Diam-Diam Menikah Dengan Konglomerat

Sepertinya Otaknya Tidak Normal



Sepertinya Otaknya Tidak Normal

2Haha, cara kuno seperti ini lagi. Berpura-pura ponselnya mati, lalu meminjam ponselku dan kemudian mengirimkan nomor ponselku ke nomor teleponnya sendiri. Terus terang saja jika menginginkan informasi kontakku. Ckck, wanita jaman sekarang ini memang berpikir lebih dari satu, batin Yan Shaoqing.     

Dengan ilmu psikologi, Yan Shaoqing hanya melihat tetapi tidak mengatakannya. Lalu, demi Kakak iparnya, ia masih akan memberikan wanita ini sedikit wajah, dan tidak menyanggah di hadapannya.     

Yan Shaoqing kemudian menyerahkan ponselnya dengan senyum menawan. "Tentu saja bisa, jangankan untuk mengirim satu kali pesan, kau juga boleh mengirim pesan sebanyak yang kau mau."     

Jiang Luoli mengambil ponsel Yan Shaoqing dan mengulurkan tangannya untuk menyelipkan rambut di dahinya. Setelah itu ia memberi Yan Shaoqing senyuman cerah sambil berkata, "Terima kasih, Tuan Yan."     

Yan Shaoqing pun langsung membatin, Hehe, mau menggodaku lagi?     

Pada saat ini, Jiang Luoli kini tengah berkata di dalam hatinya, Sial, pria ini terlihat lumayan, tetapi otaknya sepertinya tidak normal, dan tawanya juga aneh.     

Sambil memegang ponsel, Jiang Luoli seolah merasakan tatapan aneh di sisi yang berlawanan. Dengan cepat ia menoleh ke telepon Mo Yesi, dan mengirimkan pesan teks.      

'Dewa pria, aku Jiang Luoli, kesayanganku ada di ruangan 523 di An Ye Liu Guang. Jika kau ada waktu, tolong menjemputnya. Dia tampaknya tidak dalam suasana hati yang baik malam ini, karena dia minum sedikit dan sedikit mabuk. Aku tidak bisa menemaninya untuk sementara waktu, dan aku tidak tenang dia pulang seorang diri. Jika kau ada waktu luang, tolong juga atur seseorang untuk menjemputnya'.     

Jiang Luoli mengirim pesan teks ini, dan hanya dalam beberapa detik, ia kemudian melihat Mo Yesi langsung menelepon. Saat telepon berdering, ia benar-benar terkejut. Melihat itu Mo Yesi yang menelepon, ia pun bersemangat lagi dan segera mengangkatnya, "Dewa, Dewa pria?"     

Ketika mendengar Jiang Luoli memanggil sebutan 'Dewa pria', Yan Shaoqing pun langsung mengerutkan kening dan meliriknya. Wanita ini menjawab telepon siapa? Apakah itu pria yang menelepon? Di depanku, dia masih menyebutnya dewa pria? Drama macam apa ini? Mungkinkah dia ingin dengan sengaja merangsangnya, dan membuatku merasa bahwa dia tidak begitu menyukaiku. Jadi dengan sengaja membuatku marah? Haha, pasti begitu, batinnya.     

Padahal, menurut Yan Shaoqing wanita ini tidak terlihat seperti mudah bergaul, tapi pemikirannya cukup dalam. Bahkan caranya juga datang satu demi satu.      

Suara yang dalam dan menyenangkan kemudian datang dari telepon, "Em... Kau bilang Mianmian masih berada di An Ye Liu Guang?"     

"Iya."     

"Dia mabuk?"     

"Sedikit mabuk."     

"Apakah kau sekarang bersama Yan Shaoqing?"     

"Iya."     

"Beri ponselnya padanya dan aku akan bicara dengannya."     

"Oh." Segera setelah Jiang Luoli mengangkat kepalanya, ia lalu melihat tatapan tajam dan aneh dari Yan Shaoqing. Seketika ia takut untuk memberikan telepon genggam terrsebut, bahkan tangannya sampai bergetar. "Tuan Yan, terima teleponnya."     

Yan Shaoqing tercengang, "Aku angkat teleponnya?" tanyanya.     

Jiang Luoli mengangguk dan menjawab, "Ya."     

Yan Shaoqing menatap Jing Luoli dalam-dalam, dan berpikir bahwa ia ingin melihat trik apa yang sedang dimainkan oleh wanita ini. Jadi ia pun mengambil ponselnya dan ketika hanya berkata 'halo', Namun, setelah mendengar suara dari telepon itu, ia pun langsung tertegun. Semenit kemudian, ia menutup telepon dengan ekspresi tidak percaya di wajahnya.     

Ketika Yan Shaoqing melihat Jiang Luoli lagi, wajahnya tampak aneh. "Kau meminjam ponselku untuk mengirim pesan ke Kakak kedua?" tanyanya.     

"Yah, dia dan Mianmian punya sedikit kesalahpahaman. Jadi aku baru saja berbohong, mencoba menipunya untuk datang. Ngomong-ngomong, bagaimana tadi dia berbicara denganmu, apakah dia akan datang?" tanya Jiang Luoli.     

"Dia memintaku untuk berbicara dengan pihak klab dan memperhatikan Kakak ipar. Dia akan segera datang."     

"Itu bagus," jawab Jiang Luoli yang akhirnya merasa lega. Setelah menyelesaikan tugasnya, ia siap untuk kembali. "Tuan Yan…"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.