Kau Gila!
Kau Gila!
Semua orang kaya biasanya akan mencari pasangan yang sederajat dengan mereka. Qiao Anxin sendiri bisa bersama Su Ze karena ia dapat bergaul dengan baik di industri hiburan. Bahkan, jika keluarga Qiao tidak baik, kekuatan penghasilannya sendiri juga tidak buruk.
Namun, Qiao Mianmian? Hanyalah seorang wanita malang yang tidak memiliki apapun selain sedikit kecantikannya. Paling bagus, ia akan menjadi kekasih yang sebenarnya hanyalah dijadikan permainan. Qiao Mianmian hanyalah simpanan dari pria terkemuka itu. Meskipun ia begitu dimanja sekarang, beberapa waktu kemudian ia pasti juga akan ditendang jika pria itu sudah bosan memainkannya.
"Brengsek!" Qiao Chen sangat marah setelah mendengar perkataan Qiao Anxin dan berteriak padanya, "Kakakku bukan tipe orang seperti yang kau katakan! Qiao Anxin, apa kau benar-benar berpikir bahwa semua orang tidak tahu malu seperti kau?"
Qiao Chen benar-benar sangat marah hingga mengangkat tinjunya, melihat Qiao Anxin sambil menggertakkan gigi, dan mengusirnya, "Keluar! Keluar sekarang! Jika kau berani mengatakan sesuatu yang buruk tentang kakak perempuanku di depanku, jangan salahkan aku jika aku tidak bersikap sopan lagi!"
Wajah Qiao Anxin berubah menjadi pucat karena marah. Ia tidak menyangka Qiao Chen akan melindungi Qiao Mianmian sampai sedemikian rupa. Qiao Anxin benar-benar dimarahi sehingga ia tidak bisa lagi mempertahankan sikapnya yang sedari tadi berpura-pura lembut.
Qiao Anxin menarik napas dalam-dalam dan menahan keinginannya untuk marah. Ia berusaha membujuk Qiao Chen lagi, "Chenchen, semua yang kau katakan itu benar. Kakak baru saja dipelihara oleh pria itu…"
"Pergi!" teriak Qiao Chen dengan wajah yang sudah memucat. Ia mengambil gelas di meja samping tempat tidur dan melemparnya ke arah Qiao Anxin, "Keluar dari sini!"
Sebelum Qiao Anxin selesai berbicara, ia melihat sebuah gelas kaca terbang ke arahnya. Ekspresi wajahnya berubah dan ia cepat-cepat memalingkan muka.
Pyar!!!
Gelas itu jatuh ke lantai hingga air di dalamnya terciprat keluar. Qiao Anxin akhirnya tidak tahan lagi dan meledakkan amarahnya. Ia menggertakkan gigi dan mengutuk, "Qiao Chen, apa kau sudah gila?!"
"Masih tidak keluar?" Qiao Chen mengambil vas lain dengan mudah.
"Kau! Kau gila!"
Qiao Anxin sangat ketakutan melihat Qiao Chen hendak menghancurkan vas itu lagi. Ia pun cepat-cepat segera berbalik dan berlari ke arah pintu. Begitu sampai di depan pintu, ia menghentikan langkahnya lagi dan berkata dengan wajah masam, "Chenchen, apa yang baru saja aku katakan itu benar. Kak Mianmian tahu kau tidak bisa menerima hal seperti ini, jadi dia berbohong dan mengatakan padamu bahwa mereka sudah menikah. Kau memerlukan uang yang tidak sedikit untuk operasi, tapi dia menolak bantuan dari Kakak A Ze dan aku."
Ngomong-ngomong, dia memang melakukannya untukmu, tapi…" Qiao Anxin menghela napas lagi, "Lagi pula, ini bukanlah hal yang terhormat. Aku telah mengatakan semua yang harus aku katakan. Percaya atau tidak, terserah padamu."
Setelah selesai berbicara, Qiao Anxin keluar dari ruang rawat inap Qiao Chen.
———
Setelah Qiao Mianmian bangun, ia mendapati dirinya berada di tempat yang asing. Ia berjalan keluar dari ruang istirahat dan membuka pintu. Kemudian, ia langsung melihat Mo Yesi duduk di meja kerja sambil berkonsentrasi pada pekerjaan kantor.
Lengan kemeja pria itu digulung dan dua kancing kemeja hitam di depan dadanya juga dibuka. Otot-otot lengannya yang terekspos terlihat sangat indah. Saat Mo Yesi menundukkan kepalanya di sudut ini, garis rahangnya juga terlihat sangat seksi dan mempesona.
Suasana di dalam kantor sangat sunyi. Kadang-kadang Qiao Mianmian bisa mendengar suara gemerisik saat Mo Yesi membolak-balik dokumen. Sinar matahari masuk dari sela-sela tirai yang setengah terbuka hingga bayangan belang-belang jatuh ke lantai abu-abu gelap.
Semua orang mengatakan ketika pria akan terlihat paling memesona saat begitu serius melakukan sesuatu. Qiao Mianmian merasa perkataan itu tidak salah sedikitpun. Penampilan Mo Yesi yang begitu serius dengan pekerjaannya benar-benar sangat memesona. Ketika pria itu tidak berbicara dan tidak ada ekspresi di wajahnya, ia benar-benar memancarkan aura murni yang kuat.