Tatapan Matanya Itu Agak Aneh
Tatapan Matanya Itu Agak Aneh
Qiao Mianmian dulu berpikir untuk mempertahankan hubungan yang dangkal dengan Shen Rou. Sekalipun mereka tidak bisa menjadi teman sejati, mungkin saja mereka bisa menjadi teman biasa. Bagaimanapun, Shen Rou dan Mo Yesi telah memiliki persahabatan selama bertahun-tahun.
Jadi Qiao Mianmian tidak ingin hubungan pertemanan mereka menjadi tidak harmonis karena dirinya sendiri. Tapi sekarang, ia berubah pikiran. Setelah Shen Rou menggunakan kata-kata untuk menindas dan mempermalukan adiknya, ia tidak pernah berpikir untuk mempertahankan hubungan yang dangkal.
Setelah melihat ketiga orang yang masuk, Qiao Mianmian lalu mengalihkan pandangannya ke Shen Rou. Kemudian, setelah beberapa detik saling berhadapan, ia pun tersenyum dan berkata, "Nona Shen, kita tidak terlalu akrab satu sama lain, kau lebih baik memanggilku Nona Qiao. Mengenai apa yang dikatakan Luoluo barusan, maaf, menurutku itu tidak terlalu berlebihan sama sekali."
Shen Rou terkejut, wajahnya menegang, "Kau..."
"Setiap orang berhak untuk menyukai dan membenci orang lain. Nona Shen tidak bisa berpikir dia terlalu berlebihan hanya karena Luoluo tidak menyukaimu. Lagi pula, satu-satunya yang membuat semua orang suka adalah RMB, kan?"
Wajah Shen Rou membiru setelah mendengarkan hal itu. Beberapa detik kemudian ia menoleh tanpa daya dan sedih sambil menggigit sudut bibirnya. Setelah itu ia berkata dengan wajah menderita, "Sepertinya aku tidak diterima di sini, aku… Aku lebih baik pergi saja."
Di masa lalu, jika Shen Ruo mengatakan itu, Gong Zeli dan Yan Shaoqing pasti akan menghentikannya dan membantunya berbicara. Tapi kali ini, setelah selesai berbicara, ia melihat baik Yan Shaoqing maupun Gong Zeli tidak ingin menghentikannya. Terlebih lagi tidak ada yang membantunya berbicara.
Yan Shaoqing mendengar bahwa Shen Rou akan pergi, dan ia bahkan mengangguk tanda setuju. "Baiklah Rourou, kau pergi saja dulu. Ada beberapa hal yang ingin aku bicarakan dengan kakak ipar, nanti aku akan datang mencarimu lagi."
"Zeli, apa kau akan menemani Rourou?"
Ketika Yan Shaoqing bertanya pada Gong Zeli, ia melihat Gong Zeli menatap Qiao Mianmian dengan bingung. Tatapan matanya itu agak aneh. Padahal Gong Zeli seolah tidak mendengar apa yang ia katakan dan tidak menanggapinya.
Yan Shaoqing tertegun selama beberapa detik, kemudian ia memberikan 'Pukulan' di dalam hatinya, dan dikejutkan oleh sebuah pikiran yang muncul di dalam benaknya. Tidak mungkin? batinnya.
Apa yang dilakukan anak keempat? Kenapa dia menatap Kakak ipar tanpa berkedip? Tatapan matanya masih sangat aneh. Pria ini... Tidak mungkin kalau dia tiba-tiba mengetahui bahwa Kakak iparnya sangat cantik, dan menyukai Kakak iparnya, kan? Tanya Yan Shaoqing di dalam hatinya seolah sedang menebak-nebak.
Saat pikiran ini terlintas di dalam benaknya, Yan Shaoqing malah seperti sedang mengejutkan dirinya sendiri. Ia merasa jika tebakannya benar, maka itu akan terlalu menakutkan menurutnya. Saat itu, perang dunia mungkin bisa saja pecah.
Keheningan Gong Zeli membuat Shen Rou juga memperhatikan keanehan tersebut, ia lalu menoleh dan melihat mata Gong Zeli yang tertuju pada tubuh Qiao Mianmian. Gong Zeli begitu tidak sadar, bahkan sampai Yan Shaoqing baru saja berbicara dengannya, tetapi ia tidak menanggapi.
Ekspresi Shen Rou tiba-tiba berubah, seketika ada rasa krisis di dalam hatinya. Sebelumnya Gong Zeli mana pernah melihat Qiao Mianmian seperti ini. Shen Rou bisa melihat dengan jelas, dan tatapan mata Gong Zeli jelas tidak memiliki rasa jijik. Sama sekali berbeda dari sikap sebelumnya ketika ia melihat Qiao Mianmian. Lalu, ada kepanikan di dalam hatinya tanpa alasan. Entah bagaimana ini bisa terjadi.
Karena Shen Ruo, bukankah Gong Zeli membenci Qiao Mianmian? Sejauh ini, hanya Gong Zeli yang berada di garis depan yang sama dengannya, bersedia membantunya dan melindunginya, bahkan jika Gong Zeli juga...
"Zeli," Dengan panik, Shen Ruo tidak bisa menahan diri untuk tidak memanggil Gong Zeli.
Namun, Gong Zeli sepertinya tidak mendengar dan tidak menanggapi Shen Rou. Karena matanya masih menatap langsung ke arah Qiao Mianmian.