Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Ulang Tahun Gu Yiyi



Ulang Tahun Gu Yiyi

2Kediaman Keluarga Chen…     

Di ruang tamu, Tang Huiru sedang menggendong Gu Yiyi dengan senyum di wajahnya. Si kecil memasukkan jari-jarinya yang gemuk ke dalam mulutnya dan mengisapnya. Kedua mata bulat hitamnya tampak jernih, hidup dan energik.     

Hari ini adalah hari ulang tahun Gu Yiyi yang genap berusia dua tahun. Tang Huiru dan Chen Yaoting awalnya berencana untuk mengadakan pesta ulang tahun. Akan tetapi, Chen Shuna menolak dengan sopan. Dia mengatakan bahwa anak-anak tidak perlu terlalu dimanja ketika masih kecil, cukup hanya dengan makan malam bersama keluarga untuk merayakannya.     

Tidak ada yang bisa diberikan sebagai hadiah untuk Gu Yiyi yang masih sangat kecil, jadi Chen Yaoting memberi cucunya itu amplop merah. Sementara hadiah dari Tang Huiru adalah beberapa pakaian baru yang terdiri dari pakaian untuk musim semi, musim panas, musim gugur dan musim dingin. Kebanyakan dari pakaian itu berwarna pink, seolah Gu Yiyi akan dikemas menjadi little pink princess.     

Di pintu ruang tamu, tiba-tiba terdengar suara riang Bibi Zhang, "Tuan, Nyonya, Nona Kedua dan Tuan Muda Kedua telah datang."     

Chen Youran dan Ji Jinchuan mendengar suara berisik dari luar ruang tamu. Saat ini, Chen Youran memegang lengan Ji Jinchuan dengan satu tangannya dan membawa kue di tangan lainnya.     

Melihat dua orang itu masuk, napas Gu Jinchen tiba-tiba terhenti. Matanya tertuju pada tangan Chen Youran yang memegang lengan Ji Jinchuan. Dia merasa seolah jantungnya tertusuk ujung pisau yang tajam. Otot-otot tubuhnya menegang hingga kram, bahkan dia seolah tidak bisa merasakan keberadaan tubuhnya lagi.     

Setelah masuk ke ruang tamu, Chen Youran menyapa satu demi satu orang dengan senyuman di wajahnya. Kemudian, dia memberikan hadiah yang dibawanya kepada Gu Yiyi untuk dipakai. Hadiah yang dibawanya adalah kalung dengan liontin kunci umur panjang. Dia membelinya sebelum datang ke sini. Dia memilih dan memperhatikan semua liontin yang ada di toko perhiasan dalam waktu yang cukup lama. Di bawah referensi Ji Jinchuan, akhirnya dia memilih liontin kunci umur panjang itu dan sepasang gelang dengan hiasan lonceng.     

"Jinchuan, kemari dan duduk," ucap Chen Yaoting sambil tersenyum.     

Ji Jinchuan pun mengangguk ringan sambil memeluk Chen Youran untuk duduk di sofa tepat di sampingnya. Merasa ada mata yang terus menatap dirinya, Chen Youran mengangkat matanya dan tampak curiga. Di sana tampak Gu Jinchen yang bersandar di sofa tunggal dengan bulu mata terkulai. Wajahnya tampak sedikit pucat.     

Tiba-tiba, telepon kediaman Keluarga Chen berdering. Tang Huiru pun mengambilnya dan menerima telepon. Saat dia mengucapkan kata, 'ayah', semua orang mengetahui bahwa telepon itu berasal dari Kakek Chen.     

Setelah menutup telepon, Tang Huiru menatap Chen Shuna dan berkata, "Kakekmu ingin melihat Yiyi melalui panggilan video."     

Setelah itu, Chen Shuna meminta pelayan rumah untuk pergi ke ruang kerja di lantai atas dan mengambil laptop. Sementara Tang Huiru memegangi Gu Yiyi. Chen Shuna kemudian mengaktifkan fungsi obrolan video. Dan seketika wajah tua serta pucat Kakek Chen muncul di layar laptop.     

Ji Jinchuan, Gu Jinchen dan Chen Yaoting saat ini pergi ke ruang bermain catur dan kartu. Sedangkan Chen Youran duduk di samping mereka sambil menonton panggilan video Chen Shuna. Ruang tamu yang biasanya tenang saat ini dipenuhi dengan tawa dan sesekali suara batuk Kakek Chen.     

Saat merasa bosan, Chen Youran keluar dari ruang tamu dan berjalan mengelilingi kediaman Keluarga Chen. Dia berjalan di sepanjang jalur pepohonan menuju taman bunga di arah tenggara. Namun, tiba-tiba langkahnya terhenti.     

Di taman bunga lain, terdapat bunga eksotis dam pohon cemara yang tetap hijau sepanjang tahun. Di taman bunga persegi itu, juga terdapat pohon delima dengan cabang dan daun yang rimbun. Musim gugur dan bulan Oktober adalah musim makan buah delima. Buah tersebut sangat lebat memenuhi seluruh pohon. Buah-buah itu tampak merah. Dan saat matahari tenggelam, pemandangan di taman itu menjadi semakin merah.     

Sinar matahari pun berpijar melalui celah-celah pepohonan. Di atas tanah menimbulkan pantulan cahaya belang-belang dan juga bayangan dari pohon. Ada sebuah delima besar dengan dahan tertekuk, buah itu cukup bisa digapai dan dipetik.     

Chen Youran sedikit memiringkan kepalanya dan tatapan matanya tampak melayang ke mana-mana. Ingatan samar yang tiba-tiba terlintas di dalam benaknya berangsur-angsur menghilang. Dulu, dia suka makan buah delima saat tinggal di Wuzhen. Ketika dia kembali ke kediaman Keluarga Chen, dia selalu merasa ada sesuatu yang hilang, jadi dia membeli bibit pohon delima.     

Pada hari ulang tahunnya yang ke-16, Chen Youran dan Gu Jinchen menanam pohon delima di sana bersama-sama. Pada saat itu, Gu Jinchen berkata, "Di masa depan, semua buah delima akan menjadi milikmu. Dan tidak akan ada yang merampok buah delima milikmu."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.