Menutrisi Otaknya Menjadi Seorang Wanita Pemuja Harta
Menutrisi Otaknya Menjadi Seorang Wanita Pemuja Harta
"..." Yan Shaoqing benar-benar tidak tahu harus berkata apa. Apakah wanita sialan ini begitu tidak sabar? Apakah karena setelah mengetahui identitasku, dia jadi ingin mengambil kesempatan untuk melumpuhkanku? Takut kalau aku akan menyesal di kemudian hari? batinnya.
Yan Shaoqing tiba-tiba tidak memiliki banyak perasaan baik pada Jiang Luoli. Sebab, ada banyak wanita yang mendambakan uangnya, tetapi ia lah yang pertama memiliki sikap yang begitu buruk. Benar-benar tidak menyangka bahwa Kakak iparnya adalah seorang gadis yang lembut dan lucu, tapi malah memiliki sahabat yang begitu aneh.
Tidak. Yan Shaoqing harus mengingatkan Kakak iparnya lain hari untuk menjauhkannya dari sahabatnya ini. Karena wanita yang begitu memuja harta mungkin akan merusaknya.
"Baiklah kalau begitu," jawab Yan Shaoqing sambil menggigit gigi belakangnya. Di dalam hatinya, diam-diam ia mencemooh Jiang Luoli. Tetapi dengan ekspresi baik di wajahnya, dengan lembut ia berkata, "Baguslah jika kau tidak keberatan."
"Lalu kita?" tanya Jiang Luoli sambil mengangkat alisnya ke arah Yan Shaoqing, dan terlihat semakin tidak sabar.
Yan Shaoqing tiba-tiba merasakan hawa dingin. Ia menyesalinya, karena mungkin lebih baik ia meminta maaf kepada Kakak iparnya dan mengakui kesalahannya sekarang. Namun juga karena takut Kakak kedua akan menghajarnya, ia lalu memilih sembarangan wanita untuk mengutarakan cintanya.
"Uhuk, uhuk, aku tidak sabar untuk segera pergi berkencan denganmu. Tapi kalau kita pergi, meninggalkan Kakak iparku di sini sendirian juga bukan hal yang bagus," kata Yan Shaoqing yang masih ingin memberontak.
"Tidak akan," jawab Jiang Luoli sambil tersenyum tipis. Ia lalu meraih lengan Qiao Mianmian, dan berkedip padanya, "Sayang, aku akan berkencan sekarang, kau sendirian tidak masalah, kan?" tanyanya.
"Luoluo, kmu..." gumam Qiao Mianmian yang benar-benar tidak mengerti apa yang sedang dilakukan oleh Jiang Luoli.
Bagaimanapun, dengan pemahaman Qiao Mianmian tentang Jiang Luoli, ia pasti tidak terlalu menyukai Yan Shaoqing. Dan tadi Yan Shaoqing juga sedang berakting. Keduanya... Entah apa yang sebenarnya mereka lakukan.
"Karena kau baik-baik saja, maka aku akan pergi," ucap Jiang Luoli sambil berbalik dan menjejalkan mawar itu ke Yan Shaoqing. Membiarkannya memegang seikat bunga, kemudian berjalan keluar ruangan, berjalan sampai ke pintu. Setelah itu ia berhenti sekali lagi, dan mengangkat alis ke arah Yan Shaoqing. "Tuan Yan, cepatlah."
Jian Luoli bahkan sengaja meremas suaranya, sambil mengoceh sebanyak yang ia inginkan. Yan Shaoqing yang mendengarnya, merasa kalau kulit kepalanya mati rasa, dan sekujur tubuhnya dibuat merinding. Kakinya juga bergetar dan bahkan hampir jatuh ke tanah.
———
Mereka keluar dari klab malam. Saat Yan Shaoqing hendak mengambil mobil, ia lalu mendengar wanita di sebelahnya menghentikannya, "Itu, Tuan Yan, tunggu sebentar." Saat suara wanita kembali ke intonasi normalnya, dan kedengarannya tidak begitu menyebalkan.
Yan Shaoqing berbalik. Meskipun di dalam hatinya ia tidak terlalu menyukai wanita ini, namun ia tetap bersikap lembut. Karena mengingat ia adalah sahabat Qiao Mianmian. "Ada apa Nona Jiang?" tanyanya.
Jiang Luoli tersenyum dan mengulurkan tangannya untuk mengangkat rambut panjang di depan dadanya. Di mata Yan Shaoqing, tindakan ini seperti dengan sengaja sedang menggodanya. Seketika, ia tidak bisa menahan ejekan di dalam hatinya. Oh, cuma tipuan seperti itu, masih ingin pamer di hadapanku? batinnya.
Tidak tahu apakah Jiang Luoli lebih berpengalaman dari wanita yang pernah dikencani oleh Yan Shaoqing. Lalu, entah apakah menurut Jiang Luoli, ia adalah tipe pria yang bisa dengan mudah digoda. Benar-benar konyol dan kekanak-kanakan sekali menurutnya.
Namun, Jiang Luoli tahu bahwa pria di depannya ini memiliki banyak drama batin, dan sudah akan menutrisi otaknya menjadi seorang wanita pemuja harta. Kemudian ia mengulurkan tangannya, lalu jari-jarinya yang ramping dan putih tipis itu terlihat sangat indah. Setelah itu ia tersenyum dan berkata kepada Yan Shaoqing, "Tuan Yan, dapatkah aku meminta ponselmu? Aku hanya perlu mengirim pesan."
Yan Shaoqing terkejut, "Meminjam ponselku?" tanyanya.
"Em, bisakah?"
Yan Shaoqing menatap Jiang Luoli selama beberapa detik, lalu perlahan-lahan menekuk sudut bibirnya, dan itu membuat jejak matanya terlihat lebih jelas.