Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Kamu Akan Menangis Pada Saat Itu



Kamu Akan Menangis Pada Saat Itu

3Tak berapa lama kemudian, Xiao Cheng masuk untuk mengantarkan dokumen. Ji Jinchuan pun duduk kembali di kursinya.      

"Aku akan menghadiri jamuan makan malam nanti," tutur Ji Jinchuan.     

Xiao Cheng sedikit terkejut saat mendengarnya. Ketika dirinya melaporkan rencana perjalan bisnis Ji Jinchuan di pagi hari, dia juga mengatakan bahwa ada acara jamuan makan di malam hari. Saat itu, bosnya bersikeras untuk mengundurnya. Sekarang kenapa dia tiba-tiba merubah keputusannya? Batinnya.     

Namun, Xiao Cheng pun hanya menjawab dengan baik, lalu keluar dari kantor sambil membawa dokumen yang sudah ditandatangani oleh Ji Jinchuan     

***     

Asistennya tidak tinggal lama di rumah sakit sebelum akhirnya pergi. Ketika sudah waktunya untuk makan, Xu Chengyan pergi ke restoran di lantai bawah untuk membungkus makanan.     

Gu Jinchen tak kunjung bangun dari keadaan koma yang dialaminya. Chen Youran pun tidak memiliki nafsu makan saat ini. Sementara itu, Xu Chengyan yang memiliki lingkungan keluarga yang baik sejak masih kecil merasa sangat jijik ketika membeli makanan yang berada di lingkungan rumah sakit. Pada akhirnya, dia hanya mengambil dua gigitan, lalu membuangnya.     

Melihat Gu Jinchen tak kunjung bangun, Xu Chengyan melontarkan candaan, "Menurutmu, apa dia akan kehilangan ingatannya karena mengalami gegar otak, kemudian melupakanmu?"     

Mendengar hal itu, Chen Youran memberi Xu Chengyan tatapan suram dan berkata, "Kamu terlalu banyak menonton drama."     

Namun, Xu Chengyan bersenandung, lalu membalas, "Itu sangat mungkin. Jadi, kamu harus mempersiapkan diri lebih cepat. Kalau dia tidak mengingatmu setelah bangun, dia hanya akan mengingat mantan istrinya, Chen Shuna. Dan kamu hanya bisa menangis pada saat itu."     

Mendengar dari perkataannya, sepertinya Xu Chengyan tidak tahu apa yang terjadi antara dia dan Gu Jinchen. Chen Youran pun hendak menjelaskan padanya, saat tiba-tiba terdengar ada keributan di luar kamar pasien. Dia pun merasa penasaran dan bergegas pergi untuk membuka pintu bangsal.     

Di luar kamar pasien, dua pengawal menghentikan Gu Shikang, yang berdebat dengan mereka. Ketika pintu kamar pasien terbuka, Gu Shikang tidak terkejut melihat keberadaan Chen Youran. Dia lalu berkata, "Nona Chen, kamu juga di sini."      

Kemudian, Gu Shikang melirik kedua pengawal itu dan berkata, "Kenapa? Jinchen adalah adikku. Kalau sesuatu yang buruk terjadi padanya, apa aku tidak bisa datang untuk menemuinya?"     

Gu Shikang memiliki alasan yang bagus. Chen Youran pun tidak memiliki alasan yang cukup untuk menghentikannya. Akhirnya, dia berkata kepada kedua pengawal itu, "Biarkan dia masuk."     

Kedua pengawal itu pun akhirnya menyingkir. Gu Shikang kemudian merapikan bajunya yang kusut karena bertengkar dengan para pengawal dan masuk ke kamar pasien.     

Melihat seorang pria yang datang bersama dengan Chen Youran, Xu Chengyan seketika langsung bangkit dari duduknya dan berkata, "Apa yang kamu lakukan di sini?"     

Gu Shikang membawa sekeranjang buah dan menatap Xu Chengyan. Dengan senyum di mulutnya, dia mendorong kacamata di pangkal hidungnya, kemudian dia berkata, "Aku adalah kakaknya Jinchen. Tentu saja aku datang untuk melihat apa benar dia mengalami kecelakaan."     

"Kepedulian yang munafik dan juga tangisan buaya," ucap Xu Chengyan sambil menatapnya.     

Lalu, Gu Shikang meletakkan keranjang buah di atas meja dan memandang Gu Jinchen di tempat tidur. Matanya tersembunyi di balik kacamatanya. Samar-samar ada tatapan dan senyuman yang dingin, namun itu hanya sesaat dan begitu cepat berubah sehingga orang tidak bisa menangkapnya.      

Meskipun Gu Shikang mengenakan kacamata dan terlihat lembut, dia tetap sangat berbahaya. Chen Youran pun berpura-pura maju dan mendekati Gu Jinchen. Setelah itu, dia berdiri di samping ranjang pasien.      

Seketika, mata Gu Shikang penuh dengan kewaspadaan. Dia juga dapat melihat niat Chen Youran, lalu dia hanya memberinya senyuman. Senyuman itu tampak sangat lembut di wajahnya. Orang yang tidak mengetahuinya akan dibutakan oleh sikap lembutnya. Dia kemudian memandang Xu Chengyan dan berkata, "Tuan Muda Xu, demi cinta ibuku untuk anak-anaknya, tolong cabut tuntutanmu."     

Nyonya Gu sengaja ingin membunuh, jadi dia memang harus dipenjara. Xu Chengyan sudah menjelaskan kronologinya secara detail ke kantor polisi. Identitas Gu Jinchen juga sangat berperan di sini. Oleh karena itu, waktu penahanannya tidak akan singkat.     

"Apa Nyonya Gu benar-benar mencintai putranya? Lalu, apa hidup Gu Jinchen bukanlah kehidupan yang layak?" Xu Chengyan berkata dengan marah.     

Gu Shikang mendorong kacamatanya dan membalas, "Kalau bukan karena kelakuan Gu Jinchen yang tidak berperasaan dan mengirim adik kedua-ku ke dalam penjara, ibuku tidak akan melakukan hal ekstrim seperti itu. Ibuku hanya tidak dapat menerimanya. Hal-hal buruk yang terjadi adalah karena provokasi."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.