Istri yang Sangat Dimanjakan: Nona Muda Kelima Dokter Ilahi

Korban di Tengah Perjalanan



Korban di Tengah Perjalanan

2Melihat keadaan Sima You Yue dan yang lainnya yang baik-baik saja, Mao San Quan dan para guru sekte merasa lega.     

"Apa yang terjadi pada kalian? Kenapa kalian semua bisa ada sini?" tanya Mao San Quan dengan kesal.     

"Kami bukannya sengaja masuk ke sini!" jawab Tang Yan, merasa tidak terima. "Kami terseret terlibat dalam pertarungan di sini."     

"Apa yang sebenarnya terjadi? Mo Bin, ceritakan padaku," pinta Mao San Quan sambil menatap Mo Bin.     

Mereka yang baru sampai di sana langsung mengalihkan perhatian dari kalajengking emas ke Mo Bin dan yang lainnya, penasaran akan apa yang terjadi.     

Mo Bin menjelaskan bahwa mereka kebetulan sampai di situ. Mereka bertemu dengan lebih dari sepuluh ribu kalajengking emas dan bertarung. Ketika mereka hampir menang, sinar cahaya keemasan muncul entah dari mana, membutakan mereka, lalu sebuah pusaran gurun pun muncul. Pusaran tersebut membuat mereka semua berputar-putar, tersedot ke bawah dan akhirnya mereka masuk ke tempat mereka saat itu.     

"Apa yang terjadi setelah kalian datang ke sini? Apa yang kalian semua lihat? Apakah kalian semua membunuh kalajengking emas ini?" tanya seseorang dengan gelisah.     

"Tidak." Mo Bin menggeleng. "Kalajengking emas ini dibunuh oleh seekor ular piton. Saat kami masuk dari luar, kami melihat seekor ular piton besar berkelahi dengan kalajengking emas. Ular piton itu membunuh kalajengking emas menggunakan ekornya. Kemudian, ular piton tersebut menelan benda yang bersinar di atas mazbah, lalu pergi."     

"Apakah ular itu menyerang kalian?" tanya seseorang.     

"Mungkin ular itu buru-buru mau mencerna batu yang dilahapnya, jadi ia tidak menyerang kami. Ia bahkan meninggalkan tubuh kalajengking emas untuk kami," jawab Mo Bin.     

Artinya, tubuh kalajengking emas itu milik mereka.     

"Dari tanda dan jejaknya, pasti memang ada ular di sini."     

"Ular merupakan Binatang Roh yang paling berbahaya dan ganas, mengapa ia membiarkan kalian pergi begitu saja?" tanya seseorang.     

"Mungkinkah kalian yang menelan benda bercahaya itu? Siapa tahu ular itu Binatang Roh kontrak kalian atau kalian hanya mengarang cerita ini?"     

Mendengar kata-kata itu, tatapan orang-orang di situ berubah menjadi tidak ramah.     

Mao San Quan pun mengambil tindakan, ia berkata, "Mungkin, seperti yang Mo Bin dan yang lainnya katakan, ular itu terlalu terburu-buru untuk mencerna benda tersebut dan tidak mau buang-buang waktu di sini. Atau, mungkin juga ia merasakan kehadiran kita di atas dan, tahu kalau kita akan datang ke sini begitu cahaya sinarnya memancar, ular itu pun pergi dengan terburu-buru."     

"Benar."     

"Terlebih, lihatlah kekuatan kalajengking emas ini. Ia baru bisa dibunuh oleh seekor ular piton. Kalau begitu, sekuat apa ular piton itu? Kalian pikir dengan kekuatan murid-murid ini, mereka bisa mengontrak Binatang Roh dengan kekuatan macam itu? Kalian saja tak bisa, apalagi tiga orang murid seperti mereka!" Mao San Quan membantah tuduhan orang-orang itu.     

Orang-orang itu terdiam setelah mendengar kata-kata Mao San Quan.     

"Jangan mencurigai murid sekteku kalau kalian tidak punya bukti. Mereka ini anak-anak dengan perilaku yang baik!" Mao San Quan mendengus.     

Mendengar kata-kata Mao San Quan, Sima You Yue dan yang lainnya menunduk. Kalau tidak, mereka tidak akan bisa lagi menyembunyikan senyum mereka.     

Dengan menunduk, mereka akan terlihat dirugikan dan membuat orang-orang yang mencurigai mereka merasa tidak enak.     

"Karena ular piton itu memberikan bangkai kalajengking emas itu pada kalian, kalian bisa menyimpannya."     

"Ya, Direktur Mao." Sima You Yue berjalan mendekat, menyimpan tubuh kalajengking emas, lalu berdiri di belakang Mao San Quan.     

"Ular piton itu pergi ke arah mana?" tanya seseorang.     

"Ke situ. Ia berubah menjadi ular kecil dan terbang menjauh. Kalau kalian mau mengejarnya, perhatikan semuanya, ia bisa bersembunyi di mana saja." Mo Bin mengingatkan dengan baik hati.     

"Kami akan pergi dan mencarinya." Beberapa orang mengikuti arah yang ditunjukkan Mo Bin dan lanjut mengejar ular piton, tetapi mereka tidak akan dapat menemukan apa pun.     

