Harus Segera Bertemu Denganmu
Harus Segera Bertemu Denganmu
"Jadi, kau harus memperlakukannya dengan baik, seumur hidup harus memperlakukannya dengan baik. Jika suatu hari perasaanmu berubah dan kau bersikap buruk kepadanya, jika itu terjadi aku tidak akan terlalu banyak khawatir."
Begitu Gong Zeli selesai bicara, wajahnya langsung ditinju.
Mo Yesi mengulurkan tangan mendorong Gong Zeli, matanya penuh dengan hawa dingin dan pupil matanya tampak penuh dengan es. "Jangan banyak berangan-angan, kau tidak akan pernah memiliki kesempatan seumur hidup."
Tinju dari Mo Yesi itu membuat darah mengalir keluar dari sudut bibir Gong Zeli.
Gong Zeli asal menyeka, kemudian mengangkat kepalanya. Ia mengaitkan sudut bibirnya, tersenyum, dan berkata, "Iya, bagus jika begitu. A Si, aku juga berharap tidak memiliki kesempatan itu. Jadi, aku ingin kau bersikap baik kepadanya selamanya, dan selamanya mencintai dan menyayanginya. Kau harus membuatnya menjadi wanita paling bahagia di dunia ini. Dengan demikian, aku tidak memiliki kesempatan untuk masuk di dalamnya."
Selama kau dan Qiao Mianmian hidup dengan bahagia, aku perlahan-lahan akan menyerah.
*
"Nona Qiao, ada orang yang mencarimu."
Saat sedang waktu istirahat, seorang pelayan wanita di resort berjalan mendekat.
Mendengar ada orang yang mencarinya, Qiao Mianmian berkata dengan ragu, "Ada orang yang mencariku? Apakah kau tahu siapa orang itu?"
Pelayan wanita itu ingat pria tampan yang baru saja ia lihat, wajahnya sedikit panas. Ia memandang Qiao Mianmian dengan iri dan cemburu. "Seorang Tuan Muda, katanya daia adalah keluargamu."
"Keluargaku?" Keragu-raguan Qiao Mianmian bertambah.
Tuan muda itu adalah keluarganya, dan orang pertama yang muncul dalam benaknya adalah Qiao Chen. Tapi, hari ini bukan akhir pekan, Qiao Chen masih sekolah. Dan juga tidak ada hal yang istimewa, jadi Qiao Chen tidak mungkin datang menemui Qiao Mianmian saat ini.
Dengan ragu-ragu, Qiao Mianmian ikut pergi bersama dengan pelayan wanita.
Setelah beberapa saat …
Saat Qiao Mianmian melihat Mo Yesi, Qiao Mianmian pikir itu hanya ilusinya. Pria yang berdiri tegak membelakanginya, berdiri di dalam kamar tidur tempat Qiao Mianmian tinggal sementara.
Saat Qiao Mianmian membuka pintu, pria yang berdiri di samping jendela perlahan-lahan berbalik badan.
"Mo … Mo Yesi?" Qiao Mianmian membelalakkan mata dan terkejut di depan pintu. Qiao Mianmian tidak percaya, pria yang beberapa jam lalu masih meneleponnya, sekarang benar-benar muncul di depan mata. Karena terlalu terkejut, Qiao Mianmian masih berdiri diam di depan pintu.
Mo Yesi berjalan ke arah Qiao Mianmian dengan cepat, mengulurkan tangannya untuk menarik Qiao Mianmian ke dalam kamar, dan satu tangan lainnya menutup pintu dengan perlahan.
Dalam sekejap mata, Qiao Mianmian mencium bau yang familiar di pelukan pria itu. Qiao Mianmian ditarik masuk ke dalam pelukan pria itu.
Qiao Mianmian bersandar di atas dada Mo Yesi yang berotot, dan bisa mendengar detak jantungnya yang jelas dan kuat. Setelah beberapa saat, Qiao Mianmian perlahan-lahan sadar kembali.
"Mengapa kau bisa ..."
Qiao Mianmian mengangkat kepalanya, baru saja membuka mulut, Mo Yesi sudah mencubit dagunya dan Qiao Mianmian bertemu dengan mata Mo Yesi yang gelap dan dalam.
"Aku mengkhawatirkanmu."
"Mengkhawatirkanku?" Qiao Mianmian mengedipkan mata, dan wajahnya penuh dengan keraguan. "Aku baik-baik saja, mengapa kau mengkhawatirkanku?"
Bibir tipis Mo Yesi mengerucut, dan alih-alih menjawabnya, Mo Yesi justru balik bertanya, "Kenapa, apakah kau tidak senang melihatku? Aku datang untuk menemanimu, apakah kau tidak suka? "
"... Bukan."
"Bagus kalau begitu." Mo Yesi mememuk Qiao Mianmian lagi, mengulurkan tangannya dan dengan lembut menyapu helai rambut di dahi Qiao Mianmian. "Tidak peduli alasan apa aku datang ke sini, anggap saja aku merindukanmu. Aku merindukanmu sampai tidak bisa melepaskan diri dan harus segera bertemu denganmu."