Tujuh Kecil Mengamuk
Tujuh Kecil Mengamuk
Tujuh Kecil jelas-jelas tidak berpartisipasi dalam pertandingan apa pun sebelumnya, jadi bagaimana mungkin guru-guru tua itu membiarkannya langsung ikut bergabung dalam pertandingan kali ini?
Mao San Quan bilang kalau ia tidak terpikir tentang itu sebelumnya. Namun, Tujuh Kecil tetap tidak bisa mundur sekarang walaupun dia mau. Jadi, ia hanya bisa menerima kalau ia harus ikut serta dalam pertandingan.
Tujuh Kecil marah, sangat marah! Akibatnya sangat serius!
Tujuh Kecil masih belum tahu siapa lawannya, tetapi tidak peduli siapa pun itu, orang itu bisa jadi kambing hitamnya.
Tujuh Kecil pasti memukuli lawannya dengan bertubi-tubi sampai-sampai lawannya itu menangis dan meratap pada ibu dan ayahnya. Biar Mao San Quan puas, biar Mao San Quan tahu rasa!
Mengapa Yue Yue bisa menonton dari atas sementara dia hanya bisa menunggu untuk naik ke panggung dari bawah?
Ini! Tidak! Adil!
"Perhatikan Tujuh Kecil. Dia seperti mau meledak!" kata Fatty Qu sambil menunjuk Tujuh Kecil dan tertawa.
"Fatty Qu, Tujuh Kecil sedang mengamuk. Kalau kau menggodanya sekarang, kau harus siap-siap dipukulinya sampai sedemikian rupa, sampai kau tidak bisa bangun dari tempat tidur selama tiga hari!" kata Sima You Le dengan riang sambil melihat sorot mata Tujuh Kecil. Ia sedang berdiri di samping Fatty Qu.
Tujuh Kecil melihat ke atas ketika ia merasa tatapan mereka tertuju padanya. Ia memelototi Fatty Qu dengan penuh kebencian ketika ia melihat Fatty Qu menertawakannya.
"Eh …."
Fatty Qu sama sekali tidak menganggap serius kata-kata Sima You Le, tetapi sorot mata Tujuh Kecil membuatnya langsung menciut.
Tatapan Tujuh Kecil mengatakan bahwa ia akan memukuli Fatty Qu kalau Fatty Qu terus menggodanya!
Fatty Qu sungguh yakin, kalau Tujuh Kecil memang sampai memukulinya, tidak bisa berjalan selama tiga hari saja masih dianggap ringan.
Ketika Sima You Yue dan yang lainnya melihat tindak tanduk Fatty Qu, mereka tidak bisa menahan tawa.
Selama itu ada hubungannya dengan Tujuh Kecil, Fatty Qu pasti sangat ketakutan.
"Bagaimanapun, melihat penampilan Tujuh Kecil, dia pasti sedang murka. Aku penasaran siapa yang sesial itu sampai bisa jadi lawannya," canda Sima You Yue.
"Tidak peduli siapa pun itu, aku khawatir hasilnya tidak akan baik," komentar Sima You Ran. "Kalau pihak lawan tidak langsung mengakui kekalahannya dan justru memberi Tujuh Kecil kesempatan untuk bertindak, bisa-bisa lawannya itu tidak punya kesempatan untuk berbicara lagi nanti."
Akhirnya giliran Tujuh Kecil tiba. Ia langsung terbang ke atas panggung. Ia menyilangkan tangannya di dada sambil memelototi lawannya.
Guru juri bahkan sampai bisa merasakan aura Tujuh Kecil. Ia terbatuk ringan, lalu berkata, "Babak ini, Tujuh Kecil akan bertarung melawan …."
"Aku mengaku kalah." Pihak lawan tidak menunggu sampai juri selesai berbicara. Ia langsung membuka mulut untuk mengakui kekalahannya.
"Apa katamu?!" Tujuh Kecil mengamuk.
Mereka bahkan belum mulai bertanding! Bagaimana mungkin orang itu bisa langsung mengaku kalah?
Juri menatap pihak lawan dan bertanya, "Apakah kau yakin?"
"Ya, aku yakin," jawab pihak lawan. "Aku mengaku kalah."
Bukannya pihak lawan itu tidak mengenal Tujuh Kecil. Kekuatan siapa yang sebanding dengan Tujuh Kecil? Terlebih, Tujuh Kecil baru saja menjalani perubahan wujud. Ia sama sekali bukan lawan Tujuh Kecil.
Melihat aura ganas yang memancar dari tubuh Tujuh Kecil, dari sudut pandangnya, ia jelas tahu pasti kalau Tujuh Kecil sedang mengamuk dan mencari seseorang untuk melampiaskan amarahnya. Kalau ia tidak mengaku kalah sekarang dan justru menunggu Tujuh Kecil untuk mulai bertarung, bisa-bisa ia tidak akan sempat mengaku kalah nanti meskipun ia mau.
"Kau tidak boleh menyerah!" raung Tujuh Kecil. "Kalau kau menyerah, percaya atau tidak, aku akan tetap memukulimu?!"
Melihat tingkah Tujuh Kecil, pihak lawan langsung memberi tahu juri, "Aku sudah mengakui kekalahanku. Cepatlah dan umumkan putusanmu!"
Melihat hal tersebut, juri tidak membujuk pihak lawan lagi. Dengan Tujuh Kecil yang bertingkah seperti itu, pantas saja pihak lawan langsung mau mengaku kalah.
"Arena ketiga, Tujuh Kecil menang!"
Setelah mendengar pengumuman tersebut, pihak lawan langsung kabur. Ia tidak berani menatap Tujuh Kecil.
"Terlalu menakutkan! Terlalu menakutkan!" kata pihak lawan sambil tidak henti-hentinya menepuk dada.
