Dewa Obat Tak Tertandingi

Memberikan Kepala! 



Memberikan Kepala! 

2"Dilihat dari penampilanmu, kau ini seharusnya baru kembali dari kematianmu, kan? Sudah berapa kali kau mati? Uh, Maaf soal itu. Seharusnya, sudah berapa belasan kali kau mati?"      

Tatapan Ye Yuan mengedar ke wajah beberapa orang ini. Nada suaranya penuh dengan ejekan.      

Kekuatan orang-orang ini tidak terlalu kuat. Yang paling kuat juga hanya ada di tingkat Kaisar Surgawi Cakrawala Ketiga, tetapi dia ikut mengejeknya di sini. Ini sungguh sangat menggelikan.      

Seperti yang diduga, begitu orang-orang ini mendengar, ekspresi mereka langsung berubah.      

Kata 'berapa belas kali ini' terlalu berlebihan. Akan tetapi, mereka memang sudah mati lebih dari sepuluh kali.      

Namun, dalam lingkungan semacam ini, angka kematian dari si lemah sangat tinggi.      

Tatapan mata dari salah satu mereka, yakni pemuda berbaju brokat, menjadi dingin.      

"Bocah, pendatang baru harus sadar kalau dia ini baru! Kau akan mati mengenaskan kalau bersikap terlalu angkuh!"      

Pemuda berbaju brokat ini bernama Yang Ke. Dia adalah pemimpin dari kelompok orang ini. Kekuatannya berada di tingkat Kaisar Surgawi Cakrawala Ketiga puncak.      

Kelompok mereka baru saja berhadapan dengan kepungan seorang petarung ahli di luar kota. Akhirnya, kelompok mereka dimusnahkan.      

Kali ini, mereka sedang kecewa. Ketika mereka melihat Ye Yuan, mereka mau tak mau sedikit menghinanya.      

Ye Yuan tertawa garing.      

"Begitu aku masuk, kalian mengejeknya tanpa henti. Sekarang, kalian bilang kalau aku ini angkuh. Kenapa hanya kalian yang benar?"      

Yang Ke menanggapi dengan suara dingin.     

"Dalam Alam Perang Purba ini, kata-kata yang diucapkan oleh pihak yang kuatlah yang benar! Bocah, kalau kau berani mengatakan hal ini di luar kota, kau akan sudah jadi mayat!"      

Ye Yuan tersenyum tipis.      

"Oh, begitu? Kalau begitu, aku akan keluar kota sekarang. Apa kalian berani ikut denganku?"      

Yang Ke tertegun. Apa mungkin orang ini tolol?      

Mereka cemas dan tidak berani bergerak di dalam kota. Namun, dengan meninggalkan kota, mereka bisa melepaskan serangan fatal.      

Hal semacam ini sangat sering terlihat di luar kota.      

Di luar kota, seorang petarung selain harus waspada akan binatang-binatang ganas yang mungkin muncul kapan saja, mereka juga harus berhati-hati akan manusia yang muncul entah dari mana.      

Hanya saja, Ye Yuan ini pendatang baru. Dia sama sekali tidak punya poin dewa perang.Akan sia-sia juga membunuhnya.      

Menurut peraturan-peraturan Alam Perang Purba, jika bisa membunuh seorang lawan, seseorang akan bisa mendapatkan 10-70% pon dewa perang.      

Semakin tinggi peringkat lawan, semakin banyak poin dewa perang dan dan semakin rendah peringkatnya, maka semakin sedikit poinnya.      

Di awal, beberapa orang yang kuat akan sengaja untuk menunggu peringkat orang lain untuk mendapatkan posisi yang lebih tinggi dengan cara memburu mereka.      

Namun seiring berjalannya waktu, peringkat juga akan menjadi semakin stabil.     

Menantang orang yang berperingkat lebih tinggi dari mereka setara dengan menyerahkan kepala mereka.     

"Hahaha, apa kau menantangku? Aku sudah pernah melihat mereka yang cari mati, tetapi aku tidak pernah melihat orang sepertimu yang terburu-buru untuk cari mati! Baru masuk dan ingin merasakan kematian? Tenang saja, rasanya sama seperti di dunia nyata!" Yang Ke berkata sambil tertawa keras.     

Meskipun Ye Yuan tidak memiliki poin dewa perang, Ye Yuan sangat angkuh. Mana mungkin dia menerima hal ini?      

Selain itu, kelompok mereka baru saja dimusnahkan. Cukup bagus mereka menemukan pendatang baru sebagai luapan kemarahan.      

Ye Yuan berkata dengan santainya, "Aku mengincar poin dewa perangmu. Meski jumlahnya lebih sedikit, itu lebih baik daripada sama sekali tidak dapat poin."      

Saat beberapa orang ini mendengar kalimat Ye Yuan, mereka tidak bisa menahan tawa.     

Ketika Yang Ke mendengar itu, dia tertawa lebih keras dan berkata, "Kau, pendatang baru, sangat menarik! Bagus, sangat bagus! Kalau begitu mari kita pergi ke luar kota dan bersilang pedang. Poin dewa perang Kakek Yang ada di sini. Ambil kalau kau bisa!"      

Ye Yuan juga tidak bertele-tele. Dia langsung berbalik dan menuju ke arah luar kota. Di kota, banyak petarung melihat ada pertunjukan untuk ditonton dan mereka tidak bisa menahan rasa ingin tahu mereka. Mereka juga ikut.     

