Dasar Gadis Pemberontak!
Dasar Gadis Pemberontak!
"Qiao Mianmian!" tegur Qiao Ruhai sambil mengerutkan kening, "Perkataan brengsek macam apa yang kau bicarakan?!"
Sudut bibir Qiao Mianmian berkedut lagi. Senyumnya menjadi lebih mengejek saat ia membalas, "Apakah yang aku bicarakan tidak benar? Begitu aku pulang, rumah ini menjadi gelisah. Aku benar-benar tidak boleh kembali. Tetapi, apakah kalian masih berpikir bahwa aku suka dan bersedia untuk kembali pulang?"
Saat Qiao Mianmian berbicara, suaranya berangsur-angsur menjadi lebih dingin dan matanya semakin tenggelam. Ia menatap Qiao Anxin dengan dingin dan berkata lagi, "Jika bukan karena ide seseorang yang ingin menempati kamar ibuku, aku benar-benar tidak tertarik untuk kembali ke rumah ini."
Qiao Mianmian beralih pada Qiao Ruhai dan menegaskan, "Ayah, tidak peduli bagaimanapun kau setuju dengan mereka, aku tidak akan pernah mengizinkan Qiao Anxin pindah ke kamar ini! Kamar Ibu harus dijaga apa adanya dan tidak ada yang diizinkan untuk menempatinya. Ini yang kau janjikan sendiri pada Ibu! Ayah, apakah kau tidak menyesalinya sekarang?"
Ekspresi Qiao Ruhai tiba-tiba berubah dan bahkan menjadi lebih buruk dari sebelumnya. Pria tua itu mengencangkan bibirnya. Setelah beberapa detik terdiam, ia berkata dengan amarah, "Anxin ini berada dalam situasi khusus! Dia juga hanya menempati kamar ini selama setahun. Setelah anaknya lahir, Anxin akan pindah lagi. Ibumu adalah wanita yang baik semasa hidupnya. Jika ibumu masih ada, ibumu juga pasti dapat mengerti pemikiranku. Tapi, kau, Mianmian? Sejak kapan kau berubah menjadi begitu agresif? Anxin bukanlah orang luar. Anxin adalah adik perempuanmu sendiri!"
"Hah," Qiao Mianmian mendengus dan berpikir bahwa itu sangat konyol, "Tidak peduli seberapa pengertiannya ibuku, dia tidak akan ingin memberikan kamarnya kepada anak dari wanita yang menjadi orang ketiga dalam pernikahannya. Soal adikku..."
Qiao Mianmian berhenti bicara sejenak untuk menatap Qiao Anxin dengan mata dingin. Lalu, ia berkata dengan suara dingin, "Aku tidak memiliki adik perempuan yang juga menjadi orang ketiga dan menghancurkan hubungan kakak perempuannya sendiri."
Plak!
Qiao Mianmian baru saja selesai berbicara saat sebuah tamparan keras mendarat di wajahnya. Tamparan ini begitu kuat hingga langsung membuat wajahnya terlempar ke satu sisi. Ada bau darah di antara bibir dan giginya. Telinganya sampai berdengung untuk beberapa saat dan wajahnya langsung menunjukkan cetakan lima jari yang berwarna merah cerah. Pipi putih dan lembutnya langsung membengkak.
Qiao Ruhai masih merasa bahwa tamparan itu tidak cukup untuk meredakan amarahnya. Ia menunjuk wajah Qiao Mianmian dan mengutuk dengan menyakitkan, "Dasar gadis pemberontak! Bibi Lin adalah orang yang lebih tua dan dia adalah ibu tirimu. Kau benar-benar mengatakan hal yang keterlaluan! Kenapa aku, Qiao Ruhai, membesarkan seorang putri yang begitu keras kepala?!"
Setelah tamparan ini, Lin Huizhen dan Qiao Anxin tercengang selama beberapa detik. Tak satupun dari mereka mengira bahwa Qiao Ruhai Qiao benar-benar akan melakukan hal seperti itu. Bagaimanapun, Qiao Ruhai masih sangat mencintai Qiao Mianmian dan tidak pernah menampar putrinya sejak kecil. Seharusnya ini menjadi pertama kalinya pria tua itu main tangan pada putrinya.
Setelah beberapa saat tertegun, Qiao Anxin akhirnya menunjukkan senyum bahagia di wajahnya. Ia merasa begitu bahagia melihat Qiao Mianmian ditampar. Jelas sekali ia senang jika Qiao Mianmian menderita.
Tamparan Qiao Ruhai langsung membuat Qiao Mianmian terhenyak. Setelah beberapa detik, barulah ia tersadar kembali. Telinganya masih berdengung dan matanya masih berkunang-kunang. Ia pun memegangi setengah wajahnya yang bengkak dan perlahan menoleh. Awalnya tatapan mata Qiao Mianmian terlihat tidak percaya dan terluka. Tetapi, setelah beberapa saat, tatapan matanya mendadak berubah menjadi penuh ejekan dan ketidakpedulian yang dingin.
Tamparan Qiao Ruhai agak disesalkan. Ia barusan sangat marah hingga pusing dan kehilangan akal. Setelah Qiao Ruhai menampar Qiao Mianmian, barulah pikirannya menjadi lebih sadar.
Sejak Qiao Mianmian kecil hingga besar, Qiao Ruhai tidak pernah menampar putrinya. Meskipun cintanya pada Qiao Mianmian tidak sebaik sebelumnya serta sekarang ada Lin Huizhen dan putrinya, hubungan antara ayah dan putrinya selama bertahun-tahun juga tidak bisa hilang begitu saja. Bagaimanapun, Qiao Mianmian adalah putri kandung Qiao Ruhai yang pernah menjadi kesayangannya.