Dia Juga Memeriksa Secara Visual...
Dia Juga Memeriksa Secara Visual...
"Kau... Jangan dengarkan Luoluo berbicara omong kosong," kata Qiao Mianmian.
Qiao Mianmian merasakan tatapan kuat yang tertuju di atas kepalanya. Pria yang memeluknya itu menatapnya dengan tatapan panas, seolah-olah bertanya-tanya apakah itu benar atau tidak.
Beberapa detik kemudian, Qiao Mianmian mendengar Mo Yesi tertawa lagi. Mulut Mo Yesi masih menempel di daun telinganya. Dengan nada rendah yang hanya mereka berdua bisa dengar, Mo Yesi berbisik padanya dengan ambigu, "Aku baru saja memeriksanya. Ada C, jadi dia tidak berbicara omong kosong."
Apalagi, Mo Yesi tidak hanya pernah melihatnya malam itu. Ia juga 'menguasainya'. Memang... cukup menawan. Mungkin, lebih dari ukuran C.
"Mo Yesi…" Qiao Mianmian mengangkat kepalanya karena malu dan memelototi Mo Yesi, "Kau... Dasar bajingan!"
Dia juga mengamati secara visual... Bagaimana bisa dia menatap bagian yang itu... Dia adalah seorang bajingan! rutuk Qiao Mianmian dalam hati.
"Aku seorang bajingan?" Mo Yesi melihat Qiao Mianmian yang marah hingga wajah putihnya memerah. Matanya perlahan bergerak ke bawah, kemudian tertuju ke bibir merah muda Qiao Mianmian yang mengerut. Matanya meredup. Suaranya rendah dan sedikit parau, "Sayang, kau adalah istriku. Mengapa jika aku melihatnya?"
"Aku melihat istriku sendiri. Mengapa disebut bajingan?" tanya Mo Yesi.
Setelah Mo Yesi selesai berbicara, ia melengkungkan bibirnya dan tersenyum. Senyumnya terlihat jahat dan licik. Matanya yang dingin diwarnai dengan aura yang menawan dan centil. Ekspresinya saat ini sangat berbeda dari biasanya. Ia terlihat seperti orang yang berbeda.
Tatapan Mo Yesi membuat Qiao Mianmian sedikit tertegun.
Mo Yesi terlahir tampan dengan keindahan dan ketampanan tingkat tinggi. Pria ini juga memiliki citra dingin dan sulit yang biasanya ditampilkan ke dunia luar. Banyak wanita yang terpesona olehnya. Senyumannya ini adalah jenis ketampanan yang bisa langsung merenggut jiwa orang.
Bahkan, Qiao Mianmian yang telah menjadi istri Mo Yesi dan masih berada di pelukannya juga sedikit terpana. Jika Qiao Mianmian tidak bisa menahannya, ia bisa menjadi sangat terpesona sampai lupa diri. Baru setelah tawa kecil bercanda terdengar di telinganya, ia kembali tersadar.
"Sayang, apakah suamimu begitu tampan? Aku berjanji aku akan terlihat lebih menawan setelah melepas pakaianku. Atau, kita pulang saja dan aku akan melepas baju untuk memperlihatkannya padamu?"
Mo Yesi menundukkan kepalanya dengan ekspresi lembut dan mengulurkan tangan untuk menyampirkan seuntai rambut di pelipis Qiao Mianmian ke belakang telinganya. Tetapi, mulutnya hanya mengatakan pembicaraan yang membuat Qiao Mianmian gerah dan hanya bisa Qiao Mianmian dengar.
Kemudian, Mo Yesi langsung bisa melihat bahwa gadis dalam pelukannya tidak hanya memiliki rona merah di wajahnya, tetapi telinga dan lehernya juga sedikit merah.
Sepasang mata bulat hitam Qiao Mianmian yang menatap Mo Yesi seperti dua buah manik-manik kaca berwarna dan membuatnya terlihat sangat imut. Sangat imut, hingga membuat Mo Yesi sangat ingin mencium Qiao Mianmian... Sampai Qiao Mianmian merasa lemah dan tercekik.
Saat Mo Yesi memikirkannya, tubuhnya menjadi agak panas dan hatinya ikut tergerak. Ia ingin segera pulang. Baginya, tumpukan makanan enak di atas meja sudah berubah menjadi tidak ada rasanya.
Di seberang meja, Jiang Luoli hanya melihat Mo Yesi menundukkan kepalanya sambil berbisik kepada Qiao Mianmian. Entah apa yang Mo Yesi katakan, namun wajah kesayangannya bahkan menjadi lebih merah dari udang yang sudah dimasak.
Meskipun Qiao Mianmian hanya memandang Mo Yesi dari waktu ke waktu, ada rasa manis di matanya. Rasa manis itu membuat Jiang Luoli merasa sedikit gatal. Ketika Qiao Mianmian dan Su Ze berpacaran sebelumnya, Jiang Luoli tidak pernah merasa iri maupun tersentuh. Tetapi, sekarang...
Begitu Jiang Luoli melihat Qiao Mianmian kesayangannya dibelai oleh seorang pria dengan penuh kasih sayang, tiba-tiba ia merasa bahwa pacaran juga cukup baik. Memiliki seorang pacar yang mencintai diri sendiri juga cukup baik.