Hati yang Bingung
Hati yang Bingung
"Aku selalu mengira kalau Sima You Yue ada di Benua Yi Lin, tak kusangka kalau dia sudah ada di sini. Kita harus mencari tahu situasinya secepat mungkin supaya kita bisa membantu Liu Xuan untuk melindunginya dengan baik," jawab Sima Liu Yun. "Adapun Tim Bayangan, selama dikendalikan dengan tepat, seharusnya tidak akan ada masalah."
"Benar juga." Sima Liu Feng mengangguk. "Kalau begitu, biarkan Tim Bayangan menyelidiki masalah ini."
Selama beberapa hari berikutnya, Sima Liu Yun dan Sima Liu Feng terus menerima berbagai informasi mengenai Sima You Yue. Setiap berita yang mereka terima membuat mereka sangat tercengang, yang terus menyegarkan pandangan mereka tentang Sima You Yue.
Di sisi lain, Sima You Yue telah kembali ke penginapan. Tujuh Kecil terus berada di sisinya, bahkan tidak berani menarik napas dengan keras.
Sima You Yue kembali ke kamarnya, memasang penghalang roh lalu masuk ke Pagoda Roh.
"Kakek," panggil Sima You Yue dengan lembut saat sampai di kamar Sima Lie.
Sima Lie sudah selesai berkultivasi sebelum Sima You Yue tiba. Setelah naik peringkat menjadi peringkat Dewa, ia tampak jauh lebih muda.
Sima Lie membuka pintu kamarnya. Melihat air muka Sima You Yue yang pucat pasi, ia bertanya dengan sangat khawatir, "You Yue, ada apa?"
"Kakek, aku mau mengobrol denganmu."
Sima Lie langsung bergeser ke samping dan mempersilakan Sima You Yue masuk ke dalam ruangan.
"Ada apa?"
Sima You Yue duduk di kursi dan menatap Sima Lie, ia bertanya, "Kakek, ketika ayahku menyerahkanku kepadamu, apakah dia mengatakan sesuatu?"
"Apa yang dia katakan …."
Sima Lie teringat pada sore itu ketika ia baru saja kembali dari istana. Tepat ketika ia berjalan melalui pintu masuk utama kediamannya, ia bertemu dengan lelaki yang sebelumnya telah menyelamatkannya itu.
Beberapa dekade telah berlalu, tetapi Sima Liu Xuan masih tampak sama. Yang berbeda saat itu adalah ada seorang anak dalam pelukannya dan raut wajahnya memperlihatkan kesedihan yang mendalam.
"Tuan!" Sima Lie bergegas berjalan mendekat dan membungkuk untuk menghormati Sima Liu Xuan.
"Waktu itu kau bilang kau mau balas budi atas bantuanku yang telah menyelamatkan nyawamu. Izinkan aku bertanya padamu hari ini, apakah kata-katamu itu masih berlaku?"
"Janji seorang yang terhormat bernilai seribu emas."
"Kalau begitu, kumohon rawatlah anak ini, pastikan dia tumbuh dewasa." Sima Liu Xuan menyerahkan Sima You Yue ke dalam pelukan Sima Lie.
"Dia …."
"Anak perempuanku." Sima Liu Xuan menatap wajah mungil Sima You Yue dengan enggan. "You Yue, namanya Sima You Yue."
You Yue? Bukankah ia generasi yang sama dengan You Ming dan yang lainnya?
"Yakinlah, aku akan membesarkan anak ini."
"Pakaikan ini padanya dengan benar, ingatlah untuk tidak memberi tahu siapa pun kalau dia seorang perempuan." Sima Liu Xuan menaruh sebuah cincin di kain bedung sambil mengingatkan Sima Lie berulang kali.
"Kapan kau akan kembali menemui anak ini?" tanya Sima Lie.
"Aku belum tahu untuk saat ini, apakah aku bisa kembali atau tidak. Namun, aku pasti akan kembali …."
Sore itu, matahari yang terbenam berwarna merah darah ….
Sima You Yue mendengarkan Sima Lie yang sedang mengingat hari yang menjadi takdirnya tersebut, mendengarkan Sima Lie menggambarkan keengganan Sima Liu Xuan terhadapnya lagi.
Mungkin karena tubuh dan jiwa Sima You Yue telah menyatu untuk waktu yang lama dan keduanya sudah menjadi satu kesatuan sehingga ia bisa merasakan kerinduan Sima Liu Xuan terhadap putrinya sendiri.
"Apa yang sebenarnya telah terjadi?" tanya Sima Lie.
"Aku sudah bertemu dengan orang-orang Klan Sima, mereka bilang mereka pamanku," jawab Sima You Yue.
"Lalu apakah mereka melakukan sesuatu padamu?" Sima Lie jadi gelisah.
"Tidak." Sima You Yue menggeleng.
"Lalu bagaimana mereka bisa tahu kalau kau Sima You Yue?" tanya Sima Lie.
Sima You Yue menceritakan seluruh peristiwa yang terjadi sejak ia bertemu dengan orang-orang Klan Sima. Mendengarkan ceritanya membuat Sima Lie ketakutan.
