Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Berhasil Melewati Masa Kritis



Berhasil Melewati Masa Kritis

1Sekitar pukul 10 pagi…      

Chen Youran pergi ke kamar mandi dan mendengar dua rekannya berbicara tentang kematian Direktur Gu, pertikaian keluarga dan pergolakan perusahaan Keluarga Gu. Dia pun langsung kembali ke area kantor setelah dari kamar mandi dan mencari informasi di Internet. Seluruh halaman media penuh dengan berita tentang kematian Gu Changcheng dan kecelakaan mobil pengacara pribadinya sepulang dari rumah sakit. Seketika tubuhnya gemetar karena ketakutan.      

Setelah membacanya, Chen Youran mengambil ponselnya dan menemukan tempat yang sepi untuk menelepon Gu Jinchen pertama kalinya. Gu Jinchen sendiri sedang rapat di ruang konferensi pada saat itu. Rapat itu adalah rapat pemegang saham yang diprakarsai oleh Gu Shikang, jadi ponselnya dalam mode silent. Chen Youran menelepon dua kali berturut-turut, tetapi tidak ada yang menjawab. Jadi, dia memutuskan untuk menelepon Chen Shuna.     

Chen Shuna sendiri tidak mengetahui tentang situasi internal Keluarga Gu. Apa yang dia tahu adalah semua yang diberitakan oleh media. Dia mengetahui isi dari wasiat Gu Changcheng, jadi dia tidak merasa khawatir. Ketika Pengacara Zhang bangun dan menangani pengalihan saham, semuanya akan baik-baik saja.     

"Apa yang terjadi dengan pengacara itu?" tanya Chen Youran. Bagaimana kalau dia meninggal dalam kecelakaan mobil itu atau menjadi cacat dan tidak bisa berbuat apa-apa? Pikirnya.     

Tadi, Chen Shuna telah menghubungi teman-teman medisnya di rumah sakit. Perihal yang pertama ditanyakannya adalah kondisi Pengacara Zhang. Lalu, dia pun menjawab pertanyaan Chen Youran, "Dia berhasil melewati masa kritis. Hanya saja, saat ini dia masih dalam keadaan koma."     

"Itu bagus," ucap Chen Youran sambil menghela napas lega.     

Beberapa saat kemudian, Gu Jinchen kembali ke kantornya setelah selesai rapat dan melihat ada dua panggilan tak terjawab di ponselnya. Secara refleks, dia ingin menghubungi kembali penelepon itu. Tetapi ketika baru saja melakukan panggilan keluar, dia menekan tombol mematikan telepon, kemudian dia melempar ponselnya dan kembali bekerja.     

***     

Saat tiba waktu pulang kerja, semua karyawan sudah meninggalkan perusahaan. Akan tetapi, Chen Youran tidak melihat Ji Jinchuan keluar dari kantornya, jadi dia harus menyelinap masuk ke sana.     

Rupanya, Ji Jinchuan sedang mengadakan konferensi video. Meskipun Chen Youran menutup pintu secara perlahan, tetapi masih saja mengeluarkan suara kecil. Dia pun mengangkat matanya dan menatapnya. Chen Youran bercanda dengan menjulurkan lidahnya dan menunjuk ke sofa di sampingnya.     

Melihat kode itu, Ji Jinchuan mengangguk. Dia diam-diam mengangkat senyum di bibirnya, lalu dia kembali menatap layar komputer dengan bulu mata terkulai dan melanjutkan konferensi.     

Sementara Chen Youran duduk di sofa menunggu Ji Jinchuan. Ketika merasa bosan, dia melihat ponselnya. Xiao Cheng yang berada di sana menuangkan air untuknya dan meletakkannya di depannya. Dia pun mengucapkan terima kasih dengan mulutnya. Lalu, Xiao Cheng mengangguk dan kembali ke sisi Ji Jinchuan.     

Chen Youran telah bekerja sepanjang hari, jadi saat menunduk ke bawah untuk bermain dengan ponselnya selama beberapa saat, dia merasa lehernya sakit. Dia menepuk tulang belakang lehernya dengan satu tangan, lalu mengambil cangkir air dengan tangan lainnya. Kemudian, matanya menatap pria yang tampak serius di depan layar komputer itu.     

Ji Jinchuan telah melepas jas dan menggantungkannya di gantungan baju di dalam kantor. Saat ini, dia hanya mengenakan kemeja putih dan dasi dengan motif garis berwarna biru safir. Tangannya berada di sandaran tangan kursi, sementara wajahnya tampak cool, hangat dan tenang. Suaranya yang lembut terdengar sangat menenangkan di kantor yang sunyi.     

Chen Youran hanya menatap pria itu dan tidak mendengarkan isi pertemuan dengan cermat. Dia tidak mengetahui apa yang sedang dikatakan Ji Jinchuan di sana, tetapi dia menyadari ekspresi pria itu tiba-tiba berubah menjadi serius. Namun hanya dalam beberapa saat, kemudian ekspresinya kembali bermartabat.     

Di akhir pertemuan, Ji Jinchuan melambaikan tangan ke Xiao Cheng. Ketika asistennya itu mendekatinya, dia bertanya dengan suara rendah, "Apa kamu sudah membeli mobil?"     

"Aku sudah membelinya, tetapi aku membawanya pulang ke Teluk Nanhai." Xiao Cheng berkata dengan suara pelan.     

"..." Chen Youran awalnya berpikir untuk mengendarai mobil baru setelah pulang bekerja.     

"Kenapa?" tanya Chen Youran dengan suara pelan. Bukannya ini adalah pertama kalinya dan seharusnya memberikan kunci mobil itu dan membiarkanku untuk mencobanya? Batinnya.     

"Nyonya Muda, apa kamu bersedia mengendarai mobil dengan Presiden Ji dan pergi ke mall bersama?" tanya Xiao Cheng.     

Sebelum Xiao Cheng pergi ke toko 4S di sore hari, Presiden Ji memberitahunya untuk membeli mobil dan langsung membawanya pulang ke Teluk Nanhai. Dia menghabiskan waktu lama untuk mencari tahu apa arti dari perintahnya itu.     

Chen Youran tersedak dan tidak bisa berkata apa-apa. Dia menundukkan kepalanya dengan getir dan terus memainkan ponselnya.     

Lebih dari sepuluh menit kemudian, konferensi video berakhir. Ji Jinchuan mematikan komputernya dan mengambil seikat kunci di atas meja. Kemudian, Chen Youran mengambil jas serta mantel dan menyerahkannya kepadanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.