Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Wanita Selalu Ingin Dibujuk (4)



Wanita Selalu Ingin Dibujuk (4)

1Mata Chen Youran terbelalak. Bukannya barusan dia terlihat seperti ingin mencekikku? Kenapa dia sekarang menciumku? Batin Chen Youran.     

Chen Youran memiringkan kepalanya dan membuat gerakan ciuman menjadi tak beraturan. Bibir Ji Jinchuan kemudian jatuh pada lehernya yang seketika membuatnya tersentak. Dia pun langsung berkata, "Nyonya Ji memintamu untuk pulang ke kediaman Keluarga Ji."     

Ji Jinchuan memeluk pinggang Chen Youran dan membenamkan kepalanya di leher wanita itu. Napasnya terdengar terengah-engah selama beberapa saat. Embusan napasnya yang keluar dari mulut dan lubang hidungnya langsung menerpa kulit wanita itu. Chen Youran pun merasa seolah embusan napas itu bisa melelehkannya. Tercium aroma khas tubuh Chen Youran samar-samar, Ji Jinchuan menarik napas dalam-dalam. Gumpalan aroma khas itu mengalir di sepanjang hidungnya hingga menembus ke paru-parunya.     

"Chen Youran, bisakah kamu melupakan Gu Jinchen?" tanya Ji Jinchuan dengan nada yang sedikit terdengar bodoh.     

Gu Jinchen memang sudah menjadi kakak iparnya dan itu adalah fakta yang tidak bisa diubah. Lalu, Chen Youran pun menjawab dengan tenang, "Apa gunanya hidup kalau kita tidak memikirkan diri sendiri? Kalau tidak bisa melupakannya dalam satu hari, maka mungkin bisa melupakannya dalam waktu satu tahun. Kalau tidak bisa melupakannya dalam waktu satu tahun, maka mungkin bisa melupakannya dalam waktu tiga tahun. Suatu hari nanti, aku pasti akan melupakannya."     

Sementara itu, Bibi Wu yang berada di dalam mendengar suara mobil berhenti di luar rumah, namun dia menemukan bahwa Ji Jinchuan tak kunjung masuk dalam waktu yang cukup lama. Jadi, dia memutuskan keluar rumah untuk melihat apa yang terjadi.     

Ji Jinchuan dan Chen Youran tengah berdiri di sisi belakang mobil, jadi Bibi Wu tidak bisa melihat mereka dari pintu ruang tamu, seolah tidak ada siapa pun di luar rumah. Dengan ragu-ragu, dia berjalan ke depan mobil dan melihat ke sisi lain. Ketika melihat dua orang yang sedang berpelukan, dia segera membalikkan badan dan berkata, "Tuan Muda, aku… Tidak sengaja melihat…"     

Saat mendengar suara Bibi Wu, Ji Jinchuan langsung melepaskan tubuh Chen Youran. Dia langsung membetulkan posisi berdirinya yang tegak seperti biasanya dan menutup telinga pada perkataan pelayannya itu. Dia lalu berjalan ke kursi pengemudi dan berkata, "Aku akan mengantarmu pulang."     

Teluk Nanhai adalah daerah perumahan keluarga kaya. Mereka semua memiliki mobil pribadi sendiri, jadi tidak mudah untuk bisa mendapatkan taksi di daerah ini. Chen Youran pun ragu-ragu dan berkata, "Tapi, kamu kan sedang mabuk."     

"Aku akan mengantarmu ke tempat di mana kamu bisa mendapatkan taksi," kata Ji Jinchuan sambil membuka pintu pengemudi.     

Chen Youran berjalan dari belakang mobil menuju ke kursi penumpang depan dan menyapa Bibi Wu ketika melewatinya. Bibi Wu pun berkata dengan ramah, "Nona Chen, bukannya sebaiknya kamu pergi setelah masuk dan minum teh terlebih dahulu?"     

"Ini sudah larut malam, lain kali saja, Bi." Chen Youran menjawab sambil menggelengkan kepalanya. Kemudian dia membuka pintu mobil, masuk ke dalamnya dan duduk manis.     

Chen Youran hanya basa-basi dengan mengatakan 'lain kali', tetapi Bibi Wu memiliki arti lain dari kata-kata itu. Bukannya kalimat itu secara tidak langsung mengatakan kalau dia akan datang lain kali? Batinnya.     

Melihat mobil Ji Jinchuan yang melaju terus menjauh, Bibi Wu tersenyum bahagia. Dia merasa sangat senang karena tuan mudanya sudah menemukan orang yang disukainya. Dia ikut merasakan bahagia untuknya.     

Setelah menyetir lumayan jauh, Ji Jinchuan berhenti di pinggir jalan di tempat di mana bisa mendapatkan taksi. Chen Youran pun turun dari mobil dan berdiri di pinggir jalan untuk menunggu taksi. Setelah itu, Ji Jinchuan juga turun dan bersandar di badan mobil. Dia kemudian menyalakan rokok, mengisapnya dan mengembuskan asap sehingga menutupi wajahnya yang dingin. Gerakannya ketika merokok terlihat elegan dan seksi. Cahaya lampu jalan sedikit redup dan asap berkabut di tubuhnya, menjadikannya seolah tampak misterius dan tidak nyata.     

Dua orang itu tadi berada dalam pergumulan, sehingga membuat ikatan rambut Chen Youran menjadi longgar. Angin malam yang bertiup membuat beberapa helai rambutnya terbang di wajahnya. Dia terlihat dipenuhi dengan semacam keindahan yang lembut dan tenang.     

Jarak di antara keduanya hanya dua meter. Angin yang bertiup malam hari membuat lingkaran asap rokok Ji Jinchuan melayang pada Chen Youran sesuai arah angin. Asap itu mengalir ke lubang hidungnya di sepanjang napasnya.     

Ketika taksi datang, Ji Jinchuan belum selesai merokok. Chen Youran pun melambaikan tangannya untuk menghentikan taksi tersebut. Saat membuka pintu, dia melihat kembali ke Ji Jinchuan dan berkata, "Presiden Ji, hati-hati dalam perjalanan pulang nanti."     

Ji Jinchuan hanya berdeham dengan suara samar-samar. Dia menyadari bahwa jarak mereka agak jauh dan suaranya terlalu ringan, sehingga sangat mungkin jika Chen Youran tidak mendengarnya. Kemudian, dengan lembut dia membuka bibir tipisnya dan berkata, "Kamu juga harus memperhatikan keselamatanmu."     

Setelah itu, Chen Youran melambai padanya dan membungkuk untuk duduk di dalam mobil. Taksi pun melaju pergi. Ji Jinchuan pun juga pergi setelah dia selesai merokok setengah batang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.