Akhir-akhir Ini Dia Terlihat Aneh (3)
Akhir-akhir Ini Dia Terlihat Aneh (3)
Saat menunggu balasan pesan itu, Xue Ling sembari melihat ke arah kamar mandi. Setelah sekitar dua menit, Ji Jinchuan membalas pesan dengan menulis, 'Aku sedang makan'.
Meskipun hanya dua kata sederhana, tetapi itu sudah cukup mengejutkan Xue Ling. Jika hubungan di antara mereka murni hanya sebatas atasan dan bawahan, dengan gaya Ji Jinchuan dalam melakukan sesuatu, pesan seperti seharusnya akan langsung diabaikan olehnya. Akan tetapi, pria itu membalas pesannya. Meskipun dua kata itu tidak dapat mewakili apa pun, tetapi tindakannya kali ini sungguh di luar dugaan.
Bukan hanya Xue Ling yang kaget, tapi Xiao Cheng yang berada di kantor presiden juga memiliki keterkejutan yang sama. Dia membelikan makanan ringan untuk Ji Jinchuan dari sebuah restoran. Kemudian, dia membuka dan meletakkannya di atas meja kerja bosnya itu. Ketika selesai menata makanan tersebut, dia mendengar ponsel Ji Jinchuan berdering, yang merupakan nada dering pesan teks masuk. Ji Jinchuan melihat ponselnya itu. Meskipun ekspresi wajahnya sedingin biasanya, tetapi Xiao Cheng dapat melihat dengan jelas bahwa tatapan mata bosnya itu semakin dalam. Kemudian, dia mengetikkan beberapa kata dengan cepat. Dan tak lama, terdengar dengan jelas bunyi pesan terkirim di ruangan kantor yang tenang.
Dagu Xiao Cheng hampir jatuh ke lantai. Presiden Ji yang dikenalnya adalah orang yang selalu mencemooh dan menolak pesan singkat. Apa yang bisa diucapkan dengan jelas dalam beberapa kata di telepon, mengapa harus repot dengan mengetikkan beberapa kata yang panjang melalui pesan teks. Menurut bosnya itu, hal tersebut tidak hanya merusak otak, tetapi juga membuang-buang waktu. Orang lain banyak yang sudah memahami kebiasaannya, jadi mereka selalu meneleponnya ketika ada sesuatu hal yang perlu dikerjakan. Selama mereka mengirim pesan teks, meskipun itu hal yang besar, dia akan mengabaikannya.
Tapi sekarang dia benar-benar membalas pesan kepada pihak lain! Batin Xiao Cheng.
***
Xue Ling menatap dua kata dalam pesan teks. Dia merenung sejenak, kemudian mengirim pesan teks lagi, 'Sampai jumpa di Taman Zhongshan pukul delapan malam'.
Ji Jinchuan tidak menjawab kali ini. Xue Ling lalu menghapus pesan-pesan itu dan mengembalikan ponsel Chen Youran ke tempatnya semula. Kemudian, dia mulai memakan makanannya dan bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
Chen Youran pun akhirnya keluar dari kamar mandi dan melihat bahwa Xue Ling belum selesai makan. Dia sengaja tidak mau menunggunya dengan berkata, "Aku masih memiliki pekerjaan yang harus dilakukan, jadi aku akan kembali ke perusahaan. Silakan menikmati makananmu pelan-pelan."
"Oke," jawab Xue Ling. Wajahnya tampak tenang dan sama sekali tidak merasa bersalah.
Setelah itu, Chen Youran memanggil pelayan untuk membayar tagihannya. Ngomong-ngomong, dia juga membayar tagihan Xue Ling jadi satu. Setelah mengucapkan selamat tinggal kepada Xue Ling, dia mengambil tasnya dan pergi meninggalkan restoran.
Xue Ling memandangi punggung Chen Youran ketika wanita itu pergi. Tatapan matanya sangat rumit.
***
Ji Jinchuan menatap pesan terbaru yang masuk dalam ponselnya dan sedikit mengerutkan alisnya. Kalau tidak nyaman untuk pergi bekerja, dia dapat berbicara melalui telepon. Kenapa dia mengajak untuk bertemu di tempat seperti taman? Batinnya.
Ji Jinchuan pun tidak berencana untuk pergi. Akan tetapi, keadaan Chen Youran sedikit mengkhawatirkan akhir-akhir ini, jadi dia merasa ada yang tidak beres dengan wanita itu. Setelah waktu pulang kerja tiba, dia menyelesaikan pekerjaannya dan lembur sebentar. Kemudian, dia meninggalkan perusahaan pada pukul 07.30 dan pergi ke Taman Zhongshan.
Waktu menunjukkan pukul 07.58 saat Ji Jinchuan tiba di Taman Zhongshan. Taman itu tidak jauh dari Universitas C. Jadi, banyak terlihat pasangan kekasih muda-mudi yang berduaan di mana-mana.
Ji Jinchuan turun dari mobil dan menyandarkan tubuhnya di badan mobil. Kemudian, dia menyalakan sebatang rokok. Melihat sepasang kekasih yang berjalan dengan bergandengan tangan di depannya, dia jadi memikirkan dirinya sendiri. Saat itu, dia juga mencintai seseorang di usia mudanya dan melakukan hal yang sama dengan orang-orang ini.
Di pintu taman, Xue Ling memandang pria yang bersandar di badan mobilnya tidak jauh dari tempatnya berada. Pria itu merokok dengan terampil dan anggun. Cahaya lampu jalan yang sedikit redup membuat sosoknya terlihat semakin tinggi dan wajahnya yang dingin tampak sedikit samar. Sebenarnya, dia hanya ingin menguji, namun tidak disangka bahwa pria itu benar-benar datang. Bahkan, pria itu juga terlihat sabar untuk menunggu.
Xue Ling merasa sangat cemburu dan mencengkeram tasnya dengan erat. Bagaimana bisa Chen Youran membuatnya begitu menyukainya? Batinnya.