Diam-Diam Menikah Dengan Konglomerat

Nona Qiao Sekarang Ada di Kantor Polisi



Nona Qiao Sekarang Ada di Kantor Polisi

2Su Ze melihat ekspresi ketakutan Komisaris Chen. Ia menarik sudut bibirnya dengan sedikit ketidaksetujuan di matanya dan berkata, "Paman Chen, kau juga terlalu gugup. Keluarga Mo sangat besar dan ada kerabat yang tak terhitung jumlahnya di samping mereka. Mengapa kau harus begitu ketakutan?"     

Pantas saja arogansi Mo Yesi begitu tinggi. Ternyata ia hanya mengandalkan keluarga Mo untuk memamerkan kekuatan mereka. Sangat disayangkan bahwa ia hanyalah kerabat dari keluarga Mo, bukan presiden keluarga Mo yang benar-benar memegang kekuasaan. Bahkan jika itu menyinggung perasaannya, tidak mungkin juga bagi keluarga Mo berperang untuk hanya demi seorang kerabat.     

Komisaris Chen mengerutkan kening ketika ia melihat bahwa Su Ze tidak mendengarkan perkataannya barusan dan malah mengatakan tidak apa-apa. Ia sudah mengatakan yang seharusnya ia katakan.     

Meskipun perkataan Komisaris Chen tidak didengarkan, itu tidak ada hubungannya dengan dirinya. Di titik persahabatan antara dirinya dan keluarga Su, ia hanya bisa melakukan sejauh ini. Jika putra keluarga Su ini cari mati sendiri, Komisaris Chen tidak akan menghentikannya.     

"Baiklah. Aku masih ada sedikit urusan. Nanti saat kembali, beritahu ayahmu. Jika ada waktu kosong di lain hari, aku akan mencarinya untuk pergi memancing bersama."     

"Oke, aku akan menyampaikannya pada ayahku. Paman Chen, hati-hati di jalan."     

Setelah melihat Komisaris Chen masuk ke dalam mobil, Su Ze berbalik dan berjalan menuju area lain di tempat parkir. Setelah berjalan mendekat, ia mengeluarkan kunci mobil dan menekan kuncinya. Sebuah mobil sport Porsche abu-abu perak berdering dua kali dan kuncinya terbuka dengan sekali klik.     

Su Ze berjalan mendekat, membuka pintu, dan masuk ke dalam mobil. Saat ia baru saja duduk, ponselnya tiba-tiba berdering. Ia mengeluarkan ponselnya, melihat bahwa seseorang dari perusahaan meneleponnya, dan segera mengangkatnya, "Halo."     

"Presiden Su," sapa sebuah suara yang penuh hormat dari ujung telepon, "Bisakah Anda datang ke kantor polisi sekarang?"     

"Kantor polisi?" Su Ze mengerutkan kening dan bertanya-tanya, "Apa yang terjadi?"     

Setelah ragu-ragu beberapa saat, orang di ujung panggilan itu menjawab, "Qiao, Nona Qiao sekarang ada di kantor polisi."     

"Anxin ada di kantor polisi?" Su Ze tercengang selama beberapa detik dan alisnya berkerut erat, "Ada apa? Awalnya baik-baik saja. Kenapa dia bisa ada di kantor polisi?"     

Setelah ragu-ragu selama beberapa detik, orang itu ragu-ragu dan menjawab, "Nona Qiao adu mulut dengan artis wanita dari Huanyu Entertainment, dan kemudian... Kemudian mereka bertengkar dan seseorang menelepon polisi. Sekarang dia dan artis wanita itu sedang diinvestigasi di kantor polisi."     

"Dia bertengkar dengan seseorang?" ulang Su Ze. Wajahnya terlihat sangat terkejut dan ia tidak bisa memercayainya.     

Dalam hati Su Ze, Qiao Anxin adalah wanita yang lemah lembut. Bagaimana mungkin Qiao Anxin bisa bertengkar dengan orang lain? Apalagi, ketika Su Ze teringat bahwa Qiao Anxin masih sedang mengandung anaknya, wajahnya seketika memucat. Ia meremas ponselnya dan dengan gugup bertanya, "Apakah dia terluka?"     

"Nona Qiao mendapat cakaran di wajahnya dan sedikit di lengannya. Di tempat lain... sepertinya bukan masalah besar."     

Kehamilan Qiao Anxin belum dipublikasikan. Selain keluarga Su dan keluarga Qiao, tidak ada orang luar yang tahu tentang itu. Su Ze jelas mengkhawatirkan anak di perut Qiao Anxin, tetapi ia tidak bisa bertanya secara langsung.     

Setelah memikirkannya, Su Ze bertanya dengan suara yang dalam, "Apakah dia sempat mengatakan ada sesuatu yang terasa tidak nyaman?"     

"...Sepertinya tidak ada. Nona Qiao baru saja mengatakan dia ingin bertemu denganmu dan memintaku untuk meneleponmu."     

Su Ze menghela napas lega. Sepertinya tidak ada yang salah dengan Qiao Anxin. Ia sedang mengandung seorang anak sekarang. Sang ibu harus lebih peduli pada anak di perutnya daripada dirinya sendiri. Jika benar-benar ada sesuatu, Qiao Anxin pasti tidak akan menyembunyikannya.      

"Katakan padanya untuk jangan panik. Aku akan segera datang."     

———     

Ketika Su Ze tiba di kantor polisi, Qiao Anxin baru saja selesai menjalani investigasi. Begitu ia melihat Su Ze, ia berlari ke arah Su Ze dan melemparkan dirinya ke dalam pelukan Su Ze.     

Qiao Anxin memeluk Su Ze dengan erat. Matanya merah, dipenuhi air mata, dan tatapan matanya sangat menyedihkan. Ia mengubur wajahnya di dada Su Ze dan berbisik, "Kakak A Ze, kau akhirnya sampai di sini. Huhuhu... Aku sangat takut."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.