"Ini pasti mazbah dari era purba. Tak kusangka ini ternyata terkubur di bawah gurun ini." Karena yang lainnya tidak bisa mendapatkan benda itu, mereka hanya bisa fokus pada mazbah tersebut.     

"Selain di sini, apakah kalian pergi ke tempat lain?" tanya Mao San Quan.     

"Tidak."     

"Bawa mereka ke atas, kami akan memeriksa tempat ini," pinta Mao San Quan kepada salah satu guru.     

Mao San Quan dan guru lainnya ingin memahami situasi di sana sehingga mereka harus menyelidiki lebih lanjut, tetapi keadaan di situ masih belum diketahui. Bisa bahaya kalau para murid tetap di situ.     

"Baik," kata guru tersebut. Lalu ia mengajak Sima You Yue dan yang lainnya, "Ayo naik."     

Sima You Yue dan yang lainnya tahu mereka tidak akan dapat ikut serta dalam kejadian selanjutnya, jadi mereka dengan patuh mengikuti guru itu kembali ke atas gurun.     

Ketika para murid yang berjaga di atas melihat Sima You Yue dan yang lainnya muncul, mereka diam-diam mengembuskan napas lega. Untunglah mereka masih hidup dan berhasil keluar dengan selamat bahkan setelah tertarik masuk ke bawah. Mereka takut Sima You Yue dan yang lainnya jangan-jangan sudah mati!     

Melihat Mo Bin keluar, Hua Piao Miao menghampirinya dan memberikan liontin batu giok yang ia pegang. Ia berkata dengan lembut, "Kau menjatuhkan liontin batu giok ini ketika kau tersedot masuk. Ini liontinmu."     

Mo Bin sudah lama menyadari liontin batu gioknya hilang dan mengira bahwa ia tidak akan bisa mendapatkannya kembali. Ia tidak menyangka ternyata Hua Piao Miao sempat mengambilnya.     

"Terima kasih," ucap Mo Bin pelan sambil menerima liontin batu giok tersebut.     

"Semua murid ada di oasis, ayo kita ke sana," kata Hua Piao Miao.     

Untungnya oasis itu cukup besar untuk menampung sepuluh ribu orang. Orang-orang sekte sampai di situ terlebih dahulu, jadi mereka menguasai tempat yang paling menguntungkan, yaitu dekat kolam.     

Setelah sampai di oasis tersebut, Sima You Yue baru menyadari kalau semua murid sekte sepertinya sudah berkumpul di sana.     

"Teman seperguruan You Yue, terima kasih untuk pilmu. Setelah aku disengat kalajengking emas, aku memakan pilmu dan itu menyelamatkan hidupku." Seorang murid mendekat dan membungkuk pada Sima You Yue, berterima kasih padanya karena telah menyelamatkan hidupnya.     

"Kau sendiri yang membelinya. Itu punyamu, kau tidak perlu berterima kasih padaku seperti ini," kata Sima You Yue sambil dengan lembut menariknya bangkit berdiri.     

"Aku tetap harus berterima kasih. Kalau kau tidak menyempurnakan pil ini, dari mana kami bisa membelinya? Kalau kami tersengat, kami hanya bisa seperti yang lain, melihat tanpa daya, menunggu kematian menjemput," sanggah orang itu dengan lantang.     

Banyak yang juga berpikir demikian. Kalau Sima You Yue tidak menyempurnakan penawar racun tersebut, mereka pasti mengkhawatirkan nasib mereka karena mereka mungkin bisa kehilangan nyawa di situ!     

Jadi, mereka memuja Sima You Yue dan memperlakukannya dengan hormat.     

Sima You Yue dan yang lainnya menyapa mereka dengan sopan, lalu berjalan ke sisi sebuah danau kecil. Tujuh Kecil melihat Wang Si Miao berdiri di bawah pohon di tepi sungai. Ia pun menyeret Sima You Yue mendekat ke sana.     

"Kau cepat sekali!" sapa Tujuh Kecil.     

Wang Si Miao sedang memikirkan berbagai hal ketika ia mendengar suara Tujuh Kecil. Ia berbalik dan melihat mereka berjalan mendekat.     

"Kenapa kau linglung sendirian di sini?" tanya Sima You Yue.     

"Aku sedang memikirkan beberapa hal," jawab Wang Si Miao. Ia melihat sekeliling dan melihat para murid berada di kejauhan. Lalu ia menangkupkan tangannya untuk memberi hormat pada Sima You Yue. "Terima kasih atas racun yang kau berikan padaku sebelum kau pergi."     

"Kau menggunakannya?"     

"Aku menggunakannya." Wang Si Miao melanjutkan, "Dalam perjalananku kembali ke sekte, ada beberapa orang yang mencoba membunuhku. Mereka cukup kuat. Kalau bukan karena racun yang kau berikan padaku, yang membuat mereka mengantuk selama beberapa saat, aku mungkin tidak akan bisa kembali ke sekte."     

"Kejam sekali?" Sima You Yue melanjutkan bertanya, "Apakah kau tahu siapa yang mencoba membunuhmu?"     

"Aku bisa menebak siapa mereka, tetapi aku tidak tahu apa alasannya," jawab Wang Si Miao dengan ragu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.