa anak buahnya pergi.     

"Tuan Muda Istana, apakah ini sebuah jebakan?" Salah seorang anggota Istana Yin Yang merasa hal tersebut aneh.     

"Tuan Muda, bagaimana menurutmu?" tanya Zeng Zhong Quan sambil menatap Zeng Zhong Song Mao.     

Zeng Zhong Song Mao cemberut. Menyaksikan Klan Qin menghilang dari pandangannya, ia menjawab, "Aneh. Tuan Muda Istana, hubungan kita dengan Klan Qin selalu buruk, kita harus berhati-hati, siapa tahu mereka mungkin menggunakan kesempatan ini untuk menipu kita."     

"Si Qin Mo itu, dia mau menipuku?" tanya Cao Le dengan nada mencemooh. "Orang itu memang jahat, tetapi dia tidak bisa menipuku. Kita ambil rute ini, ayo lanjut terbang."     

"Tuan Muda Istana, mungkinkah ada jebakan di depan?" tanya Zong Zheng Hai dengan ragu-ragu.     

"Jebakan apa yang mungkin ada di sana?" tanya Cao Le balik. "Jangan lupa, Lembah Kong juga datang dari arah ini, si kera tua bisa saja ada di arah ini. Ayo lanjut terbang, kalau kau takut mereka memasang jebakan, maka berhati-hatilah saat kita mulai memasuki areanya."     

Zeng Zhong Quan mempertimbangkan hal tersebut, lalu setuju. Anggota Lembah Kong juga datang dari arah sana, di manakah si kera tua kalau bukan di sana?     

"Kita harus lebih berhati-hati," pesan Zong Zheng Song Mao.     

Tanpa adanya Klan Qin memimpin jalan, mau tidak mau mereka terbang dengan lebih lambat, tetapi arah mereka tidak berubah. Akhirnya, mereka mencium bau si kera tua.     

"Ini bau si kera tua, dia memang ada di depan." Anggota Istana Yin Yang mencium bau si kera tua.     

"Baunya sekuat ini? Aneh," komentar Zong Zheng Hai.     

"Apanya yang aneh?" tanya Cao Le. "Ini menunjukkan kalau si kera tua sudah terluka parah sampai-sampai ia tidak bisa mengendalikan napasnya."     

"Benar!"     

"Ayo kita pergi dan memeriksanya, dia pasti ada di depan."     

Anggota Istana Yin Yang dan Klan Zong Zheng melaju dengan bersemangat. Ternyata benar, si kera tua memang ada tepat di depan di lembah gunung, tubuhnya bersimbah darah.     

Mereka menyayangkan darah si kera tua yang terbuang percuma di bebatuan. Inilah harta karun yang memungkinkan mereka bisa masuk ke tanah abadi, tetapi darah ini justru terbuang sia-sia! Mereka benar-benar ingin menyimpan batu tersebut, darahnya pasti akan cukup untuk membawa banyak orang masuk ke tanah abadi.     

Zong Zheng Hai dan yang lainnya menatap si kera tua, memastikan bahwa dia benar-benar sedang terluka, lalu berkata, "Seharusnya tidak ada masalah. Semuanya, tangkap dia!"     

Klan Zong Zheng langsung memimpin dan terbang menyerbu si kera tua.     

Awalnya si kera tua sedang beristirahat. Merasakan ada orang di dekatnya dan melihat mata rakus mereka, ia tidak mengatakan apa-apa dan langsung terbang ke lembah pegunungan. Namun, karena ia sedang terluka parah, ia tidak bisa terbang dengan cepat.     

"Kau mau melarikan diri? Kejar dia!" seru Cao Le, memerintahkan semua anak buahnya untuk mengejar si kera tua.     

Qin Men mengunci posisi si kera tua. Begitu si kera tua meninggalkan lembah pegunungan, ia langsung menyalakan formasi di lembah. Dalam sekejap, seluruh lembah pegunungan langsung diselimuti kabut tebal. Siapa pun tidak mungkin bisa tahu kalau ternyata ada sebuah formasi di dalamnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.