Diam-Diam Menikah Dengan Konglomerat

Istriku Memang Penurut



Istriku Memang Penurut

1"Benar. Mereka membuat orang iri. Terlihat sekali kalau tuan muda sangat mencintai nyonya muda," komentar palayan.     

"Penampilan nyonya muda begitu cantik, temperamennya juga baik, sangat normal jika tuan muda menyukainya. Aku juga menyukai Nyonya Muda."     

"Benar, benar, benar. Aku juga menyukai nyonya muda. Bahkan beliau tidak memasang jarak dengan kita."     

Sekelompok pelayan wanita sedang membicarakan tuan muda dan nyonya muda.     

Di lantai atas, Qiao Mianmian baru saja masuk ke dalam kamar. Ia langsung menerima telepon dari Linda. Ia melirik dan segera mengangkat telepon itu. Di seberang telepon, Linda langsung bertanya terus terang, "Mianmian, apakah kau sudah mempertimbangkannya?"     

Qiao Mianmian sudah mempertimbangkan masalah tanda tangan kontrak. Jadi ia juga langsung menjawab, "Iya, aku sudah mempertimbangkannya dengan matang. Besok bawakan kontraknya. Kita janjian bertemu di sebuah tempat saja."     

Linda terdiam beberapa detik dan baru membuka mulutnya, nada gembira bisa terdengar dari kalimatnya yang tenang, "Baikah. Untuk tempatnya kau tentukan sendiri, besok kita akan bertemu."     

"Oke."     

Pembicaraan keduanya juga sangat singkat. Selesai berbicara, Qiao Mianmian menutup teleponnya lebih dulu. Sementara itu mo Yesi menghentikan langkah, menundukan kepala, dan melihat Qiao Mianmian. "Telepon dari siapa?"     

"Dari mantan agen Qiao Anxin, adik tiriku itu." Qiao Mianmian tidak berpikir untuk menyembunyikan masalah ini dari Mo Yesi. Sekarang mereka berdua adalah suami istri, ia juga ingin mendiskusikan masalah ini dengan Mo Yesi dan mendengar pendapatnya.     

Ia merasa pendapat Mo Yesi tidak mungkin salah. Jika Mo Yesi membantunya memutuskan beberapa hal, Qiao Mianmian bisa lebih yakin.     

"Agen adik sambung tirimu?" Mo Yesi tidak mengerti. "Untuk apa dia meneleponmu?"     

Qiao Mianmian berpikir sejenak. Ia kemudian memberi tahu Mo Yesi satu per satu soal itu, bahwa ia janjian bertemu dengan Linda untuk membicarakan tanda tangan kontrak. Pada akhirnya, Qiao Mianmian bertanya dengan serius, "Menurutmu, apakah aku boleh menandatangani kontrak dengannya?"     

Mo Yesi sejak awal tidak pernah main-main dengan urusan Qiao Mianmian. Setelah ia berpikir dengan serius, ia baru memberikan saran pada Qiao Mianmian, "Kurasa tidak masalah. Sekarang hubungannya dengan Xinghui sudah seperti ini dan tidak mungkin bisa kembali seperti dulu.      

"Besok setelah kau ambil kontrak itu, jangan tanda tangan dulu. Bawa pulang dan aku akan membantumu memeriksanya. Kalau tidak ada masalah, kau baru tanda tangan. Barusan kau bilang kalau dia sekarang bekerja di perusahaan Huan Yu?"     

"Iya." Qiao Mianmian mengangguk, "     

"Huan Yu adalah perusahaan agen terbesar di lingkaran kami. Perusahaan ini telah melatih banyak artis peringkat atas. Aktor wanita terbaik tahun lalu semuanya jebolan perusahaan Huan Yu. Jika kontraknya bersama dengan perusahaan Huan Yu, sumber daya mereka seharusnya cukup bagus," kata Mo Yesi.     

"Linda bilang kalau dia berteman dengan para eksekutif perusahaan Hua Yu, jadi tidak ada masalah sama sekali untuk mendapatkan sumber daya. Jika aku mengikutinya, dia menggunakan sumber daya terbaik di tangannya untuk mendukungku. Itu kalau dia tidak berbohong. Aku masih ingin menandatangani kontrak dengan perusahaan Hua Yu," balas Qiao Mianmian.     

Tidak ada satu pun orang di industri hiburan yang tidak memiliki keinginan untuk terkenal. Qiao Mianmian juga memilikinya. Ia masuk ke dalam industri ini karena ia sudah pernah berakting. Tapi, jika ia selalu berperan sebagai peran pembantu atau memainkan peran pendukung, bahkan jika ia begitu menyukai industri ini, setelah waktu yang lama, tetap saja tidak akan ada kemajuan.      

Qiao Mianmian tahu bahwa Mo Yesi tidak terlalu memperhatikan industri hiburan, jadi ia memberitahu Mo Yesi dengan detail.     

Setelah Mo Yesi mendengarnya, ia menganggukkan kepala. "Kondisi yang dia tawarkan cukup bagus. Tapi apakah dia tulus atau tidak, tergantung seperti apa kontrak yang akan dia berikan besok. Kalau aku sudah memeriksa kontraknya, kau baru memutuskan apakah akan menandatanganinya atau tidak"     

"Iya." Qiao Mianmian mengangguk dengan patuh. "Aku tahu, aku tidak akan menandatangani kontraknya terlebih dahulu. Setelah kau melihatnya aku baru akan memutuskan."     

"Istriku memang penurut." Mo Yesi menyukai sikap Qiao Mianmian yang penurut. Qiao Mianmian kelihatan sangat manis. Ia mencubit dan mengangkat dagu Qiao Mianmian, kemudian menciumnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.