Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Makanan Termahal (2)



Makanan Termahal (2)

2Ji Jinchuan mendorong pintu bilik tersebut. Ada sekitar tujuh atau delapan orang di dalamnya, terdiri dari pria dan wanita. Di samping Lu Jingnian duduk istrinya, Su Wansheng. Dia meletakkan tangannya di punggung kursi Su Wansheng dan menatap pria yang muncul di pintu.     

"Kenapa kamu baru datang sekarang?" tanya Lu Jingnian.     

Tubuh tinggi Ji Jinchuan menghalangi tubuh mungil Chen Youran, jadi semua orang tidak ada yang melihat keberadaannya. Kalau semua orang melihatku, apa mereka semua akan jatuh dari kursi karena shock? Batinnya.     

Sebelum Chen Youran membayangkan adegan itu, Ji Jinchuan sudah melangkan ke dalam bilik. Dan tentu saja sosoknya terekspos di mata semua orang. Mata orang-orang yang berada di dalam bilik tampak penuh dengan keterkejutan, tetapi yang paling tenang adalah Lu Jingnian. Dia hanya sedikit tertegun. Lalu, dia kembali ke kesadarannya hanya dalam beberapa detik.     

"Tidak heran kalau begitu," ucap Lu Jingnian.     

Chen Youran pun memasuki bilik tersebut diikuti dengan tatapan semua orang yang tertuju padanya. Dia duduk di sebelah Ji Jinchuan. Pipinya terasa sedikit panas saat ini.     

"Makanan ini adalah yang termahal yang pernah kubeli," kata Ji Jinchuan menyerahkan lukisan yang dibawanya kepada Lu Jingnian.     

Bibir Lu Jingnian sedikit mengerut, wajah tegasnya tampak tersenyum, tetapi sebenarnya dia tidak tersenyum. Lalu, dia berkata, "Jadi, aku punya dewa penolong. Apa kamu berencana untuk mendapatkan uangmu kembali?"     

"Menurutmu apa itu mungkin?" Mata Ji Jinchuan tampak penuh dengan cahaya.     

Chen Youran tidak begitu mengerti dengan kata 'makanan termahal'. Bagaimanapun Lu Jingnian adalah tuan rumahnya. Apa hubungan antara harga makanan dengan Ji Jinchuan? Terlebih lagi, meskipun Hotel Palin adalah hotel bintang lima, tetapi seberapa mahal harga makanannya untuk orang kaya seperti Ji Jinchuan dan Lu Jingnian? Batinnya.     

Oleh karena itu, Chen Youran berpikir bahwa kata-kata Ji Jinchuan barusan seharusnya mengandung sesuatu di dalamnya. Akan tetapi, dia tidak bisa memahami apa maksud dari perkataan itu.     

Karena ini adalah pesta perpisahan, wajar jika anggur sangat diperlukan. Namun, Ji Jinchuan memindahkan gelas anggur di depan Chen Youran dan berkata, "Dia tidak minum…"     

"Kamu selalu berusaha melindunginya. Tampaknya hal yang baik akan segera datang?" Di antara semua orang yang ada di dalam bilik, hanya Lu Jingnian yang berani menggoda Ji Jinchuan. Dia bersandar di punggung kursinya dan menatap sahabatnya itu dengan kepala miring. Kemudian, dengan senyum penuh teka-teki di matanya, dia bertanya, "Apa kamu yakin?"     

Saat mendengar dua kalimat sebelumnya, Chen Youran hanya mengira mereka bercanda. Akan tetapi, kalimat terakhir Lu Jingnian memiliki makna yang dalam. Dia melirik Ji Jinchuan dan melihatnya berkata dengan tenang, "Nyonya Lu, beberapa tahun yang lalu, saat masih kuliah…"     

Melihat senyum Ji Jinchuan yang ceria, Lu Jingnian menyadari bahwa pria ini jelas lebih gelap darinya. Dia pun segera menyela perkataannya, "Minum, minum, ayo bersulang bersama."     

Ji Jinchuan mengerutkan alis indahnya. Tanpa menyelesaikan kalimatnya, dia pun ikut mengangkat gelas anggur di tangannya.     

Setelah jamuan makan selesai, sekelompok orang itu pergi ke Sands Bay Club dengan mobil mereka masing-masing. Ketika mereka checkout dari hotel, seluruh tagihan dibayarkan atas nama Lu Jingnian. Saat itu, Chen Youran akhirnya tidak bisa menahan diri untuk bertanya, "Kenapa kamu mengatakan kalau tadi adalah makanan termahal?"     

Mata Ji Jinchuan sedikit tertegun mendengarnya. Dengan senyuman langka di sudut mulutnya, dia berkata, "Lukisan yang kuberikan kepada Lu Jingnian tadi adalah karya dari Xu Beihong dengan harga pasar 60 juta Yuan."     

Chen Youran membuka matanya lebar-lebar, 60 juta?!! Itu pasti sangat mahal. Itu mungkin makanan termahal dalam hidupnya, batinnya. Ketika dirinya mengikuti bos besar saat pergi itu bagus, dia tidak hanya bisa makan dan minum, tetapi juga bisa memperluas wawasannya.     

Lu Jingnian telah memesan sebuah bilik di Sands Bay Club lebih awal. Para pria berkumpul untuk bermain mahjong. Sementara Chen Youran dan Su Wansheng duduk di sofa, mereka pun mengobrol.     

"Kamu dan Presiden Lu adalah kekasih semasa kecil?" ujar Chen Youran dengan nada yang terdengar sangat terkejut.     

Su Wansheng adalah wanita yang sangat cantik. Meskipun tanpa riasan, dia tetap memiliki kecantikan yang cerah di wajahnya. Dia tersenyum, lalu berkata sembari mengangguk, "Kami telah mengalami banyak masalah dan tekanan. Tapi syukur kami masih bisa bersama."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.