Istri yang Sangat Dimanjakan: Nona Muda Kelima Dokter Ilahi

Seorang yang Kuat



Seorang yang Kuat

0Ketika si pelayan melihat wajah perempuan yang tersenyum itu, ia merasakan kesuciannya dan terpikat padanya.     

"Pelayan?" desak perempuan tersebut.     

"Oh, hanya tinggal empat kamar kelas tiga." Pelayan itu kembali menguasai diri dan tersipu.     

Hanya empat kamar, bagaimana mungkin itu cukup untuk mereka?     

"Suruh dia menyiapkan dua puluh kamar untuk kita," perintah pemimpin kelompok tersebut.     

"Ini …." Pelayan itu tertekan. "Maaf, Tuan. Peraturan yang berlaku di sini adalah yang pertama datang, yang pertama dilayani. Kami tidak bisa mengusir tamu yang datang terlebih dahulu daripada Tuan-tuan."     

"Tidak bisa?" Lelaki itu meninggikan suaranya lagi. Seluruh penginapan bisa mendengarnya.     

Perempuan di sebelah lelaki tersebut menahannya. "Saudara Senior, karena di sini kamarnya tidak cukup, mari kita cari penginapan lain."     

Setelah itu, perempuan tersebut mencondongkan tubuh ke telinga lelaki itu dan berbisik, "Jangan lupa tujuan kita kemari kali ini."     

Ketika lelaki itu teringat akan misi mereka, ia mendengus dengan dingin dan mengibaskan lengan bajunya sambil berjalan pergi. Begitu pemimpin tersebut pergi, yang lain pun pergi mengikutinya. Sebelum pergi, perempuan itu meminta maaf kepada si pelayan, langsung membuatnya terpesona. Pelayan itu butuh beberapa menit untuk dapat kembali menguasai diri.     

"Ia sangat suci dan cantik!" Pelayan itu mengelus dada, tampak dungu.     

Kebetulan pemilik penginapan baru kembali dari pelataran belakang dan melihat pelayan yang tampak linglung itu di ruang depan. Ia berjalan mendekat dan menepuk kepalanya sambil berseru, "Kerja sana, jangan diam saja seperti patung!"     

Pelayan itu cemberut, tetapi kembali bekerja. Sebelum itu, ia melihat ke luar dengan enggan.     

"Tak kusangka mereka datang ke sini. Dia ternyata sangat kuat!" komentar Fatty Qu.     

"Benua ini begitu luas. Tak kusangka akan bertemu dengannya lagi dalam beberapa tahun. Nalan Lan, aku penasaran bagaimana reaksimu nanti ketika kita bertemu?" gumam Sima You Yue.     

"Nalan Lan bersikap cukup bijaksana barusan. Sepertinya dia sudah diajari dengan baik di Paviliun Bijaksana." Bei Gong Tang mengambil cangkir teh, tetapi tidak meminumnya.     

Gadis yang tadi berbicara di bawah itu adalah Nalan Lan. Saudara seniornya adalah seorang murid salah satu Master Paviliun.     

"Tampaknya mereka juga datang kemari untuk pergi ke Hutan Gelap. Aku ingin tahu apa yang ada di dalam sana sampai-sampai membuat begitu banyak orang datang ke sini." Bukannya curiga, Wei Zi Qi merasa lebih penasaran.     

"Omong-omong, ada yang ingin kukatakan pada kalian," kata Sima You Yue sambil mengeluarkan setumpuk kertas. "Ini adalah informasi yang baru-baru ini dikumpulkan oleh Paviliun Xuan Yuan. Para pendatang dari luar percaya bahwa seekor Binatang Roh Keberuntungan yang misterius telah muncul di tengah-tengah Hutan Gelap. Hal inilah yang menyebabkan perubahan di Hutan Gelap selama dua tahun belakangan. Banyak orang yang datang kemari akhir-akhir ini karena Binatang Roh Keberuntungan itu."     

Ketika orang-orang dari Paviliun Bijaksana datang ke penginapan, Sima You Yue telah kembali dari Paviliun Xuan Yuan. Begitu ia memasuki ruangan, ia mendengar suara-suara anggota Paviliun Bijaksana, jadi ia tidak langsung membagikan berita itu kepada Wei Zi Qi dan yang lainnya.     

"Seekor Binatang Roh Keberuntungan sungguh-sungguh muncul di tengah-tengah Hutan Gelap?" Mata Fatty Qu menjadi berbinar-binar setelah mendengar kabar tersebut.     

"Apa menurutmu itu mungkin?" Sima You Yue melirik Fatty Qu, dan kilat di mata Fatty Qu langsung padam.     

"Menurutmu berita ini salah?" tanya Wei Zi Qi.     

"Informasi ini diberikan oleh Paviliun Xuan Yuan kepadaku. Menurutku berita ini seharusnya benar, tetapi informasi yang mereka selidiki mungkin saja tidak selalu benar, kan?"     

"Maksudmu informasi tentang Binatang Roh Keberuntungan itu tidak benar?" tanya Sima You Le terkejut.     

"Sejak kapan Hutan Gelap berubah?" tanya Sima You Yue.     

"Lebih dari dua tahun yang lalu."     

"Jadi Binatang Roh Keberuntungan itu muncul begitu saja?" tanya Sima You Yue lagi.     

"Mungkin."     