"Kalau Klan Sima aman waktu itu, ayahmu tidak akan membawamu ke Benua Yi Lin dan memintaku yang membesarkanmu," kata Sima Lie. "Sekarang situasi mereka belum jelas, jadi mungkin telah terjadi sesuatu."
"Menurutku setidaknya kedua orang itu tidak berniat menyakitiku," kata Sima You Yue. "Kalau mereka ingin menghilangkan akar permasalahannya, mereka tidak akan membiarkanku kembali ke sini hari ini."
"Namun, itu tetap berbahaya." Tatapan Sima Lie penuh dengan kekhawatiran.
Sima Lie tidak tahu Klan Sima itu keluarga macam apa, tetapi ada satu hal yang jelas baginya. Tidak peduli siapa pun mereka, mereka bukanlah orang-orang yang sanggup mereka lawan sekarang.
"Aku ingin memastikan bagaimana sikap mereka sekarang dan juga kenapa ayahku mengirimku ke Benua Yi Lin saat itu," kata Sima You Yue.
"Kalau begitu, apakah kau akan menemui mereka?" tanya Sima Lie.
"Aku masih belum menjernihkan pikiranku." Sima You Yue menarik napas. "Besok pertandingan Alkimia akan dimulai dan masalah Serikat Alkemis belum selesai jadi tidak ada yang tahu bagaimana jadinya pertandingan Alkimia nantinya. Masalah Klan Sima harus menunggu sampai pertandingan Alkimia berakhir."
Sebenarnya Sima You Yue juga ingin tahu berita tentang ayah yang empunya tubuhnya. Ia telah berjanji kepada roh pemilik tubuhnya kalau kedua orang tuanya adalah ayah dan ibunya juga.
"Mm." Sima Lie. "Pertama-tama, selesaikan masalah yang ada di hadapanmu. Dalam beberapa hari ini, kau bisa sekalian mengamati bagaimana sikap mereka. Namun, menurutku, tidak peduli bagaimanapun sikap Klan Sima terhadapmu, ayahmu, dia mencintaimu."
Sima You Yue menatap Sima Lie. Setelah beberapa saat kemudian, ia mengangguk dan mengeluarkan cincin interspasial yang ditinggalkan Sima Liu Xuan, menatap cincin tersebut sambil termenung.
Melihat keadaan Sima You Yue, Sima Lie mengembuskan napas sambil menggeleng.
Masalah Sima You Yue sendiri saja belum selesai dan sekarang Sima You Yue justru menghadapi masalah dengan Klan Sima, ia benar-benar merasa sedih melihat Sima You Yue.
Beberapa saat kemudian, Sima You Yue meninggalkan kamar Sima Lie dan pergi menuju ke pelataran yang lain.
Mo Ketiga sedang membaca buku di pelataran tersebut. Ketika melihat Sima You Yue masuk, ia melambaikan tangannya yang sedang memegang sebuah buku sambil berkata, "Aku baru tahu kalau bukumu banyak sekali di sini."
"Kalau kau mau, silakan pilih dan bacalah, asal kau tidak memberi tahu siapa pun tentang buku itu." Sima You Yue berjalan mendekat dan duduk di samping Mo Ketiga.
"Tenang saja." Mo Ketiga meletakkan bukunya, lalu bertanya, "Kenapa kau tampak pucat? Apa yang kau pikirkan?"
Sima You Yue tidak menyangka perasaan Mo Ketiga begitu peka. Ia berpikir sejenak, lalu menjawab, "Aku sedang memikirkan siapa aku sebenarnya."
Alis Mo Ketiga terangkat, Sima You Yue ternyata memikirkan pertanyaan itu? "Kenapa kau memikirkan itu?"
"Jiwaku masih mengingat kebahagiaan dan kebencian dari kehidupan masa laluku dan ada kalanya aku merasa sebagai Ximen You Yue. Namun, saat aku bersama Kakek dan yang lainnya, saat aku bersama teman-temanku, aku merasa kalau aku Sima You Yue, gadis yang dibesarkan di Benua Yi Lin," jawab Sima You Yue.
"Lalu?"
"Namun, sekarang aku jadi bingung, sebenarnya aku itu siapa," jawab Sima You Yue. "Kadang-kadang ketika aku merasa kalau aku Ximen You Yue, aku merasa kasihan pada Sima You Yue dan ketika aku merasa kalau aku Sima You Yue, aku merasa kalau aku bukan Ximen You Yue."
"Kau adalah keduanya, Sima You Yue, dan juga Ximen You Yue. Tidak ada pertentangan," kata Mo Ketiga.
"Namun, aku masih merasa sedikit canggung saat aku bertemu dengan kerabatku," kata Sima You Yue. "Aku merasa kalau aku belum sepenuhnya berubah menjadi Sima You Yue. Misalnya, saat bertemu dengan paman Sima You Yue hari ini, aku tidak punya perasaan apa pun terhadap kerabatku. Contohnya ayahku, aku merasa kalau keluarga Sima You Yue sampai tahu kalau jiwa anak perempuan mereka sudah berubah, mereka pasti merasa sedih."