Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Kamu Menemaninya dan Pergi Bersamanya



Kamu Menemaninya dan Pergi Bersamanya

2'Benci', kata itu terasa seperti pisau tajam yang menggores hati Gu Jinchen sehingga membuatnya terluka dan berdarah. Wajahnya seketika menjadi dingin. Dia pun berkata, "Aku tahu apa yang harus aku lakukan. Kamu tidak perlu mengingatkanku."     

Mendengar suara dinginnya, Chen Shuna mengetahui bahwa suaminya itu sedang marah. Dia pun perlahan-lahan mengerucutkan bibirnya.     

Pada saat itu, ponsel Gu Jinchen tiba-tiba berdering. Di dalam ruang kerja yang hening, dering ponsel itu cukup memecah suasana yang canggung. Dia pun segera mengambil ponselnya dan menempelkannya di salah satu telinganya. Entah apa yang dikatakan oleh orang di seberang telepon, tetapi dia tiba-tiba berdiri dengan cepat. Setelah menutup telepon, dia mengambil kunci di atas meja kerjanya dan berjalan keluar dengan cepat.     

"Apakah sesuatu terjadi pada Youran?" tanya Chen Shuna sambil mengikutinya keluar dari ruang kerja.     

"Gu Changcheng mendadak sakit dan masuk rumah sakit," jawab Gu Jinchen. Dia bahkan tidak punya waktu untuk mengganti pakaiannya. Jadi, dia menuruni tangga dengan mengenakan pakaian rumahnya.     

"Apakah aku juga harus pergi?" Chen Shuna juga mengikutinya menuruni tangga.     

Mendengar hal itu, Gu Jinchen sedikit memiringkan kepalanya dan bibir tipisnya sedikit terangkat. Dia lalu berkata dengan suara dingin yang terdengar sangat kejam, "Aku hanya pergi untuk melihat kapan kira-kira dia akan mati."     

Pada saat ini, semua pelayan rumah sudah tidur. Jika ada orang lain yang mendengar perkataan Gu Jinchen, mereka pasti akan terkejut. Seorang anak laki-laki tidak mengkhawatirkan kondisi ayahnya, tetapi malah mencari tahu tentang waktu kematiannya.     

Siapa pun yang mendengar kata-kata itu pasti akan merasa memberontak, tetapi ekspresi wajah Chen Shuna tampak biasa saja. Dia kemudian membalas dengan suara yang lembut seperti biasanya, "Menyetirlah dengan hati-hati di malam hari."     

***     

Chen Youran baru bisa bertemu dengan Xu Chengyan setelah setengah bulan kemudian. Ketika tiba waktunya untuk pulang kerja, dia membersihkan mejanya, mematikan komputernya dan siap untuk pulang kerja. Tetapi, tiba-tiba Xiao Cheng datang dan berkata, "Youran, nanti Presiden Ji akan ada jamuan makan malam. Kamu bisa menemaninya dan pergi bersamanya."     

Dia adalah asisten khusus Ji Jinchuan. Bukankah seharusnya dia yang pergi bersamanya? Batin Chen Youran.     

"Bagaimana denganmu?" Chen Youran bertanya dengan heran.     

Ada ekspresi tidak wajar di wajah Xiao Cheng, lalu dia menjawab, "Ibuku telah mengatur kencan buta untukku. Jadi, aku tidak punya waktu setelah pulang bekerja. Dan Feng Yi sedang tidak enak badan selama dua hari ini. Jadi, apa kamu bisa pergi untuk menemani Presiden Ji?"     

Banyak orang yang mudah jatuh sakit ketika musim gugur. Beberapa orang di Departemen Sekretariat sudah jatuh sakit. Feng Yi pun sudah mengalami flu selama tiga atau empat hari belakangan ini, sehingga tidak mudah baginya untuk tetap pergi bekerja dalam kondisi sakit. Tentu sangat tidak mungkin untuk membiarkannya pergi ke pertemuan sosial dalam kondisi sakit.     

Kalimat terakhir Xiao Cheng terdengar sangat sopan. Chen Youran pun merupakan salah satu anggota Departemen Sekretariat. Jika itu Ji Jinchuan yang berbicara, pasti kalimatnya akan terdengar seolah dirinya tidak boleh memiliki alasan untuk tidak pergi menemaninya. Tetapi, nada bicara Xiao Cheng terdengar seolah masih meminta nasihat darinya.     

"Baiklah…" Chen Youran memberikan senyum lembut dan mengedipkan mata kepada Xiao Cheng. Kemudian, dia melontarkan sebuah candaan pada pria itu, "Aku berdoa semoga Asisten Xiao memiliki kencan buta yang bahagia."     

Wajah Xiao Cheng dibuat lebih tidak wajar dengan kata-katanya yang menggoda. Dengan senyum malu-malu di wajahnya, dia menjelaskan waktu dan tempat jamuan makan malam. Kemudian, dia memberikan kunci mobil kepada Chen Youran dan pergi.     

Chen Youran pun langsung melirik ke kantor presiden. Xiao Cheng mengatakan bahwa waktu jamuan makan malam adalah jam tujuh malam, namun sekarang waktu baru menunjukkan pukul 17.30. Jadi, masih ada satu setengah jam lagi. Dia pun memilih untuk duduk dan menyalakan komputer lagi. Saat ini, seluruh orang di Departemen Sekretariat sudah pulang, jadi area kantor tampak kosong dan sepi.     

Hari ini, Chen Youran sangat sibuk, namun dia sudah menyelesaikan pekerjaannya sebelum waktu pulang bekerja. Jadi, tidak ada yang bisa dia lakukan sekarang. Akhirnya, dia memutuskan untuk membuka penelusuran berita hiburan.     

Pada pukul 6:20, Chen Youran pun mematikan komputer dan pergi ke kantor presiden. Dia mengangkat tangannya dan hendak mengetuk pintu, tetapi pintu kantor sudah ditarik dari dalam. Seketika, tangannya pun membeku di udara. Dia menatap mata Ji Jinchuan yang dalam dan tenang. Tiba-tiba, jantungnya terasa melonjak. Dia langsung menarik tangannya yang terhenti di udara, dan berkata, "Presiden Ji, Asisten Xiao mengatakan kalau kamu memiliki jamuan makan malam. Dan sekarang ini waktunya hampir tiba."     

Satu tangan Ji Jinchuan berada di gagang pintu, sementara tangan lainnya memegang jas di antara lengannya yang tertekuk. Dia mengenakan kemeja hitamnya dan juga dasi yang memiliki motif garis abu-abu berwarna biru. Temperamen bangsawan bawaannya membuatnya tampak begitu memesona.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.