"Lalu, apakah menurutmu masuk akal kalau Binatang Roh Keberuntungan dapat muncul begitu saja entah dari mana?" Sima You Yue melanjutkan rentetan pertanyaannya.     

"Jika itu memang Binatang Roh Keberuntungan, dia tidak akan mungkin muncul begitu tiba-tiba," jawab Sima You Ran.     

"Karena itu, berita tentang Binatang Roh Keberuntungan ini mungkin saja salah," simpul Fatty Qu.     

"Namun, berita ini mengatakan bahwa beberapa orang benar-benar merasakan aura Binatang Roh Keberuntungan, dan berdasarkan suara yang mereka dengar, Binatang Roh Keberuntungan itu masih remaja," kata Bei Gong Tang sambil menunjuk ke bagian informasi yang sebelumnya.     

"Jadi, mungkin saja itu memang Binatang Roh Keberuntungan," kata Sima You Yue sambil tersenyum.     

"Jika kita bisa menyimpulkan hal ini, orang lain juga bisa. Namun, kenapa tetap banyak sekali orang yang datang?" tanya Fatty Qu, tidak mengerti.     

"Lebih baik percaya pada kemungkinan untuk mencapai sesuatu daripada tidak sama sekali," jelas Sima You Lin. "Meskipun sebagian dari mereka mungkin meragukan berita itu, seekor Binatang Roh Keberuntungan yang masih muda tentu sangat menggoda para Master Roh. Jadi, bahkan jika berita itu memang palsu, mereka tetap bersedia ambil risiko."     

Jika mereka bisa membentuk kontrak dengan Binatang Roh Keberuntungan yang masih muda tersebut, itu sama saja seperti memiliki seorang pendekar unggul. Jangan fokus pada kekuatan Binatang Roh Keberuntungan tersebut sekarang, karena begitu mereka tumbuh dewasa, kekuatan mereka akan diluar dugaan. Misalnya, Api Qilin milik Wu Lingyu, belum ada Binatang Roh yang mampu mengalahkan Api Qilin.     

Oh ya, ada beberapa yang seperti Raung Kecil yang masih membutuhkan sedikit bimbingan.     

Raung Kecil tahu apa yang dipikirkan Sima You Yue. Raung Kecil sebal sampai-sampai ia berguling pindah ke lengan Halcyon, membuat Halcyon tidak nyaman. Ia hanya belum sepenuhnya keluar dari masa remajanya. Terlebih karena Sima You Yue terus-menerus mengalami cedera, masa pertumbuhannya pun terganggu. Huh, huh, tunggu saja sampai Raung Kecil memasuki masa dewasanya, ia akan membuat mata You Yue silau!     

"Orang yang merasakan aura Binatang Roh Keberuntungan awalnya tidak mengatakan apa-apa. Memang benar ada Binatang Roh Keberuntungan sebelumnya, tetapi apakah Binatang Roh Keberuntungan tersebut masih dalam tahap remaja atau masih di sini, tidak ada yang tahu pasti," kata Sima You Yue.     

"Jika kita belum pernah melihat Binatang Roh Keberuntungan sebelumnya, apakah kita juga akan tertarik?" tanya Wei Zi Qi. "Orang-orang memiliki keinginan yang kuat untuk mendapatkannya, sampai-sampai mereka bersedia mengambil risiko."     

"Apakah kita akan ikut terlibat?" tanya Sima You Ran.     

"Awalnya aku tidak mau, tetapi begitu melihat teman lama kita yang juga datang kali ini?" jawab Sima You Yue sambil tersenyum. "Selama kita bisa menjamin keselamatan kita, kita juga bisa bergabung dalam kehebohan ini."     

"Kesepuluh penjahat itu juga datang kemari demi Binatang Roh Keberuntungan tersebut," tambah Ouyang Fei.     

"Ck … jika para penjahat tersebut berhasil mendapatkan Binatang Roh Keberuntungan, itu akan tampak sangat aneh." Fatty Qu terkekeh.     

"Tempat tinggal sepuluh penjahat itu tampak seperti pelataran biasa. Firasatku mengatakan kalau mereka semua ada di sini." Sima You Yue mengeluarkan selembar kertas terakhir yang berisi informasi tentang sepuluh penjahat tersebut. "Aku telah mengirim beberapa Lebah Merah Tua untuk mengikuti mereka dan melihat apakah kita bisa memperoleh informasi. Jika memungkinkan, kita sebaiknya memisahkan dan mengalahkan mereka satu demi satu."     

Begitu Sima You Yue selesai berbicara, ekspresinya berubah.     

"Ada apa, You Yue?"     

Sima You Yue menjawab dengan serius, "Lebah Merah Tua telah ketahuan. Tampaknya kekuatan para penjahat itu memang luar biasa."     

Di sebuah pelataran di Kota Hijau, seorang lelaki yang tampak sakit-sakitan dan mengenakan pakaian putih terbatuk beberapa kali sambil berpegangan pada sebuah pohon. Tergeletak beberapa bangkai Lebah Merah Tua di kakinya.     

"Kakak Ketiga, apakah kau baik-baik saja?" tanya seorang lelaki berpakaian hitam dengan tahi lalat di dagu.     

"Aku baik-baik saja." Lelaki berbaju putih itu melambaikan tangan. Ia melihat bangkai-bangkai Lebah Merah Tua di tanah, dan bergumam, "Lagi-lagi kita sedang diawasi oleh seseorang …."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.