"Huh!" Karena tidak berhasil memukuli seseorang, Tujuh Kecil menghentakkan kakinya dengan marah dan menuruni tangga sambil mengentak-entakkan kaki.
"Krek … bruk …."
Mereka semua mendengar bunyi retakan dan langsung melihat ke atas panggung. Mereka menyaksikan panggung tinggi yang seluruhnya terbuat dari batu, telah terbelah dua di tengah, tempat Tujuh Kecil baru saja mengentak.
Panggungnya … hancur!
Namun, tidak ada yang berani mengatakan sesuatu kepada Tujuh Kecil. Mereka hanya bisa menyaksikan dengan hampa saat ia berjalan menuruni panggung.
"Ha - hancur?" tanya Fatty Qu dengan tak percaya.
Awalnya, Fatty Qu berniat suatu saat ingin menghancurkan panggung pertandingan sekte dan menetapkan itu sebagai tujuan pribadinya. Namun, Tujuh Kecil telah melakukannya dalam satu entakkan?
Fatty Qu sangat terpukul!
Mao San Quan dan Fan Lei, yang sedang duduk di tribun mereka, sangat sedih. Panggung tersebut terbuat dari batu Samudra Bintang Kesembilan yang hanya bisa ditemukan di Samudra Bintang Kesembilan! Batu itu langka, tetapi justru sungguh telah dihancurkan dalam satu entakkan!
"Tujuh Kecil itu, kenapa dia mengamuk segala?!" Hati Mao San Quan merana.
"Setidaknya dia hanya mengentak panggung. Melihat sifatnya, bisa saja dia malah menginjak-injak badan kita."
"Apakah cara ini bisa berhasil?" tanya Mao San Quan dengan agak ragu. "Seharusnya kita tidak merugi sampai seperti ini hanya untuk mencoba menipu musuh!"
"Apakah cara ini bisa berhasil atau tidak, semuanya telah terjadi. Kita hanya bisa menunggu hasilnya!" Fan Lei mengembuskan napas.
"Huh, kuharap ini tidak akan sia-sia …."
Di sisi lain, Tujuh Kecil kembali ke tribun dan duduk di samping Sima You Yue dengan air muka kecewa.
Melihat air muka Tujuh Kecil yang murung, Sima You Yue pun tersenyum, lalu mencubit hidung Tujuh Kecil.
"Sudahlah, jangan marah lagi. Lihat, kau sudah menghancurkan panggung. Bukankah seharusnya kau sudah berhasil melampiaskan amarahmu?"
Sima You Yue mungkin satu-satunya orang yang berani mencubit hidung Tujuh Kecil.
"Huh, kalau kau membiarkanku menghancurkan lima panggung tinggi, barulah aku tidak marah lagi," jawab Tujuh Kecil dengan jengkel.
"Direktur Mao dan yang lainnya pasti sudah patah hati melihat satu panggung yang telah kau hancurkan. Perhatikan wajah mereka. Bukankah mereka tampak bermuram durja?" tanya Sima You Yue.
Tujuh Kecil mengikuti arah pandang Sima You Yue dan melihat betapa sedihnya Mao San Quan. Ketika ia melihat alis Mao San Quan bergetar, ia tidak bisa menahan tawa.
"Pfft - Aku cuma mau membuatnya menderita. Lihat saja apakah dia berani terus memperlakukanku seperti ini lain kali!" kata Tujuh Kecil. Kemarahannya sudah agak mereda.
"Dengan pelajaran kali ini, mereka pasti tidak berani lagi," kata Sima You Yue. "Jadi, jangan marah lagi!"
"Yue Yue, kau memang yang terbaik. Yang lain tidak sabar untuk bersembunyi jauh dariku, tetapi hanya kau yang datang untuk menemaniku."
Bei Gong Tang dan yang lainnya yang berdiri di samping mau tidak mau cemberut.
Tujuh Kecil memancarkan energi kejam yang begitu kuat, tentu saja mereka akan langsung bersembunyi dan menjauh. Mereka semua kan bukan Sima You Yue, yang memiliki tempat khusus di hatinya. Apa pun yang Sima You Yue katakan terdengar seperti nasihat, tetapi jika mereka mengatakan hal yang sama, mereka justru akan semakin membuatnya marah. Bahkan mereka mungkin akan dimarahi dan dipukuli.
Mungkin belum tentu untuk yang lain, tetapi kalau itu Fatty Qu, dia pasti akan dipukuli!
Itulah mengapa tidak sembarang orang bisa menasihati Tujuh Kecil!
"Baiklah, ayo kita lanjut menonton pertandingan," kata Sima You Yue sambil menepuk tangan Tujuh Kecil.
Sekte belum berencana untuk mengganti panggung yang telah dihancurkan Tujuh Kecil sekarang, jadi mereka membiarkannya saja dan tidak menggunakannya.
Wang Si Miao, Pang Jia Nan dan Hua Piao Miao telah menyelesaikan pertandingan mereka dan mereka semua masuk sepuluh besar. Kemudian, Tang Yan dan Mo Bin juga masuk. Ditambah Tujuh Kecil, ada juga Sima You Yue yang langsung masuk. Dari sepuluh slot, sudah ada tujuh yang terisi.
Hari sudah siang ketika He Feng bertanding. Ia berhasil mengalahkan lawannya dan masuk ke peringkat sepuluh besar. Kemudian, dua orang sisanya juga telah terpilih.
Akhirnya, lahirlah sepuluh besar peringkat sekte.
Sekte menyatakan bahwa pertandingan hari itu sudah berakhir dan sekte akan membiarkan mereka semua libur sehari untuk beristirahat. Keesokan harinya, mereka akan menentukan siapa yang masuk lima besar dari sepuluh besar yang ada.