"Pendatang baru ini sungguh menarik. Kaisar Surgawi Cakrawala Kedua ternyata sangat angkuh!"      

Seorang petarung berkata dengan emosi yang berkecamuk.     

"Heh, Orang-orang yang bisa masuk Alam Perang Purba ini, yang mana yang bukan merupakan orang dengan bakat luar biasa di dunia luar? Tapi, setelah tiba di sini, baru dia tahu kalau ternyata ada langit di atas langit. Selalu akan ada orang yang lebih baik!"      

"Bocah ini mungkin akan bertarung lintas tingkatan di luar. Namun, dia mungkin tidak tahu kalau semua orang di sini bisa melakukan hal itu! Meski begitu, tidak ada gunanya sama sekali!"     

...     

Kelompok anak- anak tak bisa diramal ini sangat menghina tindakan Ye Yuan. Ketika mereka baru saja masuk, yang mana dari mereka yang tidak angkuh?      

Namun, seiring berjalannya waktu, kepercayaan diri mereka diruntuhkan sedikit demi sedikit. Hingga sekarang, mereka sudah belajar bersikap.      

Kalau mereka sengaja menyinggung seorang petarung ahli, si petarung ini akan mengejar dan membunuh mereka hingga mereka tidak berani keluar kota!      

Namun, di kota pun tidak dijamin aman seratus persen.      

Ini karena, ada batasan waktu di tempat ini.      

Begitu waktunya habis, peraturan Alam Perang Purba akan langsung melenyapkanmu!     

Orang-orang Yang Ke ada enam orang. Dua orang berada di tingkat Kaisar Surgawi Cakrawala Ketiga dan empat lainnya berada di tingkatan Cakrawala Kedua.      

Namun, meski mereka ini berada di tingkat Cakrawala Kedua, mereka ini juga merupakan sosok-sosok puncak. Mereka hanya tinggal selangkah kali menjadi Kaisar Surgawi Cakrawala Ketiga.      

Begitu tiba di kota, mereka melihat ke arah Ye Yuan seperti seekor serigala jahat besar yang melihat seekor kelinci putih kecil. Mereka tampak ceria.      

Bocah ini ternyata datang keluar kota.      

"Peng Yang, pergi dana jari saudara kecil kita ini bagaimana bersikap di Kota Bantuan Awan!" Yang Ke berkata kepada rekan-rekannya.      

Rekannya yang bernama Peng Yang menunjukkan ekspresi lucu di wajahnya saat dia berkata sambil tersenyum, "Oke, aku sangat senang mengajari pendatang baru macam ini! Bocah, kau pasti berpikir kalau kau ini sangat luar biasa dengan bertarung lintas alam dan menantang lawan! Tapi, masing-masing dari kami juga bisa melakukannya dan bertarung di luar! Karena itu, setelah kau mati, ingat untuk menyelipkan ekormu dan …"     

Duar!      

Kata-kata Peng Yang belum memudar dan dia sudah mati.     

Ye Yuan tiba-tiba meledak dengan pukulan yang sangat cepat.      

Semua orang belum bereaksi dan Peng Yang sudah kembali ke tempat kelahirannya sekali lagi.     

Ye Yuan tampak sangat tenang. Dia seolah-olah melakukan sesuatu yang sangat biasa. Sementara itu, pada saat ini, satu demi satu teks prasasti berlapis emas memasuki tubuhnya. Ini adalah poin dewa perang.     

Ye Yuan memperoleh 32 poin dewa perang setelah membuah santai Peng Yang.     

"Hanya sedikit poin dewa perang. Kalian sangat lemah!" Ye Yuan berkata dengan sedikit ketidakpuasan.     

Peringkat Peng Yang tidak tinggi, tetapi dibandingkan dengan Ye Yuan, peringkatnya sangat tinggi.     

Dia memperoleh 30% dari poin dewa perang Peng Yang.Ini juga berarti kalau poin dewa perang Peng Yang hanya di bawah 100-an.     

Ye Yuan hanya mengatakan apa yang ada di pikirannya, tetapi ini menjadi sebuah hinaan besar bagi Yang Ke dan yang lainnya.      

Poin dewa perang yang rendah mengindikasikan kalau kekuatan mereka ini lemah!      

Sebenarnya, poin dewa perang mereka tidak dianggap rendah juga, khususnya Yang Ke. Poin dia ini mendekati angka 10.000.      

Namun, mereka baru saja mengalami pemusnahan kelompok dan kehilangan poin dewa perang. Jadi, itulah kenapa poin ini tampak sedikit.      

Tatapan mata Yang Ke menjadi muram. Dia sudah membara dengan niat membunuh.     

"Bocah, kau ternyata tidak mengikuti aturan dan menyerang Peng Yang dengan diam-diam!"      

Ye Yuan langsung tertawa dan berkata, "Yang namanya pertarungan ya pertarungan. Omong kosong macam apa ini? Selain itu, bukankah Alam Perang Purba ini merupakan tanah pembantaian? Apa mungkin ketika kita saling membunuh, kita harus saling sapa dan mengucapkan kata 'hai'?"      

"Hahaha ..."      

Sebuah gelombang tawa terdengar dari sekitar.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.