Diam-Diam Menikah Dengan Konglomerat

Terlalu Buruk



Terlalu Buruk

2"..." Wei Zheng terdiam.     

Apakah ini masalah pas atau tidak untuk makan sup? Ia sangat ingin mengatakan, 'Nona Shen, Presiden Mo sudah menikah. Jika Presiden Mo ingin makan sup, ada Nyonya Mo yang akan merebus untuk Presiden Mo makan. Kau hanya sebatas teman, merebuskan sup sepertinya tidak terlalu baik, bukan?'     

Lagi pula, ia berani jamin, Presiden Mo tidak mungkin akan makan sup itu sama sekali. Terakhir kali, saat Shen Rou mengirimkan makanan, Presiden Mo bahkan tidak meliriknya sedikit pun.     

"Hehe, Nona Shen benar-benar baik hati."     

"Sudah seharusnya." Shen Rou sepertinya tidak mendengar ejekan dalam perkataan Wei Zheng. Shen Rou mennaikkan sudut bibirnya. "Selama A Si suka, tidak masalah jika aku memasak setiap hari. Aku sangat senang dapat melakukan ini semua untuknya."     

"..." Wei Zheng terdiam.     

Kau baik baik saja. Tapi, apakah ini baik untuk hubungan Presiden Mo dannNyonya muda? Jika kau setiap hari memasak untuk pria yang sudah menikah, apa yang akan terjadi? Apakah kau tidak merasa itu tidak pantas dilakukan?!      

*     

Wei Zheng dan Shen Rou tiba di luar kantor presiden. Wei Zheng mengulurkan tangan dan mengetuk pintu ruangan. Setelah mendapat izin dari dalam, ia membuka pintu. Ia masuk terlebih dahulu, lalu melirik Shen Rou yang ada di belakangnya, terbatuk, dan berkata, "Presiden Mo, Nona Shen sudah datang.     

Mo Yesi sedang duduk di meja hitam. Ia dengan cepat mengetukkan jarinya pada keyboard. Tanpa mengangkat kepalanya, ia dengan samar menjawab, "Ya."     

"Nona Shen, silakan duduk sendiri."     

Wei Zheng menunjuk ke sofa di sebelahnya. Begitu ia hendak berbalik badan dan pergi, ia mendengar Mo Yesi memanggilnya, "Pesan restoran yang cocok untuk kencan di malam hari. Oh iya, kemudian bantu aku memesan seikat mawar merah. Tidak perlu terlalu banyak, cukup 99 tangkai saja."     

Shen Rou baru saja duduk. Begitu mendengar perkataan Mo Yesi, tubuhnya langsung menegang. Jika ia tidak salah dengar, barusan, Mo Yesi meminta Wei Zheng memesan sebuah restoran yang cocok untuk berkencan. Kencan tentu saja tidak mungkin dengan klien pria. Jadi, orang yang ingin ditemui Mo Yesi pasti seorang wanita. Mo Yesi juga meminta Wei Zheng memesan bunga segar ...     

Wanita mana yang membuat Mo Yesi begitu perhatian?     

Saat pikiran itu keluar dari hatinya, ekspresinya berubah jelek dan tidak terkendali.     

Wei Zheng sama-sama melirik Shen Rou. Setelah berpikir beberapa saat, Wei Zheng bertanya sambil tersenyum, "Apakah Presiden Mo akan berkencan dengan nyonya muda?"     

"Menurutmu?" Mo Yesi berkata dengan santai. "Yang kau tannya ini omong kosong. Selain nyonya mudamu, siapa lagi yang aku kencani?"     

"Benar, benar, benar, ini pertanyaan yang tidak masuk akal. Saya hanya ingin tahu kapan nyonya muda kembali. Saya akan segera memesan restoran dan bunga segar. Presiden Mo tenang saja, saya pasti akan melakukan semuanya dengan benar dan membuat Anda serta nyonya muda memiliki kencan yang sangat romantis dan manis."     

Begitu Wei Zheng selesai bicara, ia melirik ke arah Shen Rou lagi. Wajah Shen Rou sudah sangat menghitam seperti pantat panci. Sekilas, sudah langsung tahu bahwa Shen Rou sangat marah.     

Wei Zheng langsung merasa puas, karena apa yang ia katakan barusan memang sengaja untuk merangsang Shen Rou. Jelas-jelas tahu bahwa Presiden Mo sudah menikah dan memiliki istri, tapi masih saja mengganggu Presiden Mo. Ini benar-benar terlalu buruk. Bahkan ia sebagai asisten tidak sanggup melihatnya lagi.     

Awalnya kesan Wei Zheng terhadap Shen Rou cukup baik. Ia merasa Shen Rou seorang wanita cantik dengan penampilan, paras, dan latar belakang yang baik. Tapi, tidak peduli seberapa cantik Shen Rou, begitu Shen Rou memiliki hati yang buruk, ia merasa tidak begitu cantik lagi. Terutama, Shen Rou masih berpikir untuk menghancurkan hubungan Presiden Mo dan nyonya muda. Ini lebih tidak bisa ditolerir olehnya.     

Presiden Mo dan nyonya muda saling menyayangi, hubungan mereka juga sangat baik. Bagaimana mungkin Shen Rou dapat dengan mudah menghancurkan mereka. Mungkin Presiden Mo mengizinkan Shen Rou naik bukan untuk nostalgia dengan Shen Rou. Presiden Mo pasti juga sudah menyadari pikiran Shen Rou.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.