Jika Dia Mampu, Datang Saja Sendiri untuk Mengancamku!
Jika Dia Mampu, Datang Saja Sendiri untuk Mengancamku!
Qiao Mianmian perlahan mulai tersadar dari keterkejutannya. Ia melihat ekspresi Pembimbing yang sangat gelisah dan tidak tenang. Kemudian, tiba-tiba sebuah dugaan terbesit dalam benaknya. Ia teringat panggilan telepon Mo Yesi dan berpikir, Sikap Pembimbing tiba-tiba berubah menjadi begitu hormat. Apakah Mo Yesi telah melakukan sesuatu?
Qiao Mianmian berpikir ke sana dan kemari, namun hanya ada kemungkinan ini. Setelah Pembimbing selesai berbicara, ia langsung pergi ke lapangan untuk berlari. Qiao Mianmian pun buru-buru menghentikannya, "Pembimbing, tunggu. Luoluo dan saya tidak bermaksud menyalahkan Anda. Anda tidak perlu meminta maaf kepada kami, apalagi sampai berlari di lapangan."
Faktanya, dilihat dari posisi Pembimbing, pembimbing konselor itu sebenarnya tidak melakukan kesalahan apapun. Terjadi pertengkaran antar siswa di asrama sehingga tentu tidak mungkin jika hanya berurusan dengan satu orang saja. Menulis ulasan dan berlari beberapa putaran atau apapun juga bukanlah hukuman yang terlalu berat.
"Benarkah?" Pembimbing tertegun sejenak. Kemudian, ekspresi kegembiraan muncul di wajahnya. Ia melangkah maju, meraih tangan Qiao Mianmian, dan berkata, "Siswa Qiao, jika seperti ini, apakah Anda memaafkan saya?"
"Eh…" Qiao Mianmian diam-diam menarik tangannya keluar dari genggaman Pembimbing, "Pembimbing, saya sudah mengatakannya. Anda tidak melakukan kesalahan apapun. Memang benar kami salah dan seharusnya tidak bertengkar di dalam asrama."
Ekspresi Pembimbing berubah lagi ketika Qiao Mianmian mengatakan ini. "Siswa Qiao, apakah maksud Anda? Anda belum pasti akan memaafkan saya?"
Qiao Mianmian menjawab, "...Bukan itu."
"Lalu, kenapa Anda mengatakan itu?"
Mulut Qiao Mianmian bergerak-gerak, "...Baiklah, saya memaafkan Anda."
Tampaknya jika Qiao Mianmian tidak mengucapkan sendiri bahwa ia telah memaafkannya, Pembimbing akan terus merasa tidak nyaman. Diam-diam, Qiao Mianmian membatin, Aku tidak tahu apa yang sebenarnya dikatakan Mo Yesi hingga membuat orang lain ketakutan sampai seperti ini.
"Benarkah? Siswa Qiao, apakah Anda benar-benar memaafkan saya?"
"...Ya, saya memaafkan Anda."
"Bagaimana dengan siswa Jiang?"
Sudut mulut Jiang Luoli berkedut dua kali. Lalu, ia mengangguk dan berkata, "Baiklah, saya juga memaafkan Anda."
Ekspresi Pembimbing tiba-tiba tampak begitu lega, seakan ia lolos baru saja lolos dari kematian. Ia menekan satu tangan di dadanya dan mengembuskan napas panjang. Ia begitu senang sampai hampir meneteskan air mata bahagia. "Terima kasih atas kebaikan Anda berdua, Siswa Qiao dan Siswa Jiang."
Qiao Mianmian terdiam, "....."
Jiang Luoli juga terdiam, "....."
"Siswa Qiao dan Siswa Qiao, mohon tunggu sebentar."
Pembimbing akhirnya merasa lega setelah mendapatkan pengampunan dari mereka. Ia berbalik badan dan berjalan masuk ke kamar tidur. Kemudian, Qiao Mianmian mendengar Pembimbing berkata kepada Bai Xiao dan yang lainnya, "Kenapa kalian masih bengong? Cepat meminta maaf pada Siswa Qiao dan Siswa Jiang!"
"Atas dasar apa aku harus minta maaf?" jawab Bai Xiao dengan suara yang terdengar marah dan sedih, "Pembimbing, ini tidak adil! Anda telah dengan jelas mengatakan bahwa Jiang Luoli adalah penyebab utamanya. Tetapi, atas dasar apa mereka sekarang benar dan kami sekarang salah?"
Zhang Yuwei mencibir dan berkata, "Bahkan Pembimbing sampai harus minta maaf kepada mereka. Ada seseorang yang benar-benar hebat. Mengandalkan pria untuk memamerkan diri dan menggertak teman sekelasnya, bahkan guru juga dapat digertak. Benar-benar sangat sombong."
"Benar, Pembimbing. Apakah Anda diancam oleh seseorang? Apa yang Anda takutkan? Siapa yang mengancammu untuk tidak langsung mengekspos orang tersebut? Kami tidak percaya lagi. Apakah orang itu bisa sekuat itu sehingga dapat bertindak sewenang-wenang?!"
"Diam kalian!" seru Pembimbing dengan marah, "Tidak ada yang mengancam saya. Jangan bicara sembarangan! Saya meminta kalian untuk minta maaf. Segera minta maaf!"
"Aku tidak mau!" Bai Xiao menggertakkan gigi dan berkata, "Aku tidak takut. Jika dia mampu, datang saja sendiri untuk mengancamku!"
"Aku juga ingin tahu. Jika kita tidak meminta maaf, apa yang bisa dia lakukan pada kita?" Zhang Yuwei berkata dengan dingin, "Jika dia memiliki kemampuan, biarkan kampus yang mengeluarkan kita. Bagaimanapun, dia belum pernah melakukan hal semacam ini."