Diam-Diam Menikah Dengan Konglomerat

Sampai Kau Mencintaiku



Sampai Kau Mencintaiku

2Mo Yesi ingin seorang wanita mencintainya. Tapi, dia akan memberitahukan pikirannya dan caranya dengan jujur di depan wanita itu. Strategi apa ini? Selain itu... Apa maksudnya dia sedang mengejarku? Qiao Mianmian memikirkan ini di dalam hatinya.     

Akhirnya, Qiao Mianmian langsung bertanya di hadapan Mo Yesi, "Mo Yesi, apakah ini berarti kau... sedang mengejarku?"     

"Hng," Mo Yesi mengangguk secara langsung tanpa ragu.     

Qiao Mianmian kehilangan kata-kata, "....."     

"Sayang, aku sedang mengejarmu. Jadi, kuharap kau bisa memberiku kesempatan. Aku juga berharap suatu hari nanti hanya ada satu alasan mengapa kau bersamaku, yaitu karena kau mencintaiku."     

Qiao Mianmian menatap Mo Yesi dengan tatapan kosong, lalu bertanya, "Kau ingin aku memberimu kesempatan apa?"     

Pria itu menundukkan kepala dan menatap Qiao Mianmian. Senyuman mempesona yang terpancar dari matanya yang dalam begitu memesona hingga membuat Qiao Mianmian mabuk kepayang. Kemudian, Mo Yesi menjawab, "Beri aku kesempatan untuk memahamimu dan memperlakukanmu dengan baik. Kau juga cobalah perlahan-lahan menerimaku, memahamiku, dan perlahan mencoba membiarkanku memperlakukanmu seperti suamimu yang sebenarnya, oke?"     

Menghadapi serangan lembut seperti itu, Qiao Mianmian sama sekali tidak bisa menahannya. Jantungnya berdebar kencang seperti dentuman drum. Jantungnya seakan hendak meloncat keluar dari dalam dadanya di detik berikutnya. Perasaan tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri ini membuat Qiao Mianmian sedikit takut, panik, dan juga sedikit bingung...     

Apa yang sebenarnya Mo Yesi inginkan? Qiao Mianmian bertanya-tanya dalam hati.     

Mo Yesi sebelumnya mengatakan bahwa ia membutuhkan seorang istri, karenanya mereka menikah. Tapi, sekarang pria itu mengatakan bahwa ia masih ingin mendapatkan hati Qiao Mianmian. Padahal, mereka sudah berstatus suami-istri. Apakah Mo Yesi masih peduli jika di dalam hati Qiao Mianmian ada dirinya atau tidak?     

"Sayang?"     

Qiao Mianmian terdiam terlalu lama. Mo Yesi pun mencubit dagu Qiao Mianmian dan mengusapnya dengan lembut. Suaranya menjadi semakin rendah dan semakin lembut saat ia bertanya, "Apakah kau sudah memikirkannya dengan baik?"     

Qiao Mianmian terdiam beberapa saat, lalu bertanya dengan tenang, "Bagaimana jika... aku tidak bersedia?"     

Qiao Mianmian awalnya mengira bahwa mungkin Mo Yesi akan marah. Tetapi, tanda diduga, pria itu menjilat bibirnya dan tertawa. "Aku akan terus mengejarmu dan terus memperlakukanmu dengan baik sampai kau mencintaiku," jawab Mo Yesi.     

"....." Qiao Mianmian tidak bisa berkata-kata. Namun, ia memprotes dalam hati, Lalu, untuk apa kau bertanya pendapatku?! Pria yang mendominasi ini!     

Sepasang mata Qiao Mianmian melotot dengan lebar hingga membulat. Pipinya juga menggembung ketika ia marah. Penampilan ini tidak terlihat garang sama sekali. Bahkan, di mata Mo Yesi, Qiao Mianmian hanyalah seekor kucing kecil lucu yang ganas. Sangat lucu.     

Penampilan Qiao Mianmian sangat lucu sehingga Mo Yesi ingin menyerangnya lagi. Tetapi, begitu ia teringat bahwa Qiao Mianmian sekarang dalam periode khusus, pemikiran yang baru saja muncul di benaknya dengan cepat menghilang.     

"Sayang, jangan marah. Tidak baik bagi tubuh wanita jika marah-marah saat menstruasi. Hati-hati, nanti perutmu tidak nyaman lagi," kata Mo Yesi. Tangan hangat dan besar pria itu jatuh ke perut bagian bawah Qiao Mianmian dan mengusapnya dengan lembut, "Memiliki seseorang yang baik terhadapmu masih belum cukup? Apakah kau berharap suamimu memperlakukanmu dengan buruk?"     

Qiao Mianmian awalnya tidak merasa bahwa perutnya tidak nyaman. Tetapi, saat Mo Yesi mengingatkannya seperti itu, Qiao Mianmian tiba-tiba merasa perutnya sakit lagi. Ia mengerutkan kening, menggigit bibirnya, dan memelototi Mo Yesi dengan sedikit tidak senang. "Ini semua salahmu. Perutku tidak nyaman lagi," keluh Qiao Mianmian.     

Mo Yesi tercengang, "Benar-benar tidak nyaman?"     

Saat Qiao Mianmian hendak berbicara, rasa sakit itu muncul lagi hingga membuat alisnya mengerut lebih tegang. Bahkan, wajahnya menjadi dua kali lipat lebih pucat.     

Mo Yesi segera memeluk Qiao Mianmian, menggendongnya ke sisi tempat tidur besar, dan dengan lembut membaringkannya di ranjang. Kemudian, ia bertanya pada Qiao Mianmian, "Apakah sangat sakit?"     

Tubuh tegak dan jangkung Mo Yesi berdiri di sisi tempat tidur. Kemudian, ia berjongkok dan mengulurkan tangannya untuk memijat lembut perut bagian bawah Qiao Mianmian. Cara ini juga ia dapatkan dari Baidu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.