Diam-Diam Menikah Dengan Konglomerat

Jangan Biarkan Keluarga Mo menjadi Lelucon Untuk Kedua Kalinya



Jangan Biarkan Keluarga Mo menjadi Lelucon Untuk Kedua Kalinya

1"Kakak tetangga itu sangat menyukai Jiang Luoli. Orang tua Jiang Luoli juga bermaksud agar Jiang Luoli bersama dengan pria itu sebelumnya, tapi ditolak oleh Jiang Luoli," tambah pria itu.     

Pupil mata Nyonya Mo semakin berbinar, bahkan ada senyuman di sudut bibirnya. Nyonya Mo menatap pria itu, dan berkata dengan penuh semangat, "Lanjutkan."     

"Baik, Nyonya." Pria itu berhenti sejenak, kemudian lanjut berbicara. "Gadis itu dan tuan muda tertua baru saja berpacaran belum lama ini, hubungan keduanya pasti masih belum stabil. Jika muncul kesalahpahaman seperti ini, khawatirnya tuan muda tertua tidak akan begitu menyukainya. Nyonya, coba Anda pikirkan, hal apa yang paling dipedulikan oleh pria?"     

Nyonya Mo terdiam selama beberapa saat, kemudian membelalakkan mata.     

"Maksudmu ..."     

"Iya, jika Nyonya percaya padaku, serahkan masalah ini padaku. Saya jamin akan menyelesaikan masalah ini dengan baik, dan menyelesaikan masalah Nyonya."     

Jantung Nyonya Mo berdetak sedikit lebih cepat, dan ada sedikit keraguan di matanya.     

"Nyonya ingin memutuskan hubungan buruk tuan muda tertua sesegera mungkin, jadi tidak bisa ragu-ragu lagi. Jika nanti dia telah mengandung anak tuan muda, nantinya, masalahnya akan sulit diatasi. Jika nyonya tertua tahu masalah hamil ini, nyonya tertua pasti akan membiarkan wanita itu masuk demi anak itu.     

"Tuan muda tertua kami adalah seseorang yang akan melakukan hal besar, statusnya di masa depan bahkan lebih mulia dan bergengsi. Mana mungkin wanita itu layak untuk tuan muda tertua. Nyonya melakukan ini juga demi kebaikan tuan muda tertua, saya yakin tuan muda tertua pasti memahami kerja keras Nyonya.     

"Tuan muda tertua adalah anak yang selalu berbakti, juga bukan orang yang membuat masalah dengan Nyonya demi seorang wanita biasa. Nyonya tidak perlu mengkhawatirkan banyak hal."     

Hati Nyonya Mo awalnya agak sedikit ragu-ragu. Mo Yesi sudah membuat masalah dengannya, hingga hubungan mereka berubah membeku. Sebelumnya, Nyonya Mo juga tidak percaya putra keduanya yang selalu berbakti berani membuat masalah dengannya demi seorang wanita. Tapi sekarang ...     

Jika putra sulungnya juga membuat masalah dengannya, apa yang harus ia lakukan? Tapi, ada beberapa hal yang terpaksa harus ia lakukan.     

Keluarga Mo sudah menjadi bahan lelucon. Jadi ia tidak akan membiarkan keluarga Mo menjadi lelucon untuk kedua kalinya. Bahkan jika kedua putranya mengeluh dan menyalahkannya di masa depan, ia cukup melakukannya sampai tidak ada keraguan di dalam hatinya. Semua yang ia lakukan adalah demi kebaikan mereka. Meskipun mereka tidak dapat mengerti sekarang, tapi suatu hati mereka juga akan mengerti kerja kerasnya ini.     

Memikirkan sampai di sini, sudah tidak ada lagi keraguan di dalam mata Nyonya     

"Baiklah, segera pergi untuk mengatasi masalah ini. Kau harus melakukannya dengan hati-hati, jangan sampai orang lain tahu. Terutama jangan sampai tuan muda tertua tahu. Sekarang adalah saat yang paling kritis untuknya, jangan sampai membuatnya terganggu."     

Setelah terdiam selama beberapa saat, pria itu pergi dari ruang piano.     

Nyonya Mo menoleh dan melihat ke luar jendela. Ia menghela napas, dan berkata pada diri sendiri, "Shixiu, jangan menyalahkan ibu. A Si sudah melakukan hal yang salah, jadi aku tidak akan membiarkan kalian melakukan kesalahan lagi dan lagi."     

*      

Menjelang malam hari, Mo Yesi pergi ke rumah Mo Shixiu untuk menjemput Qiao Mianmian. Kaki depannya baru saja tiba, tidak sampai beberapa menit, Mo Shixiu juga sudah kembali.     

Qiao Mianmian dan Jiang Luoli sedang bekerja sama untuk bermain game. Kak Lin mengetuk pintu, kemudian berjalan masuk ke dalam kamar, dan berkata kepada mereka. "Nona Jiang, Nyonya Muda kedua, Tuan Muda Tertua, dan Tuan Muda sudah kembali."     

Begitu Kak Lin selesai berbicara, dua sosok tinggi berjalan masuk dari luar pada saat yang bersamaan.     

Kak Lin melihat keduanya berjalan masuk dan langsung menyapa dengan hormat. "Tuan Muda Tertua, Tuan Muda Kedua."     

Jiang Luoli dan Qiao Mianmian mengangkat kepala pada saat yang bersamaan. Begitu melihat kakak beradik yang sama-sama tampan dan mulia, kedua orang tersebut perlahan-lahan berjalan mendekat.     

Qiao Mianmian dan Mo Yesi seperti pasangan suami istri yang sudah tua. Setelah keduanya saling tersenyum, Mo Yesi mengulurkan tangannya dan Qiao Mianmian meletakkan tangannya di atas tangan Mo Yesi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.