Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Bagaimana Kamu Tahu?



Bagaimana Kamu Tahu?

3Chen Youran berhenti meronta, menatap Ji Jinchuan dengan tatapan heran dan bertanya, "Bagaimana kamu tahu?"     

Mata gelap Ji Jinchuan terkunci pada pipi Chen Youran. Ketika memikirkan saat-saat wanita itu mencoba gaun pengantinnya, matanya berangsur-angsur tenggelam. Dia membungkuk untuk melampiaskan amarahnya dengan mencium bibir wanita di pelukannya. Semakin wanita itu meronta, semakin dia memberikan senyuman sengit yang menyapu seluruh wilayah sensitifnya.     

Chen Youran bisa merasakan bahwa Ji Jinchuan sedang marah. Tetapi, dia tidak tahu apa yang membuat pria itu marah. Semakin dia berjuang untuk melepaskan diri, pria itu malah semakin ganas. Dia mengangkat kakinya dan hendak menendang alat vitalnya. Namun, ketika dia baru saja mengangkat kakinya, kedua kaki pria itu sudah menahan kakinya lebih dulu. Lalu, bibir pria itu jatuh ke pipi, daun telinga dan lehernya. Di mana tempat pria itu menciumnya, di situlah dia bisa merasakan embusan napasnya yang sangat panas, seolah itu dapat membakar kulitnya dan menimbulkan bekas luka bakar.     

Mereka berdua sempat menjalani hubungan ranjang sebelumnya, jadi Ji Jinchuan sangat tahu tentang bagian-bagian paling sensitif di tubuh Chen Youran. Hanya dalam beberapa menit, dia mampu melunakkan dan merangsang wanita itu.     

Mantel Chen Youran sudah tergantung dengan longgar di bagian bahunya. Lalu dia berkata, sehingga napasnya menyentuh dada Ji Jinchuan, "Kamu…"     

Setelah hanya mengucapkan sepatah kata, Ji Jinchuan mengunci bibir merahnya lagi. Ciuman itu bahkan lebih sengit dari sebelumnya. Chen Youran sudah menggertakkan kedua giginya, tetapi dia tetap tidak bisa menahan erangan. Hal itu membuat wajahnya berubah menjadi memerah karena malu.     

Ketika terus menciumnya, Ji Jinchuan membawa tubuh Chen Youran ke wastafel dan menyentuh ritsleting di sisi bajunya. Chen Youran lalu meraih tangannya dengan panik sambil berkata, "Jangan… Bisa saja ada seseorang yang masuk…"     

"Ada tulisan kamar mandi sedang dalam perbaikan di luar. Apa kamu tidak melihatnya?" Napas Ji Jinchuan tidak stabil. Suaranya terdengar sangat parau bahkan hampir terbakar.     

Pantas saja tidak ada yang masuk dalam waktu yang cukup lama. Jadi, itu alasannya, batin Chen Youran.     

Ji Jinchuan lalu menarik tubuh Chen Youran dan membiarkannya setengah tengkurap di wastafel. Mendengar suara logam dari sabuk di arah belakangnya dan juga suara ritsleting yang terbuka, Chen Youran merasa seluruh isi kepalanya akan meledak. Melalui cermin di depannya, dia melihat pipinya sendiri yang memerah. Dia pun terus melakukan perlawanan agar bisa terlepas.     

Ketika milik Ji Jinchuan dimasukkan ke tubuh bagian bawahnya, kewarasan terakhir Chen Youran akhirnya runtuh. Dia merasa matanya seolah berkabut, sehingga dia tidak bisa melihat dengan jelas apa yang ada di depannya. Satu demi satu gerakan Ji Jinchuan membuat Chen Youran merasa tubuhnya lemas dan hampir tidak bisa berdiri dengan stabil. Jika bukan karena tangan pria itu yang menopang pinggangnya, dia pasti sudah terjatuh dan lumpuh di tanah.     

Di luar kamar mandi, terdengar suara sepatu kulit yang berbenturan dengan tanah, lalu diikuti oleh suara Xu Chengyan, "Youran?"     

Chen Youran seketika menahan napas. Dan pada saat ini, pria di belakangnya menjadi semakin ganas. Ia mengatupkan bibirnya dan menahan dirinya sendiri agar tidak bersuara dan tidak ketahuan bahwa dirinya sedang berada dalam adegan yang memalukan.     

Ketika Xu Chengyan melihat tulisan toilet sedang diperbaiki di sebelahnya, dia mengurungkan niatnya untuk membuka pintu tersebut dan memutuskan untuk mencari orang yang sedang dia cari di tempat lain.     

Mendengar suara langkah kaki yang berangsur-angsur menjauh, detak jantung Chen Youran yang awalnya seperti drum perlahan-lahan menjadi rileks. Ketika dia belum sempat bernapas lega, pria di belakangnya memberikan gerakan yang keras dan seketika suara erangan beriak dari sela-sela giginya.     

***     

Di dalam mobil mewah yang terasa nyaman, Chen Youran menyandarkan tubuhnya di jendela. Bayangan gelap yang berasal dari pemandangan luar melewati wajahnya. Rambutnya yang tergantung di dadanya menutupi setengah dari wajah mungilnya dan juga ekspresinya.     

Ji Jinchuan menyipitkan mata pada Chen Youran dan mengangkat telepon. Tanpa menunggu Xiao Cheng berbicara di ujung telepon, dia langsung berkata, "Aku akan pergi dulu. Kamu urus sisanya."     

Dengan masih memegang ponselnya yang terdengar nada telepon terputus, Xiao Cheng melihat bilik di depannya lagi dan menggelengkan kepalanya tanpa daya.     

Sementara itu, Ji Jinchuan meletakkan ponselnya di rak mobil. Lalu, dengan nada suara yang terdengar dingin dan dalam, dia berkata, "Mengantarmu pulang?"     

Tas dan ponsel Chen Youran masih ada di dalam bilik. Saat ini, dia hanya bisa membiarkan Ji Jinchuan untuk mengantarnya pulang. Dia menggigit bibirnya yang agak kering, kemudian dia berkata dengan nada yang sopan dan pelan, "Maaf merepotkan Presiden Ji."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.