Diam-Diam Menikah Dengan Konglomerat

Nona Qiao Sepertinya Tidak Ragu



Nona Qiao Sepertinya Tidak Ragu

2Apa yang masih bisa dikatakan Qiao Mianmian?      

Qiao Mianmian takut merugikan pihak lain, jadi Qiao Mianmian meminta pihak lain untuk mempertimbangkannya lagi. Karena mereka memutuskan mengontrak Qiao Mianmian setelah memahami segala hal tentang Qiao Mianmian, tidak ada alasan bagi Qiao Mianmian untuk menolak. Toh Qiao Mianmian sudah mengatakan apapun yang harus Qiao Mianmian katakan. Jadi saat nanti produk perusahaan mereka benar-benar tidak terjual, maka jangan salahkan Qiao Mianmian.     

"Tuan Zhang, karena kalian telah mempertimbangkannya dengan matang, maka senang bekerja sama dengan Anda." Qiao Mianmian mengaitkan sudut bibirnya dan mengulurkan satu tangannya.     

Zhang Hai juga mengulurkan tangannya dan sedikit tersenyum. "Nona Qiao, senang bekerja sama dengan Anda."     

*     

Zhang Hai meninggalkan lokasi syuting, masuk ke dalam mobil, dan menelepon seseorang. Setelah panggilannya terhubung, Zhang Hao berkata kepada orang di ujung telepon yang lain dengan hormat, "Tuan Gong, urusannya sudah beres."     

Suara pria yang rendah dan serak terdengar. "Apakah dia sudah menandatangani kontraknya?"     

"Sudah, kontrak telah ditandatangani. Sesuai dengan instruksi Tuan Gong, biaya penandatangan normal diberikan. Nona Qiao sepertinya tidak ragu."     

Di sisi lain, di studio keluarga Gong, ada sangat sedikit benda di studio besar. Tirai putih digulung oleh angin, dan beberapa pot bunga lili yang baru saja mekar ditanam di ambang jendela yang terbuka. Di luar jendela adalah taman keluarga Gong.     

Di pertengahan musim panas, banyak bunga bermekaran pada waktunya. Sekilas, bunga-bunga itu berwarna ungu dan merah cerah.     

Gong Zeli sedang duduk di dekat jendela, lengan kemejanya digulung hingga siku, dan satu tangannya memegang kuas. Setelah mencelupkan sedikit warna, Gong Zeli menggunakan kuas untuk menelusuri garis halus dan cantik wajah gadis itu di papan gambar. Tangan Gong Zeli yang lain memegang ponsel dan mengangkat telepon.     

Setelah mengatakan beberapa patah kata, Gong Zeli melemparkan ponselnya di samping. Perhatian pria itu tertuju pada gambar di hadapannya.     

Di papan gambar, ada gambar seorang gadis yang cantik dengan rambut keriting panjang dan gaun putih panjang yang sedang duduk di pinggir pantai. Kedua kaki gadis itu basah kuyup terkenal air laut, dan sebagian gaun panjangnya juga terendam air laut. Beberapa burung camar mengelilingi gadis itu.      

Gadis itu mengulurkan tangannya dan memegang seekor burung camar di telapak tangannya. Gadis itu menatap burung camar di telapak tangannya sambil tersenyum manis dan hangat. Lukisan ini hampir selesai.     

Gong Zeli memegang kuas dan menambahkan mata gelap gadis itu, mata hitam gadis kecil itu tampak jelas sedang marah. Gong Zeli menorehkan kuas yang terakhir dan menyimpan kembali kuasnya.     

Gong Zeli duduk di depan lukisan itu sambil menatap gadis di lukisan dengan matanya yang panjang dan gelap untuk waktu yang sangat lama. Tidak pedulu bagaimanapun Gong Zeli melukisnya, tapi Gong Zeli tidak bisa menggambar aura gadis itu sendiri. Gong Zeli merasa terpana untuk sementara waktu.     

Setelah kembali dari perjamuan makan malam hari itu, Gong Zeli mulai lebih sering memimpikan Qiao Mianmian. Beberapa malam, hampir setiap malam, Qiao Mianmian selalu masuk ke dalam mimpi Gong Zeli. Gong Zeli merasa pasti ada masalah dengan psikologinya dan berubah menjadi tidak normal. Seperti ada dua orang iblis di dalam hatinya, setiap hari kedua iblis itu terus berdebat di dalam batinnya tanpa henti.     

Satu orang iblis berkata: Kau tidak bisa mendambakan istri temanmu, Qiao Mianmian ada istri saudaramu sendiri. Tidak peduli seberapa besar kau menyukainya, kau tetap tidak boleh memiliki perasaan terhadapnya. Gong Zeli, menyerahlah, kalian tidak mungkin bersama selamanya.     

Iblis lainnya berkata: Kau sudah susah payah akhirnya dapat menemukan gadis yang kau sukai. Mungkin selain dia, seumur hidup kau juga tidak akan bertemu dengan gadis kedua yang bisa membuatmu luluh. Apakah kau akan benar-benar menyerah begitu saja dan benar-benar tidak akan merebutnya? Apakah kau yakin kau tidak akan menyesal di masa depan?     

Setiap hari, dua pemikiran ini terus berputar-putar di dalam benaknya tanpa henti. Gong Zeli menghabiskan setiap hari dalam kontradiksi seperti ini. Gong Zeli jelas sudah memutuskan untuk menyerah, tapi keesokan harinya, Gong Zeli merasa tidak rela dan mengubah pemikirannya lagi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.