Pernah Merindukan Gadis yang Lembut dan Lucu Itu
Pernah Merindukan Gadis yang Lembut dan Lucu Itu
Su Ze menghadang Qiao Mianmian di depannya dan berkata, "Mianmian, ayo kita bicara."
Qiao Mianmian mengangkat kepala, menatap Su Ze dengan acuh tak acuh, dan berkata dengan dingin, "Menyingkirlah dari hadapanku."
Su Ze hanya berdiri terdiam. Ia menundukan kepala dan menatap gadis yang berdiri di depannya, lalu berkata dengan suara yang sulit dan mendalam, "Mianmian, kita perlu bicara, oke? Ada yang ingin kukatakan padamu."
"Aku tidak punya apa-apa untuk dikatakan kepadamu," kata Qiao Mianmian dengan rasa jijik di matanya dan suaranya terdengar dingin.
Sikap dingin dan rasa jijik di mata Qiao Mianmian membuat Su Ze merasa sangat terluka. Qiao Mianmian sekarang seperti landak yang sekujur tubuhnya ditumbuhi duri. Begitu ia melihat Su Ze, seluruh duri di sekujur tubuh Qiao Mianmian berdiri.
Qiao Mianmian menolak untuk berbicara dengan Su Ze. Ia lebih tidak peduli dan bersikap acuh tak acuh padanya daripada orang asing. Hal ini membuat Su Ze tidak terbiasa dan juga sangat sulit menerimanya. Su Ze mulai merindukan gadis lembut dan lucu itu.
"Mianmian, jangan seperti ini," kata Su Ze yang menunjukkan ekspresi terluka di wajahnya, "Aku tahu aku merasa bersalah padamu dan aku juga pernah berpikir untuk menebusnya. Tapi, kau tidak bersedia memberiku kesempatan untuk menebusnya. Katakan padaku, kau ingin aku bagaimana agar kau bersedia memaafkanku?"
Qiao Mianmian tidak menyangka Su Ze akan memiliki kepercayaan diri untuk mengatakan hal-hal seperti itu. Pria itu masih ingin Qiao Mianmian memaafkannya? Seberapa tebal wajahnya sampai bisa mengatakan kata-kata yang tidak tahu malu seperti itu?
Su Ze sangat tidak tahu malu hingga bahkan membuat Ibu Su tidak tahan melihatnya lagi. Ibu Su melangkah maju dan memukul kepala Su Ze sambil marah-marah, "Dasar bajingan ini. Kau telah melakukan sesuatu yang mengecewakan, tapi kau masih tidak tahu malu dan memohon agar Mianmian memaafkanmu? Cepat masuk kembali, lalu jangan keluar lagi dan membuat malu!"
"Ibu," Su Ze menghindari tamparan Ibu Su dan berkata dengan sedikit marah, "Aku benar-benar ingin mengatakan sesuatu kepada Mianmian. Jika Ibu tidak mengerti apa-apa, jangan menambah masalah bagiku, oke?"
Ibu Su malah menampar Su Ze lagi. Ia sangat marah hingga seluruh tubuhnya gemetar dan ia membentak anaknya, "Aku tidak mengerti? Kau dan rubah betina yang tidak tahu malu itu menghasilkan seorang anak! Apa aku masih bisa tidak menuduhmu bersalah? Biar kuberitahu. Jangan anggap karena ada anak, dia bisa menjadi bagian keluarga Su. Selama aku belum mati, jangan sampai dia berpikir dia akan berhasil melakukannya."
"Ibu, tapi itu adalah cucu kandungmu!"
"Cucu macam apa? Aku tidak mengakuinya! Dia wanita yang begitu sembarangan. Dia bisa merayumu tanpa memedulikan rasa malu dan dia juga bisa merayu pria lain. Siapa yang tahu anak di dalam perutnya itu punya DNA siapa? Kau begitu mempercayainya?"
"Bu, apa yang kau bicarakan? Selain aku, Anxin tidak bersama dengan pria lain. Jika ini bukan cucumu, lalu cucu siapa lagi?"
Ibu dan putranya sedang bertengkar, sementara Qiao Mianmian berdiri di samping dan memperhatikan selama beberapa detik. Ia mengurungkan niatnya untuk membujuk Ibu Su, lalu berbalik dan pergi. Biarkan Ibu Su memberi bajingan seperti Su Ze pelajaran. Tidak masalah, Qiao Mianmian juga tidak punya alasan untuk menghentikan Ibu Su.
Qiao Mianmian cepat-cepat menyeberangi jalan dan berjalan menuju Rolls-Royce hitam yang diparkir dengan aman di bawah pohon ara. Begitu ia berjalan ke samping pintu, terdengar suara 'klik' dan pintu mobil langsung terbuka.
Pria yang duduk di kursi belakang mengangkat kepalanya dan menampakkan wajahnya yang tampan. Lalu, matanya yang gelap dan dalam tertuju pada Qiao Mianmian. Matanya menatap Qiao Mianmian dengan lembut.
Ketika tatapan mereka bertemu, bibir Qiao Mianmian terangkat. Qiao Mianmian membungkuk dan begitu ia masuk ke dalam mobil, ia ditarik oleh lengan pria yang kuat itu ke dalam pelukannya. Lengan ramping itu melingkari pinggang Qiao Mianmian dan memeluknya dengan posesif.
Saat pintu mobil ditutup, suara rendah magnetis pria itu juga terdengar, "Apakah semua masalahnya sudah diselesaikan?"