Diam-Diam Menikah Dengan Konglomerat

Bukan Memintanya Pulang Untuk Membuatnya Merasa Menderita



Bukan Memintanya Pulang Untuk Membuatnya Merasa Menderita

3"Fitnah?" Ibu Mo sama sekali tidak percaya, alisnya menukik tajam dan berkata, "Ada orang yang memfoto kalian sedang bersama, tapi kau masih mengatakan kalau ini fitnah?"      

"Bu, bukan, aku ..."      

Saat Qiao Mianmian sedang ingin menjelaskan, ia mendengar suara rendah dan dingin dari orang di sampingnya. "Masalah ini sudah diklarifikasi, hal apa lagi yang perlu ditanyakan? Aku tahu dengan jelas orang seperti apa istriku ini. Ibu, lain kali jika kau mendengar rumor lainnya, kau bisa menanyakan dulu padaku. Sikapmu yang galak terhadap Qiao Mianmian akan membuatnya takut.     

"Aku membawanya kemari dengan maksud ingin membuatnya merasakan kehangatan keluarga, bukan memintanya kemari untuk membuatnya merasa menderita dan disakiti."      

Selesai Mo Yesi bicara, ia mengulurkan tangannya ke bawah meja, untuk menggenggam dan meremas tangan Qiao Mianmian dengan lembut. Tindakan itu menunjukan Mo Yesi percaya dan melindungi Qiao Mianmian.     

Wajah ibu Mo menjadi semakin buruk melihat semua ini. Ia sangat marah hingga wajahnya pucat. "Rumor apanya? Apakah jika Qiao Mianmian mengatakan rumor, itu benar-benar rumor? A Si, kau jangan terlalu memercayainya. Kau pikir aku membuat masalah tanpa alasan? Jika bukan karena ada bukti yang nyata, apakah aku akan mengatakan hal seperti itu? Kau tidak memercayai ibumu, malah memilih percaya pada orang luar?"     

Ibu Mo sangat marah. Putra kandungnya lebih memercayai kata-kata orang luar daripada dirinya. Pada saat kritis seperti ini, Mo Yesi masih memilih wanita itu dan tidak mendukung ibu kandungnya sendiri. Mo Yesi bahkan sampai membuat ibunya merasa malu.     

Akibat amarah yang amat mendalam, seolah menghabiskan akal sehat Wen Pei hingga tak tersisa, membuat semua kalimat yang terpendam di dalam hati terucap seluruhnya tanpa disaring.     

Begitu ibu Mo mengatakan ini, ekspresi nenek Mo tiba-tiba berubah. Mata Mo Yesi menggelap. Meskipun ekspresinya terlihat seperti biasa, tetapi sorot matanya terasa sedikit dingin.      

Mo Shixiu juga mengerutkan kening. Ia sedikit terkejut ibunya bisa mengatakan hal-hal seperti ini. Di matanya, ibu Mo selalu menjadi ibu yang anggun, lembut, berwawasan luas, dan baik. Sejak kecil, Mo Shixiu selalu mendapatkan macam-macam pendidikan termasuk pengembangan diri dengan sangat baik. Tidak mungkin Ibu Mo mengatakan hal-hal yang menyakiti orang seperti ini.      

Itu adalah kalimat pahit dari mulut ibu mertua yang kejam. Ibu Mo menyebut menantunya sendiri sebagai orang luar. Bukankah ini hal yang sangat menyakitkan?     

"Wen Pei, apa yang kau lakukan sekarang sangat mengecewakanku! Apakah ini yang harus kau katakan sebagai seorang ibu mertua? Mianmian sudah menikah dengan A Si. Dia adalah anggota keluarga Mo. Kau bahkan mengatakan dia sebagai orang luar?"      

Setelah ibu Mo selesai berbicara, ia juga menyadari jika sudah mengatakan hal yang tidak seharusnya dikatakan. Tapi ia harus tetap mempertahankan harga dirinya. Ia juga tidak mungkin menarik kembali kalimat yang sudah diucapkan. Lebih tidak mungkin lagi ia meminta maaf dan mengakui kesalahannya pada menantunya sendiri. Selain itu, ia merasa tidak melakukan kesalahan apapun. Bagaimana mungkin ia memperlakukan menantunya yang tidak bermoral ini sebagai anggota keluarganya?     

Wen Pei sudah mengatakan semuanya, tidak perlu ada yang ia khawatirkan lagi. Ia berkata dengan keras kepala, "Bu, dia sudah melakukan hal tidak terpuji, apakah dia pernah berpikir bahwa dia adalah menantu dari keluarga Mo kita? Memangnya kenapa jika aku tidak memperlakukannya sebagai satu keluarga? Aku benar-benar tidak menginginkan menantu seperti itu!"      

"Cukup." Nenek Mo tiba-tiba menggebrak meja. Wajahnya terlihat amat berang dan ia berkata dengan marah, "A Si sudah mengatakannya, itu hanya rumor. Mianmian adalah istrinya. Jika masalahnya benar seperti ini, apakau kau pikir A Si bisa tetap diam saja? Mianmian adalah istrinya sendiri. Bukankah dia akan lebih mengerti daripada kau sebagai ibu mertuanya?" kata nenek Mo.     

"Kau jangan mendengar rumor-rumor itu dan menganggapnya serius. Jika kau masih membuat keributan dengan rumor ini, makan malam yang enak ini jadi rusak karena kau," tambah nenek Mo.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.