Diam-Diam Menikah Dengan Konglomerat

Ia Juga Tidak Memaksanya



Ia Juga Tidak Memaksanya

2Jika Qiao Mianmian berkata menginginkan nyawanya, pasti Mo Yesi juga akan memberikannya tanpa ragu-ragu. Bahkan ia ingin berkata, karena Qiao Mianmian begitu takut, kalau begitu tidak masalah jika mereka tidak melahirkan seorang anak. Karena ia tidak rela kalau Qiao Mianmian merasa cemas, dan juga tidak rela Qiao Mianmian merasakan sakit.     

Mo Yesi sama sekali tidak begitu menganggap penting keturunannya sendiri. Jika Qiao Mianmian benar-benar tidak ingin melahirkan seorang anak, maka ia juga tidak masalah. Mereka bisa mengadopsi seorang anak, atau mengadopsi anak dari kerabat keluarga Mo, dan itu juga tidak masalah.      

Singkatnya, jika Mo Yesi menginginkan anak, caranya akan sangat banyak. Jadi tidak harus Qiao Mianmian sendiri yang melahirkan. Tapi, meskipun ia tidak suka pada anak kecil, ia tetap bersedia jika Qiao Mianmian mau melahirkan anaknya.     

"Oke." Tatapan mata Mo Yesi tampak lurus dan melihat ke arah Qiao Mianmian. Mata lembutnya kebingungan, lalu ia mengusap kepala Qiao Mianmian dengan penuh kasih sayang, bahkan suaranya juga sangat lembut, "Kau tidak perlu melahirkan jika kau tidak ingin."     

"Hah..."     

Padahal Qiao Mianmian ingin mengatakan kalau ia bukan tidak bersedia melahirkan seorang anak. Tapi, ia hanya tidak ingin melahirkan anak begitu cepat.     

*     

Saat pergi ke apotek untuk membeli obat, Mo Yesi memutuskan ingin menemani Qiao Mianmian. Mereka berdua pun berjalan masuk ke dalam apotek, lalu petugas apotek langsung berjalan mendekat dan bertanya pada mereka, obat apa yang ingin dibeli.      

Saat mendengar Qiao Mianmian ingin membeli satu kotak pil kontrasepsi, wajah petugas apotek langsung berubah. Kemudian, saat ia melihat Mo Yesi lagi, tatapannya malah bertambah menjadi lebih dalam.      

Petugas apotek di sini adalah wanita paruh baya berusia empat atau lima puluh tahun. Tidak seperti gadis muda yang langsung menatap lurus begitu melihat Mo Yesi. Meskipun wanita paruh baya itu juga merasa penampilan anak muda yang baru berjalan masuk itu cukup menawan. Tapi itu juga hanya merupakan tatapan senior yang mengagumi juniornya, bukan tatapan jatuh cinta.     

"Gadis muda, kau ingin pil kontrasepsi darurat untuk kau makan sendiri?" tanya bibi petugas apotek paruh baya sambil menatap Mo Yesi dengan dalam. Tatapannya benar-benar terlihat sedikit waspada. Lalu, tatapannya jatuh ke wajah Qiao Mianmian lagi. Namun, entah kenapa ia malah merasa marah.     

Usia Qiao Mianmian masih muda. Ini pertama kalinya ia membeli barang seperti ini. Jadi, ketika ia ditatap aneh oleh bibi petugas apotek itu, entah mengapa malah membuat wajahnya menjadi seperti terbakar. Ia lalu mengerutkan bibirnya dan berbisik, "Iya."     

Wajah bibi petugas apotik berubah. Ia tiba-tiba mengulurkan tangan dan menarik satu tangan Qiao Mianmian sambil berkata, "Pil kontrasepsi darurat di sini ada beberapa jenis, kau ikut dan melihat-lihat denganku. Aku akan menjelaskan efek mana yang paling baik."     

Bibi petugas apotek tersebut berbicara sambil menarik pergi Qiao Mianmian.     

Mo Yesi melihat petugas apotek sedang menarik Qiao Mianmian lalu berjalan masuk ke sebuah ujung. Matanya yang dalam menyipit, dan alisnya sedikit mengernyit. Ia selalu merasa kalau tatapan petugas apotek itu melihatnya dengan sedikit aneh.     

Setelah melewati sebuah rak, bibi paruh baya yang tampak baik hati itu kemudian menekan suaranya dan berkata dengan sedikit marah, "Gadis muda, aku beritahu kau ya, apakah kau dipaksa oleh pemuda di luar itu? Kau jangan takut, beritahu bibi masalah yang terjadi, bibi akan membantumu."     

Qiao Mianmian benar-benar bingung. Wajahnya tercengang. Namun ia masih bisa menjawab dengan jujur, "Dia, dia tidak memaksaku."     

"Tidak memaksamu?" tanya bibi paruh baya yang teringat wajah pemuda di luar itu sangat bermasalah. Hatinya langsung mengerti, ia lalu menghela napas dan berbicara dengan getir, "Dia pasti mengandalkan penampilan luarnya yang baik, dan membujukmu dengan kata-kata manis untuk membohongimu."     

"Gadis kecil, anak perempuan bibi hampir sebaya denganmu. Jadi, begitu aku melihatmu, itu sama seperti melihat anakku sendiri. Kau jangan menyalahkan perkataan bibi yang begitu banyak. Penampilan pemuda itu cukup baik, dia memiliki wajah yang disukai wanita. Tapi, meskipun penampilannya baik, kau juga tidak dapat bersama dengan seorang kriminal."     

Qiao Mianmian tercengang lagi. Karena ia sama sekali tidak mengerti apa yang sedang dibicarakan bibi itu. Bahkan ia mengatakan bahwa Mo Yesi melakukan kejahatan?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.