Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Tidak Ada Orang Lain yang Mendapatkannya



Tidak Ada Orang Lain yang Mendapatkannya

1"Apa kamu tahu ini sudah jam berapa?" Ji Jinchuan memotong perkataan Chen Youran.     

Untuk sesaat Chen Youran tidak menjawab dan hanya berkata, "Ehmm?"     

"Sudah hampir jam 12. Mungkin kamu tidak mengantuk karena sudah tidur sepanjang hari ini. Tetapi aku sudah mengantuk sekarang." Ji Jinchuan tidak berani tidur sama sekali tadi malam. Jadi, dia sekarang sangat mengantuk dan tidak bisa membuka matanya lagi. Dia sangat ingin tidur saat ini, tapi juga tidak ingin membuat orang di sampingnya khawatir.     

Chen Youran kembali berbaring dan berkata, "Baik, tidurlah…"     

***     

Saat Ji Jinchuan bangun keesokan harinya, Chen Youran masih tertidur. Dia menyentuh dahinya dengan tangannya dan dapat merasakan bahwa demamnya sudah mereda. Warna pipi wanita ini pun kini kembali normal. Dia berguling dari tempat tidur, mengambil dua langkah dan berbalik. Kemudian, dia mengambil ponsel Chen Youran dan mematikan alarm. Kemudian dia pergi ke ruang ganti, mengambil pakaian dan pergi ke kamar mandi.     

Saat Ji Jinchuan selesai mandi, Chen Youran sudah bangun dari tidurnya. Dia mengusap matanya dan berkata, "Kenapa kamu tidak membangunkanku?"     

Ji Jinchuan mengeluarkan dasi bermotif kotak-kotak berwarna biru dari ruang ganti dan memakainya sambil menghadap cermin. Lalu, dia berkata, "Istirahatlah dengan baik di rumah. Kalau kamu merasa bosan, kamu bisa menonton televisi selama satu jam atau mencari beberapa buku di ruang kerjaku."     

"Tidak ada ruang untuk diskusi?" tanya Chen Youran sambil menatap Ji Jinchuan dengan sedih.     

Ji Jinchuan telah selesai mengikat dasinya dan membalikkan badan. Kemudian, dia menjawab tanpa ragu-ragu, "Tidak…"     

"Baiklah, aku akan turun dan sarapan denganmu." Chen Youran mengerutkan bibir dengan getir.     

Ji Jinchuan tidak keberatan kali ini. Dia mengambilkan setelan pakaian rumah yang longgar dan memberikannya kepada Chen Youran. Setelah Chen Youran selesai mandi, mereka berdua pun turun bersama.     

Melihat mereka turun bersama, Bibi Wu meletakkan makanan di atas meja dan bertanya, "Nyonya Muda, apakah Anda akan pergi bekerja hari ini?"     

"Si bos sangat memperhatikan karyawannya dan memberiku libur tiga hari," kata Chen Youran yang sudah duduk di meja makan.     

Ji Jinchuan tidak memberinya ruang untuk diskusi. Suara dinginnya yang lembut seperti biasanya terdengar berkata, "Tidak ada orang lain yang mendapat perlakuan seperti ini."     

Chen Youran mengangkat alisnya dan memandang pria yang ada di seberangnya, lalu bertanya, "Jadi, perusahaan menetapkan peraturan kalau karyawan harus tetap pergi bekerja dalam keadaan sakit?"     

Ji Jinchuan menyeruput susu sejenak, lalu menjawab, "Apa kamu pernah melihat ada karyawan sakit lalu aku memintakan izin untuk mereka?"     

Di hadapan semua karyawan, dia hanya memiliki satu identitas, yaitu bosku. Namun, dalam keadaan sebenarnya, dia bukan hanya bosku, tapi juga suamiku. Bisakah keduanya disamakan? Terlebih lagi, dia hanya perlu menghubungi Feng Yi dan tidak perlu menulis surat izin lalu menandatangani persetujuan, batin Chen Youran.     

"Itu adalah keberuntunganku," balas Chen Youran dengan mata yang menyipit.     

Setelah selesai sarapan, Chen Youran mengantar Ji Jinchuan keluar dari ruang tamu. Ji Jinchuan mengambil dua langkah di depan untuk menghentikannya agar berdiri di atas tangga beranda rumah saja. Dia lalu berkata dengan suara yang hangat, "Di luar dingin, masuklah…"     

"Baik, pulanglah lebih awal malam ini," kata Chen Youran sambil memunculkan senyum tipis di wajahnya.     

Di bawah langit yang cerah, senyum Chen Youran tampak lembut dan cantik. Ji Jinchuan diam-diam mengalihkan pandangannya dan berjalan menuju mobil.     

Xiao Cheng segera keluar dari mobil dan membukakan pintu untuknya. Ji Jinchuan membungkukkan tubuhnya dan masuk ke dalam mobil. Xiao Cheng menutup pintu, berjalan maju dua langkah, membuka pintu pengemudi dan naik ke dalam mobil.     

"Presiden Ji, rapat kemarin tiba-tiba dibatalkan untuk sementara, jadi direktur memiliki beberapa pendapat mengenai itu," tutur Xiao Cheng.     

"Hmm…" Ji Jinchuan menanggapinya dengan lemah. Dia memandang wanita yang berdiri di beranda rumah melalui kaca jendela mobil. Wanita itu masih berdiri di tangga dan menatap ke arahnya.     

Setelah Ji Jinchuan pergi, Chen Youran memasuki ruang tamu. Karena pemanas di rumah menyala, dia memakai pakaian lebih sedikit. Setelah berdiri di luar beberapa saat, tangan dan kakinya sedikit dingin. Lalu, tubuhnya menjadi sedikit hangat setelah memasuki ruangan.     

Setelah Bibi Wu menyelesaikan kesibukannya, dia duduk di sofa sambil menonton televisi bersama Chen Youran. Ji Jinchuan memberitahu dirinya bahwa Chen Youran hanya diizinkan menonton televisi selama satu jam sebelum pergi bekerja tadi. Jadi, dia mematikan televisi satu jam kemudian.     

"Nyonya Muda, silakan kembali ke kamar Anda dan beristirahat," ucap Bibi Wu.     

Chen Youran dengan enggan naik ke lantai atas. Dia mencari beberapa buku dari ruang kerja Ji Jinchuan dan membacanya di tempat tidur. Satu pagi telah berlalu, bahkan makan siang untuknya diantarkan oleh Bibi Wu ke kamarnya.     

Saat ini, Bibi Wu sedang mencuci piring. Tiba-tiba, dia mendengar telepon rumah berdering. Dia langsung membersihkan buih sabun di tangannya dan berjalan ke ruang tamu. Dia menyeka tangannya pada celemek, melihat ID penelepon yang tertera di atasnya dan mengangkat gagang telepon. Lalu, dia mengarahkan ke teleponnya telinganya.     

"Tuan Muda…"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.